banner-detik
HEALTH & NUTRITION

8 Cara Memberi Dukungan Orangtua yang Memiliki Anak Penderita Kanker

author

?author?04 Feb 2016

8 Cara Memberi Dukungan Orangtua yang Memiliki Anak Penderita Kanker

Apa yang dapat kita lakukan dalam memberi dukungan orangtua yang memiliki anak penderita kanker? Ini 8 cara memberi dukungan orangtua yang memiliki anak penderita kanker. 

Mendengar berita buruk tentang kenalan kita yang sakit kanker (dan sakitnya pun merupakan penyakit yang ganas) tentuk bukan hal yang nyaman. Saya pribadi kadang-kadang suka nggak ngerti harus bersikap bagaimana jika mendengar kabar kalau ada kenalan saya yang sakit. Serba salah, itu yang saya rasakan. Takut salah bersikap, takut salah berucap. Padahal di dalam hati inginnya memberikan berbagai macam bala bantuan.

7 Cara Memberi Dukungan Orangtua yang Memiliki Anak Penderita KankerGambar dari www.thehealingway.net

Kanker sendiri, menurut Wikipedia adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali, menyerang jaringan biologis di dekatnya atau bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis. Penyebabnya pun bisa beragam, ada faktor genetik atau akibat paparan bahan-bahan kimia yang kini banyak beredar di sekeliling kita melalui makanan yang berpengawet. Saya jadi ingat topik ini sempat hangat dibicarakan beberapa waktu lalu, lantaran WHO mengeluarkan peringatan, bahwa daging olahan salah satu pemicu kanker. Yang dimaksud dengan daging olahan di sini adalah bacon, daging burger, ham, termasuk juga nugget. Tapi jangan lantas menghilangkan daging dari menu keseharian Anda – hanya saja perhatikan proses pengolahannya.

Yang ironis pada kenyataannya kanker bisa menimpa siapa saja, termasuk anak-anak. Ketika dihadapkan dengan situasi ini, orangtua mana yang tidak sedih dan tentu saja membutuhkan dukung moril dari lingkungan terdekatnya. Lantas, sebaiknya bagaimana sih sebaiknya kita bersikap? Atau sebaliknya, apa yang seharusnya kita hindari.

1. Jangan katakan "Saya tahu apa yang kamu rasakan."

Karena faktanya memang kita tidak tahu perasaan dia yang sesungguhnya. Selama (knock on wood) kita tidak pernah mengalami PERSIS seperti apa yang ia alami, percaya deh, kita tidak akan pernah tahu apa yang dia rasakan sesungguhnya.

2. Jangan bertanya "Bagaimana perasaan kamu dan keluargamu?"

Anaknya sakit kanker dan Anda masih bertanya bagaimana perasaan dia? Cukuplah wartawan -wartawan televisi nasional yang kurang cerdas yang mengajukan pertanyaan standar seperti ini ke keluarga korban kecelakaan atau kejahatan (biasanya). Kita jangan ikut menjadi kurang cerdas dan kesannya tidak berempati.

3. Katakan "Apa rencana kalian selanjutnya?"

Biarkan dia bercerita mengenai rencana pengobatan yang mungkin akan dijalani oleh si kecil. Anda bisa membantu dengan mencari tahu dokter, rumah sakit atau jenis pengobatan yang mungkin bisa membantu meringankan beban teman Anda dan keluarganya.

4. Katakan "Kita semua harus kuat demi si kecil."

Melibatkan diri Anda dalam perjuangan yang dia lakukan tentu membuat dia merasa ada teman seperjuangan yang akan membuatnya kuat dalam menghadapi kondisi seperti ini.

5. Tanyakan “Apa yang bisa saya bantu?”

Pertanyaan ini memiliki efek yang sangat kuat. Mungkin aja teman kita akan bingung harus menjawab apa, maka dibutuhkan inisiatif dari pihak kita, misalnya untuk mengajak jalan anak mereka, berkunjung ke rumah mereka untuk menjadi teman curhat atau mengirimkan mereka makanan. Bagi orangtua yang kebetulan anaknya menderita kanker, tahun demi tahun yang dihadapi merupakan perjuangan dan berpotensi menimbulkan stres, nah, hal seperti inilah yang dapatkan meringankan perjuangan mereka.

6. Hindari kalimat “Dia akan bisa melalui ini semua”

Kenapa? Karena tidak seorang pun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi. Kesan yang akan didapat, hanya akan menggurui dan memberikan gambaran yang tidak jelas akan masa depan si anak.

7. Hindari kalimat “Jika saya ada di posisi kamu, saya tidak tahu sanggup apa tidak melalui ini semua”

Baik si kecil maupun orangtuanya tidak ada yang mau ada di situasi tesebut, jadi percaya deh Mommies – buang jauh keinginan Anda untuk melontarkan kalimat demikian.

8. Jadilah teman bicara yang menyenangkan

Menurut Psikolog anak, mbak Vera Itabiliana, sebaiknya kita menjadi teman bicara yang menyenangkan. Siap mendengarkan keluh kesahnya dan  jika bertemu ajak bicara tentang hal lain yang menarik, misalnya berita yang sedang heboh di media, jadi tidak melulu tentang sakitnya anak. Mereka juga butuh topik yang bisa membuat refresh. Selain itu ada ide menarik nih, dari Mbak Vera – “Berikan kejutan kecil seperti memesankan layanan pijat ke rumah supaya si ibu bisa santai sejenak sementara Anda menemani anaknya” tutur Vera.

Mari menjadi pribadi yang lebih peka, di Hari Kanker Sedunia :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan