Harian Kompas tadi pagi menuliskan headline "Darurat Global Hadapi Serangan Virus Zika". Apa itu sebenarnya virus Zika yang ditengarai menjadi penyebab 4.000 kasus microchepaly di Brasil sejak Oktober 2015 lalu?
Gambar dari www.sciencemag.org
Siapa yang tidak khawatir membaca berita mengenai korban virus Zika yang terus ditemukan? Namanya ibu, ya pasti ada rasa khawatir terutama kaitannya dengan kesehatan. Namun tak perlu sampai panik karena sebenarnya untuk mencegah kehadiran virus ini , perlakuannya hampir sama seperti virus dengue demam berdarah. Seperti himbauan Kemenkes yang disampaikan oleh dr. RA. Daniswati. SpoG, Dokter Spesialis kebidanan & Penyakit Kandungan dari RSU Bunda Menteng, “Hindari tempat-tempat yang nyamuk bisa bersarang, misalnya rumah harus sentiasa bersih, jangan sampai ada genangan air, menggunakan lotion anti nyamuk, pakai kelambu, dan ibu hamil sebisa mungkin jangan sampai terkena gigitan nyamuk.” Jelas dr. Danis.
Apa sebenarnya virus Zika?
"Virus Zika ini adalah suatu virus yang berasal dari family virus flaviviridae dan genus flavivirus dan ditransmisikan oleh nyamuk Aedes, salah satunya nyamuk Aedes aegypti, yang menggigit pada siang hari. Virus tersebut biasanya berkembang biak dalam host seperti monyet dan kemudian ditransmisikan oleh nyamuk salah satunya nyamuk Aedes. Virus ini dapat masuk ke dalam darah manusia apabila nyamuk Aedes yang mengandung virus tersebut menggigit manusia,” tutur dr. Erik Rohmando Purba SpPD Spesialis Penyakit Dalam yang praktik di RSU Bunda Menteng.
Pertama kali ditemukan virus ini, di Uganda Afrika pada bulan April 1947 dari seekor rhesus macaque yang terdapat di hutan yang bernama hutan Zika. Inilah asal muasal, nama “Zika” dipakai, untuk nama virus yang belum ditemukan vaksinnya ini.
Hampir semua umur dan jenis kelamin berpotensi terkena virus ini, namun yang kini tengah menjadi perbincangan adalah – ibu hamil yang terinfeksi virus Zika dapat menyebabkan microchepaly, keadaan di mana otak bayi tidak tumbuh dengan maksimal. “Dengan ciri-ciri fisik, bagian kepala mengecil di bagian atasnya. Kemungkinan selamat pada saat lahir bisa, namun untuk bertahan hidup kemungkinannya sangat kecil.” kata dr. Danis yang saya temui di sela-sela kegiatan praktiknya.
Namun menurut dr. Danis sebetulnya masih diselidiki apakah benar virus Zika ini yang menjadi penyebab fenomena maraknya kasus microchepaly di Brasil. Artinya masih diteliti, adakah hubungan antara Zika dan microchepaly, apakah kecacatan ini murni karena virus Zika? Hal ini juga diperkuat dr. Danis yang sempat menghubungi salah satu rekannya yang sering berinteraksi dengan lembaga WHO “Masih dicari tahu, ada hubungannya tidak antara zika dan microcheplay ini”, itu poin yang dr. Danis dapat dari beliau.
Bagi perempuan yang mau hamil, bisa melakukan screening 4 dimensi untuk mengetahui kecacatan bayi, dari usia 5 bulan. Namun jika diketahui bayi yang dikandung terkena microchepaly, tidak bisa diambil penanganan berarti, paling mungkin adalah menyiapkan mental si ibu dengan pendampingan oleh psikolog.
Bagaimana ciri-ciri seseorang yag terkena virus Zika, dan pencegahan lainnya yang bisa dilakukan? Cek di halaman kedua ya, Mommies.
Gambar dari www.latintimes.com
Ciri-ciri seseorang yang terkena virus Zika dan tindakan pencegahannya
Menurut dr. Erik ciri-ciri orang yang terkena virus Zika hampir sama seperti infeksi virus dengue, yaitu: demam tinggi, badan terasa pegal-pegal, nyeri sendi, lemas, mual, kepala pusing, dan terdapat ruam merah di kulit yang dapat menghilang dalam 2-3 hari.
Karena hingga kini anti virusnya belum ditemukan, jadi tindakan yang paling memungkinkan adalah pencegahan. dr.Erik menyarankan yang terpenting adalah menunda bepergian ke daerah yang sedang timbul endemik infeksi virus Zika. Apabila harus pergi ke daerah tersebut maka disarankanuntuk meningkatkan proteksi diri seperti memakai kelambu saat tidur, repellent untuk mencegah gigitan nyamuk – seperti menggunakan lotion anti nyamuk, memakai baju lengan panjang untuk menghindari gigitan nyamuk, serta yang terpenting membersihkan lingkungan sekitar yang dapat menjadi tempat pertumbuhan nyamuk seperti tempat penyimpanan air, air yang tergenang, kolam ikan, bak mandi, tempat minum, dan sebagainya.
Berikut ini beberapa daftar negara yang sebaiknya dihindari untuk sementara waktu: Barbados, Bolivia, Brazil, Colombia, the Dominican Republic, Ecuador, El Salvador, French Guiana, Guadeloupe, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Mexico, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, dan Venezuela.
Jika saya perhatikan, tindakan pencegahan kini memegang peranan penting. Dan berasal dari rumah kita sendiri, tidak sulit kok menghalang kehadiran virus dan bakteri di rumah – di antaranya sering-sering deh Mommies “mempersilakan” sinar matahari masuk ke dalam rumah, karena paparan sinar matahari (khususnya pagi hari), efektif membunuh virus dan bakteri. Dan jangan lupa selalu perhatikan asupan makanan keluarga, serta olahraga teratur untuk menjaga kesehatan.