Waspada dengan beberapa kesalahan berikut ini yang biasanya terjadi saat harus kembali bekerja usai cuti bersalin.
Gambar dari www.theparentreport.com
Selama tiga bulan mengurus buah hati kesayangan, dan harus kembali ngantor – rasanya? Ada perasaan sedih, sekaligus excited – karena kembali berjibaku dengan pekerjaan kantor yang sudah lama saya lakukan dan nikmati. Setidaknya hal itu yang pernah saya rasakan ketika harus kembali ngantor usai cuti bersalin. Lucunya, walau sudah mempersiapkan beberapa hal ketika masa cuti akan berakhir – tetap saja ada kesalahan yang saya lakukan (maklum, namanya juga manusia ya, Mommies :D).
Bicara tentang kesalahan, Ini versi kesalahan yang pernah saya lakukan, mudah-mudahan Mommies tidak mengalami apa yang saya alami ya :).
Ini dia nih, fenomena ibu-ibu baru yang meninggalkan anak untuk kembali bekerja. Semuanya serba khawatir! Yaaa nggak apa-apa sih menulis jadwal menyusui si kecil, cara memberikan ASIP, jadwal mandi, dan lain-lain. Tapi jangan juga paranoid berlebihan. Ini membuat orang yang kita mintai tolong (baik itu pengasuh, orangtuaatau saudara) malah merasa tidak nyaman. Kebetulan ketika itu, Jordy anak pertama saya, dititipkan kepada orangtua saya. Perlahan catatan-catatan itu saya ubah dalam bentuk percakapan kepada mereka, supaya orangtua saya merasa diberikan kepercayaan dan merasa saya yakin bahwa mereka bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.
Saat masih cuti otomatis asupan makanan saya sangat terjaga, baik secara gizi ataupun kuantitasnya. Nah, begitu masuk kerja lagi mulai deh berantakan. Mulai dari jam makan yang kadang-kadang terlewat sampai gizinya yang patut dipertanyakan, hahaha. Entah itu karena terbatasnya pilihan menu sehat yang ada di dekat kantor atau load kerja yang menggila. Padahal, saat itu otomatis saya masih menyusui Jordy. Agar nggak kesalahan, mungkin menu makan untuk kita sebaiknya juga kita pikirkan, lho, moms.
Ini salah satu poin yang sampai sekarang saya sesali, “me time” yang saya maksud adalah kegiatan nyalon! Kok bisa-bisanya saya absen pergi ke salon untuk perawatan selama tiga bulan itu? Manfaatkan layanan pijat atau perawatan tubuh lainnya yang bisa dipanggil ke rumah, jadi Mommies masih bisa menyusui sambil di creambath.
Posisi tas kerja yang tampil formal digantikan dengan diaper bag untuk sementara waktu. Jadi yaaa, wajar kalau tas kerja kesayangan Anda akan terbengkalai untuk sementara waktu. Inilah yang terjadi dengan saya, karena saya sibuk mempersiapkan perlengkapan pumping, malah tas kerja saya yang kurang mendapatkan perhatian. Saran saya, siapkan beberapa hari sebelum masuk kerja ya, Mommies, supaya bisa dilengkapi jika memang ada yang kurang.
Masih ada 4 kesalahan lainnya, cek di halaman ke dua
Selama kehamilan saya memilih alas kaki yang memiliki sol tebal dan empuk, tanpa terlalu memerhatikan estetikanya – yang penting nyaman, titik! Ternyata hal ini tidak 100% mendatangkan kenyamanan untuk saya, karena pada praktiknya, saya kembali membutuhkan sepatu kerja yang nyaman dan tetap fashionable, apalagi saat ada jadwal meeting dengan klien. Jadi, persiapkan setidaknya satu pasang sepatu yang 'indah dilihat', ya Mommies sebelum kembali beraktivitas di kantor.
Iya, sih saya masih rajin menghubungi rekan kerja sedivisi untuk menanyakan kabar terbaru di kantor. Tapi, ada bagian-bagian yang saya lewati – misalnya dimulai dari divisi dan departemen saya aja dulu. Siapa saja karyawan baru yang hadir, kebijakan-kebijakan apa saja yang baru saja diluncurkan, apa program kantor yang perlu saya ketahui sehingga tidak kaget ketika masuk.
Dalam kasus ini, yang terjadi kepada saya lebih kepada kenyamanan celana. Tahu sendiri kan, Mommies, celana hamil itu besar di bagian perut. Dan setelah melahirkan ukuran perut akan menyusut drastis, nah yang terjadi celana-celana hamil yang saya pakai masih terlalu besar. Sementara bentuk badan saya belum kembali ke bentuk normal, jika ingin menggunakan celana sebelum hamil. Jangan sampai ini terjadi dengan Anda! :D
Hari pertama kembali ngantor saya sudah langsung akrab dengan nursery room atau ruangan yang diperuntukkan untuk memerah ASI. Tapiii, salahnya saya belum berakrab ria dengan para “penghuninya”. Jadi saya mengalami yang namanya awkward moment di kantor yang terdahulu, ketika memerah ASI dan para komunitas ini memasuki ruangan untuk melakukan hal yang sama. Meski sebelumnya saya familiar dengan beberapa wajah dari mereka, tetap saja saya belum memperkenalkan diri sebagai calon ibu menyusui di lingkungan kantor. Oiya, jangan lupa sesekali main ke pumping room ya, Mommies. Untuk mengenali lingkungan baru Anda, dan terbayang sedari awal – apa saja yang akan terjadi saat proses pumping berlangsung.
Kalau Mommies pernah melalukan yang mana?