Sorry, we couldn't find any article matching ''
Business Trip Tanpa Rasa Bersalah
Hah.... memangnya bisa business trip tanpa merasa bersalah ke anak? Coba deh lakukan 5 hal ini, siapa tahu bisa seperti saya yang cukup tenang saat perjalanan dinas.
Salah satu konsekuensi sebagai ibu bekerja adalah harus siap kalau ternyata kita ditugaskan melakukan perjalanan dinas. Zaman dulu saya masih di majalah lifestyle, dalam setahun ada kira-kira 10 kali saya business trip dengan periode waktu antara 3 hari sampai 2 minggu per kali jalan. Kangen anak? Sudah pasti. Merasa bersalah? Well, kadang-kadang, hehehe.
Bersyukurlah kalian yang perusahaannya mengizinkan untuk membawa anak saat business trip. Lebih bersyukur lagi kalau perusahaannya menyediakan bujet untuk membawa pasangan dan satu anak. Tapi kalau perusahaan ternyata tidak seramah itu untuk status kalian sebagai seorang ibu, ya jangan langsung bete dan stress. Saya pribadi punya 5 tips yang kerap saya lakukan. Apa saja?
Nggak mudah melakukan poin nomor satu ini, serius deh. Butuh ‘latihan’ bertahun-tahun bagi saya pada akhirnya bisa tenang meninggalkan anak saat perjalanan dinas. Kuncinya hanya satu, jangan biarkan perasaan bersalah menang! Setiap kali mulai didera rasa bersalah, saya selalu merapal mantera di dalam hati kalau saya bekerja karena saya ingin yang terbaik untuk masa depan anak-anak saya. Saya juga memberikan contoh ke anak-anak, bahwa pekerjaan pun bisa membuat kita berkesempatan melanglang dunia dan melihat negara-negara lain.
Perjalanan dinas juga seringkali membuat saya menjadikan ini momen me time – menjauh sedikit dari rutinitas mengurus anak serta suami- dan menikmati pekerjaan. Lagipula, saya yakin, hanya karena saya nggak ada beberapa hari di dekat anak-anak, nggak akan lantas membuat mereka merasa saya nggak sayang kok sama mereka.
Peluk erat untuk kehadiran Face Time dan Whatsapp Call yang membuat biaya komunikasi tidak membengkak. Setiap kali saya mau meeting, atau makan siang atau sekadar jalan-jalan sama teman seperjalanan, saya akan telpon mereka atau mengirimkan fotonya. Kayak kemarin terakhir pergi ke Korea bersama mbak Affi, selesai meeting saya merekam video dan mengajak mbak Affi serta pihak pengundang untuk dadah-dadah ke video untuk dikirim ke anak-anak, hahaha. At least dengan cara ini anak-anak jadi merasa tetap terhubung dengan mamanya.
Jadi, saat pulang dari perjalanan dinas ke Bangkok beberapa bulan lalu, saya sudah berjanji pada anak-anak kalau di tahun 2015 ini saya tidak akan lagi pergi ke luar negeri. Dan, ternyata hadirlah undangan ke Korea. Drama pun dimulai :D. Akhirnya, saya mendapat ide dari sebuah majalah luar negeri yang menyarankan untuk membawa barang kesayangan si kecil untuk diikutsertakan dalam setiap foto yang saya ambil selama perjalanan dinas. Itulah yang saya lakukan. Si kakak meminta Dinosaurusnya dibawa, dan adik meminta mobil Lego dibawa. Dan, kedua benda ini hadir nyaris di setiap sesi foto saya selama di Korea. Dan fotonya saya kirim. Mereka banggaaaa banget melihat mainan mereka sudah pergi ke Korea walaupun mereka sendiri belum.
Saya berjanji ke anak-anak kalau akhir tahun saya akan mengambil cuti panjang dan kami akan jalan-jalan dan beli Lego. Sekarang kerjaan mereka adalah mencoret setiap tanggal menjelang cuti saya datang.
Sejujurnya saya menempatkan poin ini di bagian akhir karena saya pribadi tidak terlalu menyukainya. Bukan apa-apa, saya hanya takut dengan membawa anak malah membuat saya nggak konsen dengan pekerjaan. Tyas pernah menulis tentang tips membawa anak saat perjalan dinas, dan setiap poin memang sangat membantu saya. Sepanjang sekian belas tahun saya bekerja, kayaknya hanya dua kali saya mengajak anak dalam perjalanan dinas. Biasanya, kalau itu adalah perjalanan dinas traveling, masih memungkinkan untuk membawa anak. Dan, saya akan mengecek apakah itinerary cukup longgar atau sangat padat. Serta tempat menginap apakan nyaman untuk anak-anak atau tidak.
So, enjoy your business trip mommies tanpa perlu merasa bersalah.
Share Article
COMMENTS