banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Perjalanan Dinas Bersama Anak, Bolehkah?

author

SepatuKaca07 May 2015

Perjalanan Dinas Bersama Anak, Bolehkah?

Saat mendapat tugas dinas dari perusahaan tempat kita bekerja, sebenarnya boleh nggak sih, kalau sekali-kali kita membawa anak turut serta?

Sebagai ibu bekerja di perusahaan atau instansi, saya yakin banyak dari Anda, seperti saya, sering ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas baik luar kota, dalam kota maupun luar negeri. Penugasan luar kantor tersebut bisa saja memakan waktu berhari-hari. Dalam kasus saya, saya harus meninggalkan anak dengan Asisten Rumah Tangga (ART) kami, mengingat suami pun juga sering mendapatkan tugas luar kota. Namun, tak jarang saya mendapati rekan kerja saya yang membawa anak-anaknya ikut menginap di hotel tempat kami harus bertugas bersama asistennya.

travel-luggage-644x320

*Gambar dari sini

Kadang-kadang ada yang bertanya kepada saya, apakah anak saya dibawa atau tidak, atau kenapa tidak ikut menginap. Biasaya saya melihat situasi dan lokasi tempat kegiatan, saya juga melihat mood dari pimpinan saya. Bukan pimpinan saya tidak mengizinkan, tapi jika pekerjaannya akan memakan waktu dan sangat hectic, saya malah merasa kasihan kalau anak-anak ditinggal di kamar hotel seharian. Tapi jika lokasinya menyenangkan dan anak-anak tidak terikat dengan sekolah, akan menyenangkan membawa anak ikut serta. Apalagi jika anak-anak masih dalam usia menyusui atau MPASI. Saya sebenarnya sudah punya rencana apabila anak-anak sudah bisa mengurus diri sendiri, saya akan mengajak mereka ikut dinas keluar kota sebagai bagian dari pelajaran di luar sekolah. Tetap dalam koridor apabila memungkinkan.

Dari sisi etika bekerja, apakah profesional untuk membawa anak dalam perjalanan dinas? Saya sih melihat banyak rekan-rekan saya cukup profesional untuk memisahkan saat work time dan family time. Sama seperti bekerja dalam kantor, sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita pekerja kantoran, drawing a line between work and family time is a must. Membawa anak di perjalanan dinas bukan selalu berarti aji mumpung liburan gratis lho, apalagi jika para ibu ini membayar transportasi ‘borongannya’ sendiri tanpa memanfaatkan fasilitas kantor.

Working while parenting saat ini sudah menjadi hal yang umum dalam dunia bekerja. Bagi saya kehidupan berkeluarga dapat digabungkan dengan pekerjaan selama kita bisa menyeimbangkan dan memisahkan secara tepat tanpa kehilangan profesionalisme kita dan tanpa meninggalkan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Dan business trip with kids merupakan bagian working while parenting.

Ini dia 10 tip dari saya untuk ibu bekerja yang berniat membawa anak dalam perjalan dinas.

travel_kids

*Gambar dari sini

  • Mintalah izin kepada atasan dan/atau rekan perjalanan dinas. Saya beruntung selama berkarir selalu mendapatkan atasan yang sangat kekeluargaan. Mereka yang ‘menawarkan’ opsi membawa anak-anak ikut serta di perjalanan dinas yang bisa dijangkau dengan perjalanan darat. Namun meminta izin  selain merupakan etika bekerja juga merupakan notifikasi kepada pimpinan dan rekan kerja bahwa di saat-saat istirahat saya akan fokus mengurus keluarga saya.
  • Pastikan rekan perjalanan dinas merasa nyaman. Jangan sampai rekan perjalanan dinas yang lain merasa tidak nyaman. Miliki rasa kerjasama yang baik. Misalnya, ketika anak teman saya rewel, beberapa kali saya menawarkan diri untuk menghibur. Sebaliknya ketika anak saya masih balita dan tidak mau diam di kamar, rekan senior saya menawarkan untuk mengurus anak saya ketika saya harus menjadi notulen rapat.
  • Kenali kebiasaan anak Anda. Ketahui watak anak Anda, bagaimana suasana hatinya dan bagaimana menanganinya. Mengenali anak kita sendiri akan memudahkan kita dalam menyediakan apa yang diperlukan anak-anak dalam perjalanan ini, baik hiburan yang diperlukan, suasana yang child friendly di lokasi, makanan sehari-hari maupun apakah perlu membawa serta ART. Menjaga mood anak akan memudahkan pekerjaan kita.
  • Kenali lokasi tempat kegiatan. Hubungi pihak penyelenggara atau pihak hotel, apakah fasilitas yang disediakan memungkinkan utnuk mengajak anak. Kenali pula lokasi di sekitar apakah dapat menyediakan fasiltas yang cukup atau Anda harus memborong semua peralatan dan mainan anak-anak. Seperti pada kegiatan dinas terakhir, teman saya yang masih menyusui dan memberikan MPASI memboyong peralatan MPASI sendiri seperti slow cooker, bahan makanan yang segar dan ART-nya. Untuk kasus seperti ini, saya pernah menyiasatinya dengan berkomunikasi dengan pejabat hotel (kebetulan hotel tempat kami menginap merupakan jaringan hotel internasional) agar dapat membantu saya menyediakan MPASI berupa bubur nasi dengan wortel brokoli dengan standar yang saya tentukan. Tiba di hotel, General Manager hotel menemui saya bersama chef utama untuk memastikan apa yang saya perlukan dan bayi saya berhasil tetap MPASI. Pilihan lain saat ini adalah di beberapa kota sudah ada penyedia makanan bayi yang sehat dan bisa diantar ke hotel.
  • Hitung biaya sendiri yang akan dikeluarkan. Jangan lupa menghitung biaya yang akan timbul. Akan lebih baik jika dalam perjalanan ini seminimal mungkin menggunakan fasilitas yang disediakan kantor. Salah satu hal yang saya hindari adalah kesan aji mumpung dengan biaya kantor. Saya percaya bahwa membawa anak-anak dalam perjalanan dinas ini adalah dalam rangka worklife balance, untuk keseimbangan antara tanggung jawab sebagai pekerja kantor dan seorang ibu. Hal yang tidak etis dilakukan adalah membebankan biaya transportasi dan akomodasi tambahan yang disediakan kantor untuk anak-anak plus ART ke anggaran kantor bukan?
  • Masih ada 5 tips lagi yang akan saya bagi dengan Anda

    study-finds-communication-intervention-in-preschool-children-with-autism-improves-parent-child-interaction

    *Gambar dari sini

    6.Jangan lupa berinteraksi dengan anak. Kembali lagi kepada tujuan Anda membawa anak-anak dalam suatu perjalanan dinas, pastikan Anda juga mendapatkan waktu yang berkualitas dengan anak. Jangan sampai anak merasa terabaikan. Suasana hati mereka akan menentukan kualitas kerja Anda. Pastinya kita akan sulit berkosentrasi ketika di sisi yang sama kita memikirkan anak-anak kita yang sedang gundah.

    7. Pastikan anak-anak mengerti pekerjaan Anda dan jadwal pekerjaan Anda. Berkomunikasilah dengan anak sebelum perjalanan dimulai. Jelaskan bahwa perjalanan dinas ini berarti ibu harus bekerja juga. Sebaiknya hindari kesan bahwa perjalanan dinas ini merupakan acara liburan keluarga. Bergembira tetap merupakan keharusan namun anak harus mengerti bahwa ibu terikat dengan jam kerja. Hal tersebut memudahkan Anda untuk dapat fokus kepada pekerjaan di saat jam kerja. Apabila memang jadwal Anda sangat padat, maka pastikan Anda bisa menyisipkan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak pada saat istirahat atau di di waktu bebas.

    8. Jangan sampai ketinggalan pelajaran sekolah. Bagi saya, mengajak mereka ke lokasi dinas tertentu adalah salah satu pengalaman berharga di luar sekolah, namun saya harus memastikan bahwa anak sulung saya juga dapat mengejar pelajaran di sekolah yang dia lewatkan selama dia ikut saya dalam perjalanan dinas. Untuk itu, pastikan bahwa Anda juga membawa materi pelajaran anak dan Anda bisa  ‘menggantikan’ peran guru untuk anak Anda dalam mengejar ketertinggalannya lho.

    9. Biasakan tetap membagi waktu seperti Anda di kantor. Perjalanan dinas dengan membawa anak-anak akan berhasil apabila Anda bisa membagi waktu  secara tepat antara waktu untuk bekerja dan waktu untuk anak-anak. Keuntungan membawa anak di perjalanan dinas adalah Anda dapat bertemu mereka di saat jam istirahat. Hindari untuk meninggalkan jadwal pekerjaan hanya demi mengajak anak jalan-jalan. Saya yakin atasan dan rekan Anda akan memuji apabila Anda mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik sembari mengurus keluarga dengan baik pula.

    10. Berpikir ulang mengenai kendala dan keuntungan membawa anak-anak dalam perjalanan dinas. Lokasi, jenis kegiatan, makanan dan biaya akan menjadi pertimbangan saya untuk berpikir ulang merencanakan perjalanan dinas bersama anak-anak. Seperti misalnya kantor saya pasti menyediakan transportasi dengan maskapai nasional yang bukan termasuk low cost airlines, sehingga saya akan berhitung keras untuk biaya transportasi 3 (tiga) orang tambahan.

    Have a hassle free bussiness trip with kids!

    PAGES:

    Share Article

    author

    SepatuKaca

    still trying to be the best mommy and a devoted wife who enjoy seeing the world trough her 18-200mm lens


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan