Kontroversi vaksinasi sampai sekarang masih terus bergulir. Walaupun begitu lewat acara ‘A Fair Shot, Vaksin Pneumonia untuk Kesehatan Anak’ yang dilangsungkan Mommies Daily bersama Doctors Without Borders saya semakin paham kalau vaksin memang penting.
Sudah baca artikel saya soal 21 Fakta Pneumonia yang Wajib Diketahui Orangtua? Sebagai orangtua, jelas saya khawatir mendengar fakta-fakta yang dibeberkan oleh dr. Dirga Sakti Rambe, vaksinolog pertama di Indonesia dan dr. Tutut Sri Purwanti, perwakilan dari Doctors Without Borders tersebut.
Saya sendiri cukup beruntung karena bisa mengikuti acara ‘A Fair Shot, Vaksin Pneumonia untuk Kesehatan Anak’ bersama Doctors Without Borders. Lewat acara tersenut saya bisa mendapatkan banyak informasi, salah satunya alasan di balik kenapa banyak sekali masyarakat yang masih sulit mendapatkan informasi mengenai vaksin pneumonia.
Jangankan mendapatkan vaksin yang harus lebih dulu kita pesan satu atau dua minggu, ternyata masyarakat masih banyak yang belum tahu mengenai penyakit pneumonia. Buktinya, nih, kemarin ada salah satu ayah yang bercerita kalau anaknya belum lama ini harus dirawat di Rumah Sakit hampir satu bulan lantaran kena pneumonia. Saya sendiri cukup salut karena satu-satunya peserta pria ini rela datang dari luar kota untuk mengikuti acara yang digelar oleh Mommies Daily dan Doctors Without Borders.
Ia mengaku baru tahu penyakit pneumonia saat penyakit ini diderita anaknya. “Selama ini nggak ada dokter yang memberikan informasi mengenai bahaya pneumonia. Bagaimana masyarakat bisa tahu penyakit ini kalau tenaga medisnya tidak memberikan informasi?,” keluhnya.
Memang, sih, harus diakui kalau penyakit pneumonia memang tidak terlalu banyak digaungkan. Bahkan, tidak semua dokter anak menawarkan vaksin pneumonia. Atau, coba deh perhatikan saat kita ke Rumah Sakit atau masuk ruangan praktik dokter anak, apakah banyak poster mengenai penyakit pneumonia? Padahal, penting bagi anak-anak kita untuk mendapatkan vaksin di saat yang tepat.
Mengapa vaksinasi penting dilakukan? Menurut dr. Dirga Sakti Rambe, vaksin bukan untuk diri sendiri, namun juga untuk kepentingan lingkungan sekitarnya. Melalui vaksinasi, seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi. Dengan cakupan imunisasi yang luas, maka akan semakin banyak orang yang terlindungi dan pada akhirnya suatu penyakit dapat dieradikasi (musnah total). Tidak hanya anak-anak, orang dewasa atau pun lansia butuh vaksin.
Salah satu bukti keberhasilan vaksinasi saat ini sudah dengan tidak ditemukannya penyakit variola (smallpox). Padahal dulu, penyakit ini merupakan salah satu momok yang menakutkan. Harapannya, apabila kesdaran masyarakat akan kebutuhan vaksin semakin tinggi, dalam kurun waktu yang tidak lama lagi, berbagai penyakit semacam polio juga dapat musnah. Jadi, bukan tidak mungkin kan kalau hal ini berlaku juga buat penyakit pneumonia?
Sebelum hal itu terwujud, penting bagi kita semua untuk saling bergandengan tangan. Saling mengingatkan bahwa vaksin memang perlu dilakukan. Mengingat sampai sekarang kontroversi vaksin masih terus bergulir, masih banyak masyarakat yang salah kaprah memahami vaksin, termasuk mahalnya harga vaksin, rasanya perjalanan untuk mewujudkannya memang masih panjang. Belum lagi meningat apa yang dibilang dr. Dirga kalau saat ini masih banyak dokter anak yang belum percaya dengan vaksin pneumonia. Tapi semua hal memang butuh proses, bukan?
Tapi, sebagai ibu tentu saja menginginkan anak saya tumbuh dengan sehat, tampa perlu takut dengan berbagai momok menaukutkan yang bisa didapatkan oleh beragam penyakit. Mudah-mudahan saja kampanye "A Fair Shot" yang dilakukan Doctors Without Borders yang memperjuangan harga vaksin pneumonia bisa lebih murah dapat segera terwujud. Prinsip ‘A Fair Shot’ agar vaksin pneumonia untuk anak bukan lagi barang mewah sehingga semua kalangan masyarakat pun bisa mendapatkannya. Yuk, kita aamiin-kan bersama-sama.