Ditulis oleh: Nayu Novita
Lapisan ketuban bisa pecah sebelum waktu persalinan tiba. Apa yang harus dilakukan kalau ini terjadi?
*Gambar dari sini
Sebenarnya, saya menulis ini karena teringat dengan cerita dua teman saya yang mengalami pecah ketuban sebelum waktunya persalinan tiba. Yang satu terjadi saat berbelanja dan yang satu lagi saat di kantor. Dari cerita mereka berdua, yang saya tangkap adalah rasa panik (ya iyalaaaah). Tapi saya jadi berpikir, mungkin kalau kita sudah mengantisipasi ini minimal kita jadi tahu langkah-langkah yang akan kita ambil.
Selain mengumpulkan tips dari mereka yang pernah mengalami, saya juga bertanya ke dr. Riyana Kadarsari, Sp.OG, dari RSIA Hermina, Ciputat, mengenai langkah apa sih yang perlu dilakukan untuk mengamankan kondisi si kecil di dalam perut. Ini beberapa di antaranya:
Segera hubungi dokter atau klinik tempat Anda berkonsultasi jika terjadi pecah ketuban, terutama pada usia kehamilan yang belum genap 37 minggu. Pasalnya, pada usia kandungan sedini ini, organ tubuh bayi—terutama paru-paru, belum berkembang sempurna sehingga memerlukan penanganan yang lebih intensif. Melalui telepon, jelaskan gejala yang dialami dan berikan informasi sebanyak mungkin tentang kondisi kehamilan (usia kehamilan, masalah kesehatan yang pernah dihadapi, obat-obatan / vitamin yang dikonsumsi, dll).
Meski tubuh mengeluarkan banyak cairan saat mengalami pecah ketuban, tetapi hal harusnya tidak akan menimbulkan demam ataupun perasaan tidak sehat. Nah, kalau pecah ketuban disertai sejumlah perubahan, seperti peningkatan suhu tubuh, pegal-pegal, atau nyeri kontraksi, segera pergi ke rumah sakit. Sedapat mungkin, berbaringlah selama di perjalanan untuk meminimalkan jumlah cairan yang keluar. Hubungi petugas medis untuk menanyakan tindakan apa yang perlu dilakukan selama di perjalanan.
Walau dalam kondisi panik, sempatkan mengintip pakaian dalam untuk mengamati warna cairan ketuban. Normalnya, cairan ketuban berwarna bening atau menjurus ke arah merah muda. Waspada jika cairan ketuban tampak kehijauan, karena ini menandakan adanya mekonium (feses pertama bayi) di dalam ketuban. Keberadaan mekonium ini amat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko gangguan pernapasan pada bayi yang bisa berakibat fatal.
Ada beberapa barang yang sebaikya Anda selalu bawa memasuki trimester akhir yang dapat bermanfaat jika memang terjadi pecah ketuban. Apa saja?
Ketika kehamilan sudah memasuki minggu ke-37, bawalah selalu pembalut khusus untuk pasca kehamilan serta legging longgar di dalam tas. Ini untuk mengantisipasi pecahnya ketuban ketika sedang berada di tempat umum. Berhubung jumlah cairan yang keluar saat pecah ketuban bisa mencapai sekitar 800 ml, maka Anda akan memerlukan pembalut untuk menampungnya sebelum cairan mengalir berbagai penjuru. Di rumah sakit, petugas medis juga akan mengamati cairan ketuban yang tertampung di dalam pembalut sebelum mulai melakukan tindakan.
SELALU bawa buku catatan kehamilan yang Anda dapat dari rumah sakit. Ini akan menghemat waktu petugas medis dan membantu mereka memutuskan tindakan yang tepat jika diperlukan—terutama jika selama ini Anda mengalami gangguan kesehatan, kehamilan bermasalah, dan sebagainya. Anda juga bisa ngobrol di forum mengenai berbagai keperluan yang perlu dibawa ker rumah sakit. Jika ketuban sudah pecah, maka tak ada lagi waktu yang tersisa untuk melakukannya.
Ketuban pecah dini bisa terjadi pada 5-14% kehamilan. Selain disebabkan oleh infeksi kuman, peristiwa ketuban pecah dini juga berhubungan dengan kondisi ibu hamil yang mengalami stres, baik dari segi fisik maupun emosional. Karenanya, untuk menekan risiko ketuban pecah sebelum waktu, pelihara kondisi kehamilan Anda agar senantiasa stabil. Mencukupi waktu istirahat, latihan pernapasan, dan pola makan yang benar adalah tiga hal yang perlu menjadi prioritas pada ibu hamil untuk memelihara kesehatan diri dan janin di dalam kandungan. Pastikan juga Anda tahu cara untuk menjaga kecukupan air ketuban.