Sejak memutuskan mengenakan hijab, salah satu e-commerce yang kerap saya kunjungi adalah HijUp.com. Rasanya, semua peremuan yang mengenakan busana muslim, familiar dengan E- Commerce yang satu ini, ya? Bahkan ada, lho, teman saya yang sehari-harinya tidak mengenakan hijup tapi doyan banget beli baju di Hijup. Alasanya, "Gue nggak perlu repot lihat beragam online shop untuk pilih baju. Soalnya di HijUp ini banyak brand keren yang sudah ikut bergabung."
Kebetulan beberapa waktu lalu saya sempat bertemu dengan perempuan kelahiran Bekasi 17 Januari 1986. Saat itu, Diajeng menjadi salah satu pembicara di acara yang kami gagas, ‘Mompreneur; Smart Mom, Smart Entrepreneur with Dell’. Waktu itu, ia bercerita mengenai latar belakang lahirnya HijUp. Ia mengaku bahwa banyak hal yang menggerakan dirinya untuk memilih menjalankan bisnis di industri fashion, khususnya busana muslim.
"Waktu sempat mikir, bisnis apa yang yang bisa saya jalankan? Kebetulan sekali saya ini kan mengenakan jilbab. Dulu, saya suka merasa kesulitan menemukan busana yang tepat. Dari sini saya juga berpikir ingin membuat perempuan musilmah yang memakai hijap selalu merasa ‘Up’. Selalu percaya diri dengan apa yang dipakai, dengan penampilannya sendiri. Kebetulan, suami juga sangat mendukung dengan mem-backup sistem IT-nya. Dari sana saya pun mulai menyusun konsepnya secara matang.”
Setelah mempertimbangkan banyak hal, jebolan FISIP Universitas Indonesia ini pun kian memantapkan hatinya untuk memulai bisnis sendiri. Bahkan, bisa dibilang ia memulai usahanya dengan modal nol sehingga ia sendiri yang harus mengerjakannya sendiri. Namun tekad dan semangat yang kuat akhirnya menopang Ajeng untuk kembali percaya diri dan sungguh-sungguh dalam menjalankan bisnisnya.
Di laman selanjutnya, Diajeng bercerita penjalanannya membangun HijUp.
Benar saja, ketekunan yang ia jalankan pun akhirnya mulai membuahkan hasil manis. “Namanya, startup, ya, jadi memang modalnya bisa dibilang dari nol. Jadi untuk modal utama yang mau saya garis bawahi adalah keteguhan hati. Ketika kita benar-benar ingin membuat sesuatu, kalau kita sudah yakin, ya harus tekun menjalaninya,” ungkapnya lagi sambil tersenyum. Perempuan yang mengenakan kerudung disetiap penampilannya ini mengatakan bahwa ada beberapa kunci yang selalu ia pegang dalam menjalani bisnis, mulai dari honest, inovatif, just do it, unique dan pray.
Oh, ya, waktu itu istri dari pendiri Bukalapak.com, Achmad Zaky Syaifudin bilang kalau kantornya hanya berukuran 3 X 3 m. Semua tugas, ia lakukan dengan tangan sendiri. Mulai dari menyelesaikan urusan administrasi, membeli perlengkapan yang dibutuhkan kantor, menjadi stylist ketika pemotretan, sampai dealing dengan tenant. Ini baru berbicara tantangan yang datang dari internal, tantangan eksternal pun mau tidak mau harus dihadapi. Waktu itu ia bercerita bahwa tidak sedikit orang yang memandang remeh dan mencibir ketika ia meyakinkan calon tenant dengan ide HijUp.
Hal ini justru tidak menjadikan batu sandungan dan menghentikan langkah Diajang terus maju. "Pandangan orang yang menganggap remeh justru seharus bisa kita jadikan masukan yang suatu nilai yang berharga untuk terus mengembangkan perusahaan." Ia pun mengakui bahwa sebuah bisnis harus memiliki strategi pemasaran yang tepat. Di mana ia memanfaatkan social media dan youtube.
“Biasanya kalau kita belanja secara online, pasti akan penasaran dengan kualitas asilnya seperti apa? Nggak sedikit pengalaman belanja online, saat sudah diterima barangnya tidak sesuai. Di HijUp kami ingin memindahkan experience offline ke online. Untuk itu, kami selalu membuat foto produk yang sangat detail sehingga orang benar-benar bisa melihat detail produknya seperti apa. Kemudian, ada detail produknya, jadi diperlihatkan dari segi bahannya, pakai bahan apa, ukurannya seperti apa, panjang lengannya, lingkar pinggangnya, lingkar pinggulnya, dan sebagainya. Orang tidak usah melihat barangnya secara langsung, tidak usah pegang, tapi bisa merasakan itu lewat website,” paparnya lagi.
Hingga saat ini, sudah ada 70 brand lokal yang memasarkan produknya di HijUp.com. Hebatnya, nih, tidak sedikit brand luar yang melirik dan ingin bergabung di HijUp. Antara lain Dubai, India dan Malaysia. Namun, Diajeng menolak karena ingin terus berkomitmen untuk membesarkan brand lokal.
Apabila di antara Mommies yang sedang merintis usaha di bidang fashion busana muslim, nggak ada salahnya untuk bergabung di HijUp. Namun, Diajeng menandaskan bahwa tenant yang ingin bergabung masuk HijUp dituntut untuk kreatif, memiliki karakter dan punya kualitas. Jadi tidak sekedar ikut-ikutan atau meng-copy produk yang lain.