Sorry, we couldn't find any article matching ''
Cara Mencuci dan Merawat Batik dengan Tepat
Cara mencuci dan merawat batik yang tepat akan membuat kain ataupun pakaian batik kita lebih awet dan terjaga kualitasnya.
Hari Batik Nasional memang sudah lewat sih ya, hehehe. Namun saya tetap ingin membahas mengenai hal yang mungkin saja suka terlupa oleh kita semua, yaitu cara mencuci dan merawat batik.
Sebenarnya saya termasuk jarang pakai batik, lebih sering memakai baju yang terbuat dari kain tradisional lainnya seperti lurik dan tenun. Yang seru kalau sudah menghadiri acara dengan dresscode batik, saya bisa mengeksplor kain batik untuk dibuat vest atau rok lilit. Mommies Daily juga pernah membuat video mengenai cara mengenakan kain batik dengan beragam cara. Berbeda dengan para suami yang justru lebih sering memakai kemeja batik untuk ngantor, bahkan seminggu bisa 3 kali memakai kemeja batik.
Nah, karena sering dipakai, ada beberapa kemeja favorit suami yang karena sering dicuci-pakai, kemeja batik tersebut jadi agak 'mbladus', warnanya memudar, bagian kerah belakang juga paling kelihatan 'aus'nya. Alhasil satu kemeja batik itu masa pakainya hanya sekitar 6 bulan - 1 tahun. Sayang ya. Tadinya karena kemeja suami kebanyakan batik bahan katun, treatment mencucinya pun seperti pakaian lainnya. Dicuci dengan deterjen seperti biasa. Ternyata, ini yang salah.
Batik, karena proses pembuatannya tidak seperti pakaian lain, memerlukan langkah mencuci dan merawat dengan tepat yang berbeda dengan pakaian biasa. Yang pasti, jangan mencuci batik menggunakan mesin cuci. Selain itu, ternyata mencuci batik sebaiknya tidak menggunakan deterjen biasa. Ya bisa saja sih menggunakan deterjen, tetapi hasilnya seperti tadi, lebih cepat 'mbladus'.
Kita mengenal bahan pencuci batik, kalau di Jawa bernama Lerak. Berasal dari biji lerak yang berfungsi sebagai pembersih alami, dan sudah bertahun-tahun dipercaya untuk mencuci batik karena bisa menjaga kualitas kain batik dan warnanya. Lerak biasanya bisa kita dapatkan di pasar-pasar tradisional, terutama di sentra penghasil batik. Tetapi lerak biasanya diproduksi dalam skala rumahan, dan masih belum beredar secara luas.
Kalau susah mendapatkan lerak, ada juga kok sabun khusus untuk mencuci batik dan kain tradisional lainnya, seperti Attack Batik Cleaner ini. Merupakan produk yang berbahan alami dengan kandungan pembersihnya terbuat dari tumbuhan sehingga memberikan wangi segar alami dan membuat warna batik tidak pudar.
(Saat saya tawari untuk mencuci kemeja batik yang baru saja dipakainya, Arung dengan senang hati melakukannya. Tentu saja dengan langkah-langkah mencuci batik yang tepat ;))
Supaya batik kita tetap awet dan terjaga warnanya, ikuti langkah-langkah pencucian batik berikut ya.
1. Takar Attack Batik Cleaner sebanyak 1-2 sendok teh dan larutkan kedalam air. Takaran ini untuk 1-2 baju batik ya.
2. Cuci batik dengan lembut menggunakan tangan. Untuk baju dengan pemakaian normal -tidak terlalu kotor-, tidak perlu direndam dulu.
3. Keringkan batik dengan cara diperas perlahan dari atas ke bawah. Tidak perlu diperas sambil diputar.
4. Jemur batik di bambu agar kedua sisi baju/kain batik tidak saling bersentuhan. Biasanya kita sudah tidak pakai jemuran bambu ya, yang penting penampang jemuran cukup lebar.
5. Jangan menjemur di bawah sinar matahari langsung.
Selain cara mencuci yang tepat, merawat dan menyimpan kain batik pun ada cara tepatnya. Ini disampaikan oleh ibu Indra Tjahjani pendiri Griya Peni dan penggagas komunitas Mbatik Yuuuk. Caranya, jangan menggunakan kamper saat menyimpan kain batik. Sebagai gantinya, pakai biji merica yang masih bulat-bulat yang dimasukkan dalam plastik kasa. Atau bisa juga dengan akar wangi. Ini bisa membuat batik tahan terhadap udara lembap dan tidak bau.
Dalam kampanya "Batik Sekarang Juga", PT Kao Indonesia melalui Attack Batik Cleaner, mengajak semua masyarakat Indonesia untuk menggunakan batik dalam keseharian. Anytime, anywhere. Konsep “Wear” yaitu menggunakan batik dalam atribut yang dipakai sehari-hari, dan “Proud” untuk mengabadikan ekspresi kebanggaan terhadap identitas yang ditampilkan oleh pengguna batik. Untuk merealisasikan kebanggaan ini, Attack Batik Cleaner menghadirkan red carpet sebagai jalur khusus pengguna batik dalam menunjukkan kebanggaannya terhadap batik selama 6 hari pada tanggal 14 – 18 September & 30 September 2015 kemarin lho, di kantor Graha Mandiri, Menara Jamsostek, Indonesia Power, Graha BIP, Gedung Tifa, Menara Bidakara.
Selain itu, Attack Batik Cleaner juga mengadakan “Batik Street Hunt Photo Competition”, sebuah kompetisi fotografi yang menangkap momen sehari-hari bagi para pemakai batik. Kompetisi ini diadakan pada 18 September – 18 Oktober 2015. Arbain Rambey sebagai salah satu fotografer senior di Indonesia akan menjadi juri dengan menggunakan expertise atau keahliannya dalam memberikan penilaian. Pemenang akan mendapatkan hadiah menarik antara lain: Camera Mirrorless, Action Camera, & tas kamera eksklusif. Untuk keterangan lebih lengkapnya klik disini ya www.solusiibuattack.com/batiksekarangjuga.
Share Article
COMMENTS