Bangun dari jam 4 dini hari, tapi tetap semangat pumping, sholat subuh dan dilanjutkan dengan membuat jus pesanan para pelanggannya – adalah segelintir kisah Renny merintis usaha jus sehat selama 1,5 tahun ini. Berawal hanya seorang diri, kini ia sudah memiliki 7 orang karyawan dengan omzet puluhan juta perbulannya. Meski sibuk, Renny tak pernah absen olahraga dan menenggak minuman sehat ala dia. Ia pun sempat menjadi ibu donor ASI untuk 9 bayi, dan kini ia berkomitmen untuk terus membantu mereka yang membutuhan, “Tidak ada alasan untuk tidak sharing, apapun itu – tidak bisa uang, Anda bisa mendonasikan darah atau ASI. Intinya semua orang bisa membantu dengan apa yang mereka miliki, tidak harus berupa materi,” tuturnya dengan bersemangat.
Ingin tahu lebih lengkap obrolan saya dengan Renny? Silakan ikut kutipan wawancaranya berikut ini:
Ceritain dong Mbak awal bisnis Organic Monster ini?
Saya memulai usaha ini sejak 1 setengah tahun lalu. Cerita di balik terciptanya usaha ini, karena suami saya tidak suka sayur dari kecil, melihat bentuknya saja dia sudah enggan, apalagi mengonsumsinya. Sementara saya suka banget makan sayur dan buah-buahan, kami sangat bertolak belakang, jadinya saya gemas. Kok, suami saya nggak suka makan sayuran. Dan saya nggak mau anak saya mewarisi kebiasaan bapaknya ini. Karena itu, saya mulai berkreasi sendiri – misalnya sayuran yang saya olah menjadi tempura, tapi tetap saja suami saya tidak suka. Sampai akhirnya, ada ide membuat smoothies, dan saya kasih ke suami, ternyata dia nggak ada komentar apa-apa – alias melahap habis smoothies tersebut.
Lama kelamaan, saya menuntut diri sendiri supaya lebih kreatif, karena kalau dari segi warna hanya warna hijau saja juga bisa bosan suami saya. Misalnya diakali dengan menggunakan bayam merah, sehingga warna smoothies merah keunguan. Hasil dari beberapa kali membuat juice atau smoothies ini saya unggah di social media, dan lama kelamaan teman-teman saya yang tidak suka sayur jadi minta dibikinin jus ini. Pesananpun semakin banyak, hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuatnya menjadi serius, karena melihat peluang yang besar. Selain itu juga karena ibu saya, yang juga menginginkan anak perempuannya bisa berkarya di rumah menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi.
Sampai urusan desain produknya saya juga yang turun tangan, saya cari desain yang lucu. Karena saya ingin, anak-anak kecil juga tergerak untuk mengonsumsi sayur dan buah lewat produk Organic Monster ini.
Saya mulai membuat di rumah, awal usaha ini saya kerjakan seorang diri. Bangun dari jam 4 pagi, untuk membuat pesanan, dan dikirim dengan supir pribadi. Sampai sekarang saya sudah mempunyai kurir sendiri. Nah, karena saya tidak mungkin menjalankan ini sendirian, saya ajak adik ipar saya yang sudah lebih dulu memiliki pengalaman di bisnis serupa untuk mengurus manajemennya.
Apa saja tantangan yang Mbak temui dalam menjalankan bisnis semacam ini?
Sekarang kan memang UKM (Usaha Kecil Menengah) itu mendapatkan penerimaan yang bagus dari masyarakat, selain itu potensi keuntungannya juga menggiurkan. Kalau saya menyebutnya “Usaha Kreatif Mommy”, kalau sekarang kan “Usaha Kecil Milyaran”,hahaha. Dan saya senang, orang-orang dan ibu rumah tangga bisa menjalankan bisnis semacam ini.
Jadi tantangan... karena memang makin banyak bermunculan, jadi saya harus mempertahankan kualitas, dan tetap berkreasi supaya jangan kalah dengan produk sejenis.
Langkah nyata menjaga kesegaran produk ini?
Saya hanya menggunakan bahan-bahan berkualitas baik. Dan saya tidak mau menurunkan standar itu, sampai saya pernah dibilang nekat karena usaha jus ini, tapi saya tidak peduli. Karena saya percaya, kalau produk kita berkualitas dan enak, orang akan mencari lagi. Ini juga yang menjadikan harga jus saya terbilang mahal dibandingkan produk sejenis.
Bahan-bahannya dapat dari mana Mbak?
Kalau sayur saya dapat dari lahan perkebunan organik Papa saya. Kalau buah saya dapar dari sumber yang lain.
Bagaimana sistem pemasarannya Mbak?
Sistem pemasarannya online, yaitu instagram dan website. Karena menurut saya dua kanal itu sangat efisien – artinya tidak perlu modal yang terlalu besar.
Mau tahu berapa modal awal yang Renny keluarkan? Silakan cek di halama ke dua ya, Mommies :)
Gambar dari sini
Kalau boleh tahu, Organic Monster ini dimulai dari modal berapa mbak? Dan sekarang sudah meraih omzet berapa?
Modal awal saya itu membeli blender dan juicer, sekitar 15 juta. Dan sekarang omzetnya 70 juta perbulannya. Saya sendiri juga cukup terkejut, tapi usaha apapun pasti ada masa-masa naik dan turunnya, ini yang normal terjadi. Di sinilah tantangannya supaya kita tetap kreatif.
Apa yang membuat Mbak tetap bertahan dengan bisnis ini sampai sekarang?
Saya ingin meyakinkan ibu saya, walaupun saya ada kesibukan lain selain bisnis jus ini, saya tetap bisa profesional menjalankan Organic Monster ini. Selain itu juga membuktikan kepada ibu, bahwa sebagai perempuan saya juga bisa berkreasi di dapur. Sumber semangat lainnya adalah anak saya, sambil kerja saya juga memperkenalkan jenis buah-buahan. Supaya ada nilai edukasi dan bonding dengan anak saya sambil menjalankan bisnis ini.
Gambar dari sini
Apa suka duka menjadi mompreneur? Dan nilai positif apa yang bisa Mbak tularkan ke Kianna kelak dia bisa menjadi pribadi yang tangguh?
Awal-awal memulai bisnis ini sangat menguras waktu dan tenaga, tapi saya sudah komit tidak boleh menyerah – mungkin orang-orang sempat tidak percaya seorang Renny Sutiyoso bangun subuh untuk membuat jus pesanan pelanggan, belum lagi kalau anak saya bangun minta nyusu. Di masa perjalanan merintis bisnis jus ini saya tidak pernah mengeluh apalagi beban. Nah, nilai positif yang kelak anak saya bisa aplikasikan adalah sesuatu yang kecil tapi dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan menjadi besar.
Sampai ada yang bertanya: “Kenapa seorang Renny Sutiyoso jualan jus, memang masih butuh uang?” Omongan semacam ini saya anggap sebagai tantangan, agar saya bisa menunjukkan dengan bukti kerja keras saya.
Bentuk dukungan dari suami seperti apa mbak?
So far, suami saya ok ok saja. Karena saya bisa mencari uang sendiri. Dan melihat sendiri, dari bisnis ini saya kerjakan sendiri, dan dikerjakan di rumah. Hingga akhirnya, sekarang kami sudah punya dapur, dan memiliki 7 karyawan. Dan perlahan tapi pasti, saya sudah bisa memetik hasilnya.
Sebagai ibu menurut Mbak, bekal apa saja sih yang harus dipersiapkan untuk anak-anak supaya kelak mereka bisa bersaing di era globalisasi?
Saya rasa jangan terlalu memanjakan anak ya, dan anak harus tahu setiap hasil itu didahului oleh proses. Jadi, jangan berkecil hati juga kalau pada awalnya kita bukan siapa-siapa atau usaha kita dimulai dari nol. Tapi kalau kita gigih suatu saat nanti kita pasti menjadi “seseorang.” Saya juga mau mereka menjadi pribadi yang terbuka dengan orangtuanya, supaya saya juga bisa memberikan masukan ke mereka.
Di laman berikutnya, Renny membagi kiat menjaga kesehatan
Di tengah kesibukan sebagai pengusaha dan ibu, bagaimana Mbak menjaga kesehatan?
Hampir setiap hari saya olahraga dan sudah menjadi bagian dari hidup saya dari kecil. Karena Papa saya juga menginginkan anak-anaknya aktif olahraga sedari kecil. Misalnya kami diikut sertakan dalam lomba renang, pokoknya kalau ada lomba-lomba yang berbau olahraga, kami pasti diikutsertakan. Efeknya setelah dewasa, kalau saya tidak olahraga malah stres sendiri, olahraga juga menjadi me time untuk saya. Jenis olahraga saya, sepeda, pilates, yoga, lari bareng suami dan si kecil.
Ada racikan minuman andalan yang dirimu minum setiap hari supaya tetap sehat? Bagi bocorannya dong, Mbak?
Biasanya saya kalau bangun tidur meracik perasan dari 1 lemon, madu sendok makan, dan saya kasih cuka apel sedikit saja (setengah sendok teh). Habis itu baru saya membuat jus, bahan-bahan tergantung yang ada di kulkas. Selain itu saya juga minum air kelapa hijau, dan minum sarang burung walet yang sudah dalam bentuk kemasan.
Saya pernah baca Mbak Renny juga menjadi ibu ASI, bisa diceritakan?
Iya, saya sempat menjadi ibu donor ASI untuk 9 bayi. Tapi saya juga memilih bayi yang akan saya donorkan ASI. Kalau tidak diseleksi, mungkin ada 50 bayi lebih, karena saya tidak mau memanjakan ibu yang beralasan ASI-nya tidak keluar. Oh come on, saya bekerja dan masih bisa menyusui anak saya. Intinya alasan-alasan tertentu secara teori dalam dunia kesehatan mereka tidak mungkin memberikan ASI kepada anaknya.
Dari pengalaman kemarin Mbak Renny mendonorka ASI, faktor apa saja yang bisa membuat ASI berlebih?
Pertama dari mind set ibu-ibu yang mau menyusui, bahwa menyusui itu membuat badan menjadi gemuk. Padahal tidak begitu, contohnya saya rajin posting perubahan bentuk tubuh saya selama menyusui hampir 16 bulan, agar orang-orang tahu bahwa menyusui malah membantu mengembalikan bentuk tubuh ideal kita.
Di tengah-tengah kegiatan pumping, saya juga menyediakan aneka jus dan air putih. Dan harus komit memerah ASI di waktu-waktu yang sudah ditentukan, kalau saya pumping setiap 2 atau 3 jam sekali. Bahkan jika sedang ke luar kota, dalam situasi sedang di mobil, sedang memimpin rapat sekalipun saya akan tetap memerah ASI. Tentunya saya sudah permisi terlebih dahulu, kalau saya harus menunaikan kewajiban saya sebagai ibu memberikan ASI eksklusif kepada Kianna.
Bulan ini, tema Mommies Daily adalah “Joy Parenting”, menjadi orangtua yang menyenangkan versi Mbak dan pasangan seperti apa?
Menurut saya, orangtua yang masuk kategori “Joy Parenting” adalah orangtua yang bisa diajak cerita. Bisa dimulai sejak mereka kecil, misalnya saya ke anak saya, walau usinya masih dua tahun – saya pasti tanya seputar sekolah, teman-teman dan sebagainya. Walau secara bahasa pengucapan dan responnya belum sempurna, tapi saya tahu Kianna sudah bisa mencerna apa yang saya tanyakan. Dengan harapan, ketika dewasa nanti dia tetap bisa bercerita tentang apapun ke kami sebagai orangtua.
5 kata yang menggambarkan kebahagiaan mbak dan pasangan menjadi orangtua?
Fun, joy, happines, bless dan grateful.
Kesibukan selain mengurus bisnis Organic Monster ini?
Saya juga sibuk bisnis di bidang properti , bergabung dengan Michael Riyady. Fokus kami membangun mal di daerah Indonesia Timur, seperti Lombok, Mataram, Ambon, Kupang. Saya bergabung sekitar tahun 2013.
Kegiatan sosial yang sering Mbak ikuti?
Saya rajin donor darah, target saya setahun dua kali. Saya juga ajak suami, dan semua orang rumah – sampai pengemudi dan asisten rumah tangga. Hal ini saya lakukan karena prihatin dengan angka kematian ibu yang masih tinggi pada proses melahirkan karena kekurangan darah, atau ada yang meninggal akibat kecelakaan tapi tidak bisa mendapatkan donor darah. Saya pernah mendapati sumber donor darah berasal dari pedagang di sekitar rumah sakit besar di Jakarta. Saya sedih sekali mendengar fakta ini, karena darah itu kan dimiliki semua orang ya, apa segitu susahnya ya mendonorkan darah? Kalau uang mungkin tidak semua orang punya kemampuan itu ya, tapi kalau darah, tubuh kita semua dialiri darah. Dan kalau diambil untuk donor pun itu sangat sedikit, dan bagus juga loh untuk kesehatan peredaran darah kita. Saya juga mau mengedukasi orang-orang di sekeliling saya, tidak ada alasan untuk tidak sharing, apapun itu – tidak bisa uang, Anda bisa mendonasikan darah atau ASI. Intinya semua orang bisa membantu dengan apa yang mereka miliki, tidak harus berupa materi.
Hayo Mommies, siapa di sini yang belum pernah mendonorkan darahnya? Jika ada kesempatan dan memang dari segi media memungkinkan boleh loh ikutan donor darah seperti kata Renny.