banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Silly Things to Make Your Kids Happy

author

adiesty09 Sep 2015

7 Silly Things to Make Your Kids Happy

Nggak usah terlalu serius memikirkan bagaimana cara agar membuat anak bahagia. Cukup dengan 7 hal simple namun ‘bodoh’ ini, dijamin si kecil tertawa.

Menjadi orangtua sering kali membuat kita harus kembali menjadi anak kecil lagi.  Ini berarti tak jarang kita harus pandai melihat sesuatu dari sudut pandang si kecil, atau rela terlihat konyol karena kita tahu hal itu dapat membuat anak kita tertawa dan bahagia.

IMG20150517160649

Kalau anak lanang saya lagi ngajak main, saya sering kali membatin, “Ya ampuuun.. gue kok kelihatan konyol banget, sih?”. Pernah suatu kali Bumi menyodorkan saya sebuah bantal. Kemudian dia pun langsung bilang, “Ibu, kita main jadi kura-kura, yuk. Lalu kita balapan”. Untungnya, sih, kegiatan konyol seperti ini selalu dilakukan di rumah, gimana kalau anak lanang saya ini minta main saat lagi berkunjung ke rumah saudara? Bisa repot, hahaha.

Sementara, Fia pernah cerita bahwa salah satu kekonyolan yang sering ia lakukan adalah dengan membuat kumis ketika sedang minum susu bersama anak-anak. “Buat kita yang orang dewasa, hal ini kelihatan sepele, sih, ya. Tapi, kegiatan ini bisa bikin anak-anak gue ketawa,” ujarnya.

Lain lagi dengan Thatha, salah satu teman 'penjaga gawang' di Mommiesdaily mengatakan kegiatan yang sering ia lakukan adalah dengan mengeluarkan suara-suara unik yang bisa membuat anaknya tertawa. “Buat gue juga terhibur banget, dan merasa forever young, hahaha.”

Seperti yang sudah Fia paparkan di artikel ini, seringkali karena ingin menjadi orangtua yang benar membuat kita lupa bagaimana caranya menjadi orangtua yang menyenangkan. Sebagai orangtua ada masanya kita tak hanya  perlu belajar untuk menjadi figur pelindung, ataupun role model bagi anak. Penting bagi kita untuk bisa memosisikan diri sebagai partner layaknya sahabat.

Kebayang nggak, kalau kita jadi orangtua yang kaku, yang selalu memberikan jarak terlalu besar? Bisa-bisa ketika anak sudah besar ia nggak punya memori masa kecil yang menyenangkan bersama orangtuanya. Buat saya dan suami, hal semacam ini juga merupakan sebuah investasi. Investasi buat anak itu kan nggak melulu soal menyiapkan dana pendidikan, tapi bagaimana ia bisa memiliki memori yang indah tentang keluarga dan masa kecilnya.

Putri Maharani Ardy Langka sebagai seorang psikolog juga mengingatkan agar kita harus pintar memainkan peran, kapan saatnya jadi ibu, dan kapan bisa jadi sahabat bagi anak-anak. Dengan begitu, kita pun jadi tahu bagaimana harus bertindak.

Harapannya, sih, saya ingin menjadi orangtua yang menyenangkan. Lagi pula, setelah sibuk dengan kerjaan di kantor ataupun urusan domestik, sesekali kita pun perlu melakukan hal-hal konyol sehingga bisa jadi orangtua yang lebih playful. Apa yang bisa dilakukan, lihat di laman selanjutnya, ya.

Kegiatan yang bisa dilakukan juga sangat beragam, kok. berikut ada 7 hal konyol yang bisa bikin anak ataupun kita merasa happy.

1. Tickle your child

Hayo, siapa yang senang main kelitikan sama anak? *ngacung*. Meskipun usia Bumi sudah 5 tahun, hampir setiap hari saya masih sering mengajaknya main kelitik-kelitikan. Buat saya, kegiatan ini salah satu cara membina keakraban dengan anak. Waktunya juga nggak perlu lama-lama , kok. kalau memang Bumi sudah merasa tidak nyaman, dan bilang “Stop, buu....”, saat itu saya pun akan berhenti. Lakukan saat anak dalam kondisi yang rileks. Kuncinya, jangan sampai anak merasa terpaksa melakukannnya sehingga ia merasa tidak nyaman.

2. Mimik lucu

Salah satu sahabat saya, Yonita bercerita kalau puteri kecilnya, Rindu, paling senang kalau melihat ayahnya menirukan mimik Mr. Bean. “Jadi, suatu waktu gue lagi nonton film Mr. Bean di TV, tiba-tiba sambil menunjuk TV, Rindu bilang, ‘Ayah.. ayah...’. Sejak itu suami gue jadi senang becanda dengan pasang mimik lucu.”

3. Tirukan Bunyi

Nah, menirukan bunyi yang saya maksud di sini persis yang sering dilakukan Thatha. Hampir semua anak kecil, terutama anak bayi pasti senang sekali kalau kita bisa menirukan suara yang aneh. Hal ini pun berlaku kalau kita sedang mondongeng atau bercerita. Saat orang dewasa bisa menirukan bunyi yang lucu, hal ini akan membuat anak tertawa karena mereka tidak menyangka kalau kita bisa melakukannya

4. Perilaku binatang

Salah satu teman saya, Delia, ibu dari Wildan (4 tahun) mengatakan,  “Kalau gue sering main king king-an. Wildan pukul-pukul dada kaya kingkong, nah, gue jadi ibunya kingkong. Ikut pukul-pukul dada, sambil senam muka. Soalnya harus teriak auoo uooo juga. Kalau lagi ngelakuin hal ini sama anak, gue sih berharap nggak ada yang lihat. Malu-maluin banget.”

Kalau Delia harus jadi Kingkong, Indri teman saya rupanya sering jadi bebek dan kodok saat anak pertamanya, Al (5 tahun) memintanya. “Waktu main di depan rumah, anak gue, Al, minta gue jadi soang. Jadi harus lari ngejar dia sambil ngepak-ngepakin sayap. Pernah juga gue diminta untk jadi kodok, lalu harus balapan lompat. Seru juga, sih. Lagian hitung-hitung buat bakar lemak, hahaha”

indri*Indri, salah satu teman dekat semasa kuliah bersama putera pertamanya, Al (5 tahun)

5. Let’s Freeze

“Joansi suka minta gue untuk menirukan gerakannya. Dia nungging, gue juga harus nungging. Dia berdiri satu kaki, gue pun harus berdiri satu kali. Dia jongkok, berdiri, jongkok dan berdiri lagi, gue pun harus begitu. Kadang kalau gue lagi melakukan sesuatu, Joansi juga suka bilang, ‘Apap, diam’, jadi gue pun langsung freeze. Kalau saat lagi jalan, ya, gue pun akan berhenti dulu sampai dia bilang, ‘Apap boleh jalan lagi’. Lumayan konyol kalau dilihat mertua atau orangtua gue, apalagi kalau lagi jalan-jalan ke mall. Tapi menyenangakan, kok,” ujar teman saya, Benk, ayah dari Joansi  (3 tahun).

6. Dansa bersama

Siapa yang senang mengajak anaknya dansa bersama? Kegiatan seperti ini sepertnya sudah jadi ‘makanan’ sehari-hari di rumah, ya. Misalnya Amanda, teman saya semasa SMP ini bilang kalau ketiga anaknya, paling senang dirinya ikutan joget sama mereka. ”Kebetulan, anak-anak sukanya nonton Mickey Mouse, jadi kalau lagi nonton bareng gue harus siap-siap ngikutin jogednya Mickey, Minnie, Donald, atau Goofy, terutama di lagu Hotdog.”

7. Bermain salon-salonan

Buat Mommies yang punya anak perempuan, pasti akrab dengan kegiatan yang satu ini. Contohnya Eci, teman saya ini bilang kalau anak perempuannya, Gendis (5 tahun) senang sekali main salon-salonan bersama ayahnya. “Yang jadi korbannya, sih, suami gue. Kalau hari libur atau pas pulang kerja, Gendis sering banget dandanin ayahnya. Kasih bedak tabur, kepalanya di-creambath, hahaha.” Jangankan anak perempuan, anak saya saja yang laki-laki pernah suatu waktu penasaran ingin ikut membersikan wajah dan memulaskan lipstik di bibir saya.

Ada salah satu quote Paulo Coelho yang saya suka, "One day, you will wake up and there won't be anymore time, to do things you've always wanted. Do it now." Sebelum menyesal, sebelum anak tumbuh dewasa dan sulit untuk diunyel-unyel lagi, sebisa mungkin setiap hari saya selalu berusaha untuk terus membangun relasi yang baik dengannya.

Saya percaya kalau hubungan  antara anak dan orangtua dibangun di atas kepingan-kepingan pengalaman hidup bersama. Ketika kita mampu menyusun kepingan yang indah dan positif, tentu bisa jadi modal untuk masa depan karena anak bisa tumbuh jadi pribadi utuh dan bahagia.

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan