banner-detik
BREASTFEEDING

Masalah Pada Payudara Saat Menyusui (Part 2)

author

?author?27 Aug 2015

Masalah Pada Payudara Saat Menyusui (Part 2)
Ibarat cerita bersambung yang selalu menarik untuk disimak, masalah pada payudara saat menyusui juga pasti menarik untuk dicari tahu.

latching-on

Gambar dari sini

Setelah beberapa saat lalu saya membahas tiga permasalahan pada payudara saat menyusui, sekarang ada tiga kasus lainnya yang ingin saya informasikan kepada Mommies. Dari tiga kasus yang akan dibahas nanti, kali ini yang pernah saya rasakan adalah saluran susu yang tersumbat. Saluran ASI saya terhambat, akibatnya produksi ASI menjadi tidak maksimal. Gejalanya, seperti ada benjolan yang mengeras di dalam payudara saya. Solusi yang saya jalankan adalah memijat perlahan bagian yang mengeras itu sebelum pumping dan setelahnya, selain itu juga mengompres dengan handuk yang direndam air hangat. Setelahnya aliran ASI terasa lebih lancar dan rasa sakit juga jadi berkurang.

Setelah saya pernah membahas tentang Mastitis, Puting Lecet dan Payudara Tidak Simetris, sekarang saya ingin berbagi info tentang masalah lain yang masih seputar problem pada payudara ketika menyusui.

  • Saluran Susu Tersumbat
  • Pengertian:

    Terhambatnya aliran ASI, dari kantong ASI hingga ke puting.

    Penyebab:

    Ada tekanan dan akhirnya menyebabkan aliran mengecil.

    Penanganan:

    Dipijat di bagian yang “merengkel”, dr. Marini menyarankan memijatnya sambil menyusui. Berikan sedikit baby oil pada bagian yang dirasa agak “merengkel” tadi, di saat yang bersamaan ketika bayi sedang menghisap ASI. Jadi gerakannya “memecah” bagian yang merengkel tadi baru di arahkan ke puting.

    Biasanya berlangsung berapa lama?

    Tergantung perawatannya, dan usahakan tidak memakai bra berkawat selama masa menyusui. Perhatikan juga posisi tidur, hindari posisi tidur yang ada tekanan ke bagian dada Mommies atau tengkurap.

    Di halaman selanjutnya, tentang puting datar dan puting yang terlalu besar

  • Puting datar dan Puting Terlalu Besar
  • Pengertian:

    Berdasarkan anatomi tubuh, menurut dr. Marini puting itu ada yang normal, lalu yang pendek – artinya bentuknya tidak mancung. Lalu ada yang datar, terlalu besar dan ada juga yang masuk.

    Hal yang harus diingat untuk para ibu baru, bahwa pelekatan mulut bayi pada puting atau dikenal dengan istilah latch on. Posisi latch on dapat dibilang sukses apabila area aerola ikut masuk ke dalam mulut bayi – selain akan melancarkan produksi ASI, pelekatan yang sempurna juga akan meminimalisir puting Mommies terluka.

    Dalam sesi ngobrol saya dengan dr. Marini, hal penting lainnya yang ia ingatkan berulang kali seputar permasalahan pada bentuk puting – si bayi harus dikenalkan dengan bentuk payudara dan puting si ibu bagaimanapun bentuknya. Karena perlahan tapi pasti bayi akan beradaptasi dengan sendirinya. Entah itu bentuk puting yang datar, terlalu besar bahkan puting yang masuk. Hindari memperkenalkan dengan media lain untuk menyusui apalagi diberikan cairan lainnya selain ASI. Langkah tersebut tidak menyelesaikan masalah, intinya harus menyusui dan menghisap sendiri. Karena kalau sudah menyusu lewat media lain dan dengan diberikan cairan selain ASI biasanya ibu tidak percaya diri. Jika awal kelahiran bayi sering menangis dan masih rewel, ya wajar saja karena itu merupakan cara mereka memberitahu, jika mereka sedang lapar.

    Do and Don’ts

    DO

    nipple_puller_1

     

    Alat bantu yang dr. Marini sarankan adalah Nipple Puller, digunakan sebelum menyusui. Tapi juga tidak “bim salabim” sekali pakai langsung mancung puting yang bermasalah, butuh waktu yang agak lama. Karena Nipple Puller yang paling hebat adalah isapan bayi. Alat ini digunakan dalam situasi puting yang masuk atau cenderung rata.

     

    DON’TS

    nipple shield

    Penggunaan alat bantu yang tidak disarankan oleh dr. Marini adalah Nipple Shield, karena sering kali ia mendapati sebagian besar puting payudara pasiennya yang menggunakan Nipple Shield justru berdarah. Poinnya, bayi harus sering terpapar dengan puting, sehingga terbiasa dengan kondisi puting si ibu.

    Dr. Marini pernah mendapati kasus puting yang masuk (cenderung rata, bahkan hingga membentuk semacam kawah). Hal pertama yang dr. Marini lakukan adalah memberikan semangat kepada si ibu: bahwa ia pasti bisa menyusui. Untuk sementara, ASI bisa didapatkan dengan memberdayakan payudara yang keadaan putingnya normal. “Si ibu harus yakin terlebih dahulu bahwa dia mampu menyusui, itu jadi modal utama saya mendampingi pasien dengan kasus seperti ini. Dan ketika bayinya berusia 9 bulan, bentuk putingnya sudah keluar,” jelas dr. Marini.

    Kalau mommies ada informasi lain tentang keluhan payudara ketika menyusui, mari berbagi cerita mom.

    PAGES:

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan