Apa yang bisa dilakukan oleh busui ketika si kecil yang sedang menyusu harus masuk NICU, terlahir prematur atau terlahir dengan kondisi bibir sumbing?
Gambar dari sini
Menyusui bayi sakit bisa menjadi tantangan yang berlipat ganda bagi para Mommies. Saya pun mencoba mencari tahu ke dr. Marini Sartika Dewi, MsiMed, SpA, Dokter Spesialis Anak dan Konselor Laktasi dan MPASI dari Brawijaya Women & Children Hospital, seputar cara menyusui bayi yang sakit.
Bayi yang dirawat di NICU
Secara teori, ASI keluar pada hari kedua pada kelahiran normal. Jadi, jangan bayangkan jika seorang bayi lahir, ASI juga akan langsung keluar. Pada kelahiran secara Caesar, biasanya ASI akan keluar pada hari ketiga. Tapi ada juga yang di hari pertama kelahiran, ASI-nya sudah keluar colostrum. Nah, kalau bayi lahir dengan kondisi yang tidak terlalu bagus dan harus masuk high care, bayi bisa puasa selama tiga hari karena bayi baru lahir memiliki cadangan makanan. Bersamaan dengan habisnya cadangan makanan, ASI pun sudah keluar. Sembari menunggu ASI keluar, tidak apa-apa jika bayi tidak langsung diberikan ASI. Hanya saja, sebanyak 95% bayi yang berada di ruangan high care atau NICU akan diinfus, jadi bayipun sudah mendapatkan cairan berupa glukosa dan karbohidrat dari infus tadi.
Kalau ada ibu yang colostrumnya sudah keluar di hari pertama dan jumlahnya cukup banyak, maka sebaiknya colustrum itu diperah. Jika bayi sesak, otomatis akan mendapatkan bantuan oksigen, dan tidak mungkin dikeluarkan dari inkubator untuk skin to skin. Jika ibunya masih diinfus di ruangan dan masih sakit sehingga belum bisa turun dari tempat tidur, colostrum bisa diperah dan disimpan di spuit (sejenis suntikan) sebanyak satu cc atau sedapatnya saja.
Gambar dari sini
Pada hari pertama, takaran hanya sekeluarnya ASI. Lambung bayi di lima hari pertama itu masih sebesar kelereng, jadi bisa menampung kurang lebih 5 cc ASI. Kalaupun mendapat separuhnya saja, sebetulnya si bayi sudah kenyang.
Jangan menunggu ini terjadi. Sebelum terjadi, orangtua harus sudah rajin berkonsultasi dengan konselor ASI. “Justru kalau saya pribadi menghadapi pasien yang bayinya harus masuk NICU, yang saya lakukan adalah mendekati ibunya untuk memberikannya semangat. Karena ASI itu adalah obat yang terbaik untuk bayi yang masuk NICU. ASI mengandung antibiotik. Supaya si bayi tidak tergantung pada antibiotik, maka ASI harus dikeluarkan. Jadi dukungan penuh psikologis ke si ibu mutlak diperlukan. Kuncinya di psikologi sebenarnya,” papar dr. Marini kepada Mommies Daily.
Selain itu, dr. Marini mengingatkan, sebenarnya tidak ada istilah ASI tidak keluar setelah dua atau tiga hari. Semua ASI akan keluar setelah tiga hari. Hanya saja kadang kalau bayinya sakit, ibunya juga bisa ikutan stres. Nah, stres inilah yang menyebabkan ASI macet.
Ada dua hormon yang berperan dalam produksi ASI, yang pertama adalah hormon Produksi (prolaktin). Hormon ini bertugas memproduksi ASI, dan yang memicu hormon ini adalah hisapan bayi. Hal penting lain yang Mommies perlu ketahui tentang hormon ini adalah bahwa hormon prolkaktin itu tinggi kadarnya di dalam darah itu pada malam hari. Kedua, hormon Distribusi (oksitosin). Hormon oksitosin ini bertugas mengeluarkan ASI dan mendistribusikan. Sayangnya, hormon ini sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Cari tahu cara menyusui bayi yang terlahir prematur di halaman berikutnya.
Gambar dari sini
Menyusui Prematur
Dr. Marini membagi bayi yang terlahir prematur dalam dua kategori: Pertama, prematur yang terlahir dalam keadaan bagus (tidak perlu masuk NICU), dan bayi prematur yang harus masuk NICU. Pada bayi prematur yang bagus, orangtua perlu diinformasikan bahwa bayi prematur belum matang semua organnya (otak, jantung, dan lain-lain), termasuk refleks mengisapnya. Gangguan pada menyusui terletak pada kondisi kepala bayi yang masih “gemulai” sehingga memegangnya jadi susah. Situasi ini dapat diakali dengan cara foot ball position – yang berfungsi menopang kepala bayi.
Selain itu, biasanya dr. Marini akan mewajibkan si ibu memompa per dua jam sekali. Media untuk si kecil minum ASI bisa menggunakan cup feeder atau spuit 25 cc, yang biasa digunakan untuk alat suplementer. Alat ini sebenarnya pengganti pipet. Penggunaan media lain untuk memberikan ASI ini harus dilatih, apalagi untuk ibu yang bekerja. “Biasanya saya akan bertanya si bayi akan dititipkan kepada siapa. Jika dititipkan kepada mama si ibu, maka beliau akan saya panggil untuk saya ajarkan cara penggunaan cup feeder atau spuit ini,” tutur dr. Marini.
Secara teori, besar lambung per kilogram berat badan sebesar 30 cc. Jadi, bayi 3 kg punya daya tampung maksimal 90 cc. dr. Marini menyarankan untuk memberikan ASI sepertiga sampai setengah dari BB bayi. Meskipun ada juga bayi 3 kg yang bisa menghabiskan 50 cc ASI. Sebaiknya takaran ASI dimulai di 30 cc (sepertiga dari BB bayi). Bertahap saja; jika bayi masih mau menyusu, bisa ditambahkan per 5 cc.
Kadang orang berpikir bayi prematur harus diberikan susu khusus supaya cepat besar. Padahal sebenarnya, ibu yang melahirkan bayi prematur dan ibu yang melahirkan bayi normal itu komposisi atau kandungan ASI-nya berbeda. ASI bayi prematur kandungan lemaknya lebih tinggi.
Laman berikutnya: Apa saja yang perlu diperhatikan dalam kasus menyusui bayi sumbing?
Bibir bayi sumbing
Secara teori, bayi dengan bibir yang sumbing butuh posisi menyusui yang tegak. Sumbing itu ada macam-macam; sumbing di bibir saja, atau sampai ke gusi, atau ada juga yang sampai ke langit-langit. Kalau di bibir saja masih aman, kemungkinan bayi tersedak sedikit.
Tapi jika bayi mengidap labiopalatoschisis, yaitu keadaan sumbing yang meliputi bibir, gusi hingga ke langit-langit, maka itu keadaan bayi sumbing yang paling berat. Pada kasus ini memang akan agak susah bagi si kecil untuk dapat menyusu langsung. Tapi jangan panik, kondisi ini bisa diakali dengan dot khusus yang bernama Haberman.
Biasanya dokter bedah punya kriteria khusus, misalnya berat badan atau tinggi minimal ada di angka sekian. Disebut “Rule of 10” yaitu berat bayi lebih dari 10 pounds atau sekitar 5 kg; usia bayi atau anak lebih dari 10 minggu; kadar hemoglobin darah lebih dari 10 gr %; jumlah sel darah putih kurang dari 10.000 per ml. Operasi juga perlu dilakukan sebelum si bayi bisa berbicara, karena jika bayi sudah bisa berbicara maka dia akan sengau.
Jika penggunaan protese (langit-langit buatan) dirasa sangat mahal, orangtua bisa menggunakan media lain untuk menyusui yang bernama Haberman tadi. Cara lain yang dapat ditempuh adalah operasi. Posisi menyusui juga harus diperhatikan, usahakan agak tegak untuk mencegah bayi tersedak. Karena kalau tidak ada langit-langit, Mommies bisa membayangkan, nggak? Cairan yang masuk akan lebih dekat dengan saluran napas, jadi bisa langsung tembus dengan tenggorokan (tidak ada penghalang).
Bagi Mommies yang sedang mengalami satu dari ketiga situasi di atas, tetap semangat memberikan ASI, ya. Dan untuk support system si ibu, mari berikan semangat semaksimal mungkin supaya si kecil mendapatkan hak ASI-nya.
Ada dua kasus lainnya yang akan dibahas di bagian kedua nanti, yaitu tongue tie dan bayi yang masuk inkubator untuk disinar. Nantikan, ya, Mommies :)