Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Tips Agar Nyaman Dalam Perjalanan Mudik
Ditulis oleh: Leriza Putri
Kali ini saya mau berbagi pengalaman tentang persiapan yang selalu saya lakukan agar selama di perjalanan mudik (yes, di perjalanannya, bukan setelah tiba di tempat tujuan) semua berjalan nyaman dan aman, hehehe.
Menyiapkan kondisi fisik saya dan suami serta menyiapkan kondisi fisik dan mental si kecil untuk siap tempur menghadapi perjalanan mudik yang penuh tantangan (alias macet tak berujung) sudah pasti ada di dalam daftar teratas saya. Tapi, ada beberapa hal lain yang juga saya lakukan, yang ternyata setelah dilakukan membuat hati terasa nyaman dan tentram sepanjang perjalanan mudik.
*Gambar dari sini
Karena kami sudah memutuskan untuk mudik menggunakan mobil, maka hal penting lainnya adalah mengecek kesiapan mobil. Sejak memasuki bulan puasa, saya sudah mendaftarkan mobil pada bengkel resmi untuk dicek secara keseluruhan, hingga sang montir menyatakan, mobil ini siap untuk perjalanan jauh. Mulai dari mesin, AC, roda, radiator, dan tak ketinggalan tape di mobil. Saran saya, daftarkan mobil di bengkel resmi jauh-jauh hari sebelum hari H tiba. Sebab, semakin dekat dengan hari H, bengkel akan semakin ramai. Satu hal lagi yang saya siapkan berkaitan dengan mobil adalah mencatat nomor telepon bengkel di setiap kota yang akan saya lewati. Informasi ini bisa didapatkan dari bengkel di kota keberangkatan, atau mencarinya melalui internet.
Biasanya saya akan menghabiskan waktu di kampung halaman sekitar 7 – 10 hari. Berkaca dari pengalaman seorang teman yang saat mudik kemudian anaknya jatuh sakit, maka saya selalu membawa Medical Record kami sekeluarga di saat mudik. Ini untuk berjaga-jaga jika kami jatuh sakit, maka dokter yang memeriksa kami bisa melihat riwayat kesehatan dari buku tersebut.
Bagi saya, mempelajari jalur mudik sangatlah penting. Tak hanya untuk melihat daerah mana yang ada pasar tumpah (sehingga kemungkinan macet bertambah besar), tapi juga memerhatikan kota mana saja yang akan kami lewati. Hal penting lainnya mengapa saya selalu mempelajari jalur mudik adalah karena di situ saya bisa mencatat letak Rumah Sakit, Klinik, Kantor Polisi yang akan kami lewati.
Tak hanya obat-obatan untuk si kecil, tapi juga obat-obatan untuk saya dan suami (memangnya orang dewasa tidak bisa sakit, hehehe). Biasanya yang pasti ada adalah termometer, hansaplast, obat demam, obat batuk pilek, betadine, obat mual, obat diare, obat pusing, obat masuk angin serta minyak kayu putih.
Fasilitas yang saya maksud adalah fasilitas dadakan yang suka ada hanya pada saat Lebaran seperti ini. Biasanya, brand-brand akan mendirikan posko-posko di sepanjang jalur mudik untuk kenyamanan para pemudik. Beberapa di antaranya yang pernah saya coba adalah posko untuk beristirahat. Posko ini biasanya terdiri dari tenda besar dengan deretan tempat tidur lipat di dalamnya. Lumayan nyaman kok untuk pengemudi melepas ngantuk sejenak. Berikutnya ada posko yang juga menyediakan kursi pijat, nah, yang ini saya suka coba karena lumayan menghilangkan pegal di area kaki dan punggung. Tahun lalu saya juga sempat mampir ke salah satu posko dari sebuah provider yang ternyata menyediakan ruangan kecil untuk playground. Tak sedikit pula posko makanan dan minuman yang menyediakan makanan instan atau minuman berenergi. Tapi karena keluarga kami memang tidak pernah mengonsumsi dua jenis hidangan tersebut, jadi kami tidak mampir.
Dengan memaksimalkan fasilitas-fasilitas ini, setidaknya rasa lelah akibat perjalanan panjang nan macet bisa berkurang, kok.
Urusan makan selalu menjadi nomor satu, apapun keadaannya. Sebab, tak hanya orang dewasa, balita juga akan rewel saat ia merasa lapar. Oleh karena perjalanan yang akan kami tempuh cukup panjang, maka saya pun membuat rencana bekal makanan. Jenisnya harus pas untuk perjalanan panjang (dan tentu disukai oleh kami bertiga), jumlahnya harus cukup untuk kami bertiga dan cara menyimpannya tidak membuat saya repot (artinya saat akan makan, tinggal ambil dan hap masuk ke dalam mulut).
Saya juga mengizinkan Dhia untuk memilih makanan favoritnya. Beberapa makanan yang saya rencanakan untuk dibawa antara lain kue, roti, buah, biskuit, cokelat, minuman, termos berisi air panas, gula sachet, teh celup atau kopi (untuk saya dan ayah), dan susu kotak. Berhubungan dengan makanan, saya juga membawa kantung plastik kosong ekstra untuk membungkus sampah yang akan dihasilkan.
Ada berbagai cara untuk mengatasi rasa bosan yang mungkin akan dialami Dhia saat harus menempuh perjalanan jauh. Sehingga saya pun menyiapkan mainan-mainan Dhia untuk dibawa. Namun, karena mobil kami tak seluas rumah, maka saya mengajak Dhia untuk memilih mainan favorit berukuran kecil untuk dibawa. Semua mainan yang sudah didaftar kemudian saya masukkan menjadi satu ke dalam tas khusus. Di dalamnya termasuk buku mewarnai dan pensil warnanya, kertas menggambar, dan belasan lembar aktivitas untuk balita yang saya unduh dari internet dan saya cetak jauh-jauh hari. Untuk anak 3 tahun, lembaran kertas bergambar princess dan beberapa hewan akan membuat mereka anteng dalam waktu cukup lama. :D
Semua persiapan tersebut betul-betul saya lakukan dan berbuah manis saat mudik tiba. Dhia tidak rewel (hanya sesekali karena mengantuk) dan kami melewatinya dengan senang. Selamat mudik, bagi yang mudik tahun ini. :)
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS