Awalnya sempat takut melakukan babymoon karena tidak pede dengan bentuk tubuh. Tapi akhirnya babymoon versi saya berjalan lancar dan menyenangkan. Bagaimana caranya?
Di bayangan saya yang namanya babymoon itu sudah jelas pasti romantis-romatisan, menikmati waktu berdua, tidak turun dari ‘ranjang’ selama seharian. OMG. Sounds scary! Kenapa menyeramkan? Karena ketika hamil anak pertama saya merasa diri saya seperti ikan paus berjalan, belum lagi perasaan moody yang sering bercampur dengan cranky, dan selalu merasa tidak menarik dan lecek walaupun sudah dandan seperti apapun. Saya saja tidak menikmati melihat diri sendiri bagaimana suami saya?! Rasanya nggak mungkin banget untuk melakukan trip ini.
*Gambar dari sini
Namun pada saat hamil anak bungsu, di trimester kedua dan trimester ketiga saya diharuskan mengadakan perjalanan bersama suami untuk menghadiri acara keluarga. Jadilah secara tidak langsung saya mengalami yang namanya babymoon.
Berbekal konsultasi dokter dan browsing sana-sini, akhirnya saya cukup pede untuk melakukan trip ini. Dan, berkat babymoon yang saya alami, saya dapat berbagi tips yang mudah-mudahan bermanfaat bagi Anda yang masih ragu akan melakukannya atau tidak.
1. Cek dokter kandungan dan minta referensi dokter di area tempat Anda berkunjung.
Beda area beda juga kebiasaan, apalagi kalau jalan-jalannya ke luar negeri. Jadi jangan pernah lupa membawa buku mengenai milestone kehamilan Anda. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di sana (dan di airport!). Dan, (amit-amit) apabila Anda sampai harus cek ke dokter, maka dokter setempat dapat mengetahui sejarah tentang kandungan Anda. Maka sebelum keberangkatan pastikan Anda cek dulu ke dokter kandungan dan memintanya menulis dengan detail mengenai perkembangan kandungan beserta alergi atau penyakit yang Anda miliki.
2. Dress well and look good!
Bawa (HANYA) baju terbaik dan ternyaman yang Anda miliki. Sudah pasti Anda ingin merasa percaya diri dan terlihat baik dalam segala suasana, jadi pastikan kaus oblong yang bolong atau daster batik lusuh (yang semakin lusuh semakin adem itu) tersimpan manis dalam laci baju Anda. Pastikan juga tata rias simple dan segar terpoles di wajah Anda. Tidak usah pakai alasan kalau sudah kawin apalagi hamil, suami pasti terima apa adanya, ya. You dress not to impress but to look good for yourself.
3. Earlier is much brilliant plan!
Trip pertama terjadi saat usia kandungan saya 3-4 bulan (saya pergi selama hampir 3 minggu). Sedangkan trip kedua saat usia kandungan pada awal 7 bulan (hanya pergi selama 3 hari). Bedanya sih cuman 2,5 bulan tapi ya ampun rempongnya kok seperti 3x lipat! Mulai dari duduk di pesawat tidak nyaman (maklum berjauhan dengan area business class), drama di bandara ketika dicek berulang-ulang oleh petugas bandara, sampai harus menandatangani surat pernyataan untuk meyakinkan kalau usia kehamilan saya di bawah 8 bulan (hello! Saya tersinggung!). Belum lagi saat trip saya sudah tidak bisa jalan terlalu jauh dan pergi terlalu malam, karena sudah mulai lelah dan sering mengantuk. Menurut saya waktu terbaik adalah pada bulan ke 4 dan ke 5.
4. Short trip
Saya salut dengan ibu-ibu yang saya stalk di Instagram, mereka masih bisa melakukan perjalanan panjang di saat kehamilan cukup besar. Mereka masih terlihat fabulous dengan penampilan mereka yang seolah tanpa cela. Buat saya pribadi, perjalanan jauh memiliki risiko yang lebih tinggi dan persiapan yang lebih berat. Sedangkan saat berbadan dua kita tidak dalam standar fit yang sama dengan saat kita tidak hamil, segala sesuatu ada yang dikurangi (pikiran dan beban bawaan) dan ada yang ditambah (istirahat dan asupan makanan). Banyak kok pilihan tempat liburan yang dekat tapi menyenangkan. Yang penting, kan, dengan siapa, bukan destinasinya, kan, ya?
5. Stay romantic!
Ingat trip ini bisa jadi trip 'terakhir' (sampai pada waktu yang tidak dapat ditentukan) saat Anda bisa menikmati pergi berdua suami saja. Buat memori terindah pada saat-saat ini, yang akan Anda selalu ingat. Pesanlah paket spa berdua, romantic dinner, tetap hadirkan kejutan-kejutan kecil saat liburan. Most important, never skip the sex part in the trip, karena sesudah melahirkan, Anda akan mengalami cuti cukup lama dalam berhubungan intim dengan pasangan tercinta. Jadi, jangan galak-galak ya mommies! Buyarlah nanti si romantic trip ini.
6. The fresh start and ready to welcome the baby!
Manfaat yang paling terasa untuk saya adalah selesai dari trip ini saya merasa segar dan sangat siap menyambut hadirnya sang bayi. Saya berhasil melupakan ketakutan-ketakutan saya sebagai ibu saat sedang menanti si bayi, dan menggantikannya dengan perasaan percaya diri, karena dengan berdampingan sang suami, saya menjadi lebih siap untuk proses kelahiran dan sangat menanti menikmati waktu bersama dengan keluarga kecil saya.
It’s not a must have trip. But, it’s a good thing to do with your husband before the baby come. Good luck on planning your babymoon!