“Terima kasih,” dua kata yang sangat sederhana namun mengandung arti yang cukup dalam. Kemampuan dua kata ini sangat besar untuk mengharmoniskan hubungan dalam konteks apapun dan dengan siapapun. Sekarang, saya ingin mengerucutkannya ke dalam hubungan antara anak dan orangtua. Terbayangkah, Mommies, setelah puluhan tahun mereka merawat, membesarkan, dan memberikan apapun yang kita butuhkan, namun kita masih enggan mengucapkan “Terima kasih?” Mengingat saya tinggal bersama orangtua dan menitipkan anak saya, Jordy, kepada mereka, maka kebiasaan ini tak boleh saya kesampingkan.
Gambar dari sini
Yep, I’m a working mom dan (masih) saja merepotkan dengan menitipkan anak pada orangtua – karena sejauh ini langkah inilah yang saya anggap paling logis. Pun mereka yang dengan gamblang menyatakan kepada saya bahwa tidak keberatan dititipi Jordy. Walau begitu, tetap harus ada etika yang sekilas sepele namun penting. Singkatnya, saya harus tahu diri; karenanya, sejak awal kehamilan sudah mencari ART atau Mbak yang bisa membantu Mama mengasuh Jordy. Maklum saja, di rumah saya, ART hanya kerja paruh waktu - datang siang dan akan pulang sore hari - and I need a fulltime housemaid (walau hingga sekarang saya belum juga mendapatkannya)! Well, hikmahnya adalah level toleransi dan kompromi saya bersama pasangan jadi bisa terasah atas kekurangan orangtua saya dalam merawat Jordy.
Adakah cara selain mengatakan secara verbal? Cari tahu di halaman selanjutnya, ya, Mommies.
Gambar dari sini
How to say it?
Selain mengatakannya secara langsung saat hendak pamit ke kamar kami untuk menidurkan Jordy, saya dan suami juga punya cara lain untuk berterima kasih kepada mereka.
Selain terima kasih, juga sudah sepantasnya mendahulukan kata “Tolong” di setiap kalimat meminta bantuan. Walau relasi saya dan mereka ada anak dan orangtua, namun yang harus dicamkan, mereka juga manusia yang patut dihormati lahir dan batin. Di samping itu, jangan segan segera meminta maaf sesaat melakukan kesalahan terhadap mereka. Awalnya memang suka canggung, tapi jika sudah satu kata saja yang keluar dari mulut maka untuk selanjutnya akan terasa lebih ringan.
Walau dibanjiri ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan ucapan terima kasih, pengorbanan dan jasa orangtua masih jauh lebih banyak dibandingkan apa yang sudah pernah kita lakukan sebagai anak. Tapi, setidaknya mereka tahu kalau kita peduli dan sayang hingga akhir hayat memisahkan dengan kalimat sederhana ini, “Terima kasih, ya, Mah, Pah.”