Sorry, we couldn't find any article matching ''
Penolong Ibu Baru #3: Sekolah Menjadi Orangtua
Jadi orangtua memang nggak ada sekolah resminya. Tapi sekarang banyak seminar dan workshop yang bisa membekali kita menjadi orangtua yang lebih baik.
Akhirnyaa, sampai juga pembahasan seputar helpful stuff bagi para ibu baru ini di kategori ketiga, yaitu pengetahuan yang membuka mata saya. Jika sebelumnya saya membahas hal-hal yang konkret seperti perkakas dan printilan yang membantu kegiatan 'operasional' saya sehari-hari di artikel "Penolong Ibu Baru: The Little Gears," juga ragam layanan yang memudahkan di "Penolong Ibu Baru #2: Penyewaan Barang, Katering MPASI dan Perawatan di Rumah," maka kali ini , saya mau membahas hal yang abstrak namun mampu 'mendongkrak' kapabilitas saya sebagai orangtua baru.
3. Knowledge
Pertama kali tahu sedang hamil, yang pertama saya lakukan tentunya browsing. Situs yang saya rajin sambangi sejak hamil sampai sekarang adalah babycenter.co.uk. Situs ini menyediakan fitur tracking perkembangan janin jika kita meng-input tanggal menstruasi terakhir, dan mengirim newsletter berisi informasi perkembangan janin setiap bulannya. Ketika anak lahir, kita tinggal input tanggal lahirnya, lalu kita akan mendapat laporan milestone perkembangan anak setiap bulannya.
Yang saya suka, isinya bukan cuma seputar anak kita "harus" sudah bisa apa, tapi juga isu atau masalah yang kemungkinan kita hadapi, yang relevan dengan usia anak. Sebagai contoh, waktu anak saya, Bumy, usia 3 tahun, newsletter ini membahas growing independence dan masalah yang dihadapi orangtua.
Kalau untuk buku, standar saja, sih, saya suka "What to Expect: The First Year." Tapi, hal lain yang menurut saya sangat sangat membantu adalah informasi dari seminar atau workshop yang pernah saya ikuti. Dulu, ungkapan "Jadi orangtua 'kan nggak ada sekolahnya!" mungkin sudah lazim. Tapi sekarang, ilmu berserakan di mana-mana, termasuk untuk menjadi orangtua. Salah satu channelnya adalah melalui seminar atau workshop. Beberapa yang sempat saya ikuti - dan sangat membantu! - antara lain:
- Seminar breastfeeding for working moms AIMI
Kalau para orangtua hanya boleh memilih satu jenis investasi untuk anaknya, saya rasa akan banyak yang menjawab ASI. Begitu pula saya. Seminar ini sangat membantu saya menyiapkan diri menghadapi breastfeeding, sebagai ibu bekerja pula. Di sini, semua dibahas, mulai dari manfaat ASI, posisi menyusui, latch on yang baik, sampai cara merangsang hormon oksitosin yang membuat ASI lancar keluar. Tapi, informasi yang paling berharga buat saya adalah teknik memerah ASI pakai tangan. Memang waktu itu saya 'dipersenjatai' oleh breast pump, tapi, seiring bertambahnya jam terbang menjadi ibu perah, I found out that those gadgets could not be as handy as your own hands!
Contohnya, saat baterai pompa habis, sementara saya di tempat yang nggak menyediakan stopkontak. Malahan, dengan memerah manual, saya jadi lebih gampang meraih the infamous LDR alias let down reflex. Berkat teknik ini juga, saya nggak lagi perlu bawa gembolan besar selama jadi ibu perah, karena cukup membawa botol-botol ASIP dan blue ice saja ke mana-mana.
- Seminar PESAT atau Pekan Edukasi Kesehatan Anak untuk Orangtua.
Panik saat anak demam? Nggak bisa tidur saat hidung anak mampet? Mewek di kamar mandi saat anak muntaber? Been there done that. Jangankan anak sakit deh, waktu anak baru keluar dari RS aja, kerjaan saya melototin dia saat lagi tidur. Buat apa? Untuk ngecek dia bernapas atau nggak!
Nah, seminar yang diselenggarakan oleh Yayasan Orangtua Peduli ini tujuannya memang mengedukasi orangtua. Saya (dan suami juga) seketika merasa tercerahkan setelah mengikuti workshop PESAT. Topiknya juga beragam banget, kita bisa menggali ilmu sebanyak-banyaknya soal kesehatan anak. Yang nyenengin setelah ikutan workshop ini, selain jadi nggak gampang panik, kita juga jadi merasa berdaya, karena punya pengetahuan - minimal contekanlah - harus ngapain dulu sebelum membawa anak ke dokter atau rumah sakit.
- Workshop Hypnobirthing.
Tujuan awal saya ikut seminar ini adalah supaya bisa melahirkan normal dengan tenang (meski ujung-ujungnya caesar juga, sih), tapi teknik relaksasi yang diajarkan bermanfaat banget. Kita juga diajak berpikir positif, berprasangka baik, and everything "zen." Efeknya, saya jadi nggak gampang mumet di kantor, serta lebih resisten terhadap bad mood dan juga "ketegangan" sehari-hari sebagai new parent.
[caption id="attachment_50381" align="aligncenter" width="468"] Gambar dari sini[/caption]
- Last but not least, one thing I remember most about parenting was... no one told me that it's gonna be hard ultra-challenging. Tergagap-gagap rasanya. Mungkin saya akan lebih terbantu seandainya sudah plan ahead. Karena ada banyaaakk banget keputusan terkait parenting yang sifatnya bukan cuma penting, tapi juga mendesak! Contohnya aja nih, siapa yang mengurus anak selama kita bekerja. Sudah dipikirkan baik-baik konsekuensi dan tantangan ke depannya jugakah? Bukan cuma itu, saya dulu bahkan nggak kepikiran kalau cashflow rumah tangga akan berubah drastis setelah punya anak. Yes, my bad! Belum lagi soal dana pendidikan. *angkat topi buat teman yang sudah menyiapkan dana pendidikan anak sebelum anaknya lahir!*
Makanya, waktu tau ada program edukasi untuk para orangtua baru yang diadakan sama New Parent Academy, saya salut banget! Kalau aja dulu sudah ada, pasti saya ikutan, deh! Bahasannya lengkap banget; soal pengasuhan, kesehatan, dan tentunya, keuangan.
Memang sih, banyak yang bilang kalau jadi orangtua mah dijalani aja. I totally agree with that, too. Tapi dijalani dengan memiliki persiapan tentunya akan lebih nyaman buat orangtua dan juga anak, 'kan?
Demikianlah barang-barang, jasa, maupun pengetahuan berharga yang saya rasakan sangat membantu saat baru menjadi ibu. Bagaimana dengan Anda, apakah punya benda-benda penolong tertentu? Terakhir, saya ingin menutup artikel ini dengan mengutip kata-kata Jennifer Aniston ketika ia ditanya nasihat apa yang ingin ia berikan jika ia bisa menemui dirinya sendiri yang berusia 30 tahun.
"The kids are going to be all right.You’re doing a good job."
It's probably what we ourselves need to hear now. Semoga sharing saya bisa membantu Mommies menjalani peran baru sebagai ibu, ya. Cheers to us, (new) mommies! Remember, the kids are going to be all right. :)
Share Article
COMMENTS