“Perempuan itu harus punya kegiatan sosial sehingga dia bisa merasa happy. Ketika kita bisa melihat orang lain yang kurang beruntung, kita bisa merasakan kalau kita ini jauh lebih beruntung sehingga kita bisa terus mengucap syukur”.
Kalimat yang diucapkan Mbak Silly ini benar-benar nancep di otak saya. Waktu mendengarnya, saya langsung membatin, “Benar juga, ya.... setiap kali kita bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, pasti kita bisa merasa happy. Kalau happy, tentu efek postifnya juga akan dirasakan anak kita.”
Setelah sempat bertemu dan ngobrol banyak dengan perempuan bernama lengkap Valencia Mieke Rhanda ini, ternyata saya diberikan kesempatan lagi untuk berbicang dengannya. Kalau di artikel ini sudah sempat membahas sepak terjangnya menjadi aktivis sosial ataupun perannya sebagai seorang Ibu dari 3 orang anak, kali ini obrolan saya lebih banyak seputar terpilihnya Mbak Silly sebagai salah perempuan yang dinobatkan menjadi Women of Worth 2014, yang didukung L'Oreal Paris para akhir tahun 2014 lalu.
Mengingat apa yang sudah ia lakukan lewat berbagai gerakan sosialnya, saya sendiri sama sekali nggak kaget kalau Mbak Silly berhasil terpilih dan menyisihkan ribuan nominasi lainnya. Di mata saya, Mbak Silly sosok perempuan spesial yang mampu menginspirasi orang lain. Bagaimana tidak, di tengah kesibukannya menjadi Ibu dari 3 orang yang spesial, ia juga menyerahkan hidupnya untuk melakukan beragam aktivitas sosial, mulai dari Blood for Life, 3 Little Angels, dan Rumah Harapan.
Ternyata, lewat kegiatan sosial inilah dirinya mengaku banyak mendapatkan energi postif yang bisa membuatnya bisa menjadi Ibu yang baik untuk ke tiga anaknya, Aurel, Andre, dan Ochi. Simak penuturannya, yuk!
Hallo Mbak, selamat ya sudah jadi salah satu pemenang Women Of Worth L’Oreal. Waktu dikabarin, reaksi Mbak pertama Mbak seperti apa, sih?
Bingung, hahaha.... senang, terharu, bahagia itu sudah pasti, ya. Mungkin banyak orang yang sudah tahu juga bagaimana perjuangan kami, saya dan teman-teman di Rumah Harapan yang menjalankan dengan kondisi yang terseok-seok. Sementara sudah ada anak-anak yang yang mulai masuk. Jadi waktu mendengar saya masuk 3 besar itu keajaiban banget. Kami berharap ini langkah baru, langkah awal untuk kami menjalankan Rumah Harapan.
Rumah Harapan ini kan sudah berjalan, sekarang perkembangannya seperti apa, Mbak?
Ya kita ini sebenarnya running dengan iman, percaya saja. Jujur, saya sebenarnya worried juga, soalnya kami kan belum punya donator tetap. Dan anak-anak yang kita tampung di Rumah Harapan ini datang dari keluarga yang memang kurang mampu, tapi semua kita akan jamin selama berada di Rumah Harapan. Nggak mungkinlah kita tidak memberikan makan atau perawatan medis untuk mereka, belum lagi untuk kebutuhan lain seperti pospak dan susu untuk anak-anak. Bagaimana cara kami mencari dana, ya, dengan ‘ngamen’. Kami percaya Tuhan akan kasih jalan, dan ini jadi salah satu buktinya sehingga anak-anak bisa tinggal di Rumah Harapan.
Sejauh ini sudah ada berapa anak yang ada di Rumah Harapan?
Kemarin ada 6 orang anak, karena ini merupakan rumah singgah jadi begitu mereka mendapatkan kamar di RS, ya mereka akan lanjut dirawat di Rumah Sakit. Mungkin ada satu atau dua orang anak yang akan tetap stay di Rumah Harapan ini selamanya. Salah satunya namanya Tyas yang mengalami sakit kanker tulang, dia sudah mati rasa dari kaki hingga dada. Selama ini dia tinggal di rumah kontrakan yang kecil sekali bersama keluarganya, sebagian badannya itu sampai suka digigitin tikus. Rumahnya kan memang kecil dan kurang bersih. Rumah gedongan saja masih sering ada tikusnya, gimana kondisi dengan rumah yang kecil dan kurang bersih? Akhirnya kita bilang ke Mamanya kalau mau angkat Tyas sebagai adik angkat dan tinggal di Rumah Harapan. Apalagi kankernya Tyas ini kan sudah variatiaf, kita nggak pernah tau kapan Tyas akan pulang. Tapi dia seperti pesawat yang sudah hampir crash, kami hanya ingin memastikan kalau saat mendarat kondisinya nyaman, aman dan tenang. Itu yang sekarang kita lakukan di RH.
Sudah banyak ada suster yang menjaga anak-anak di Rumah Harapan?
Sejauh ini kami memang belum punya suster, jadi memang kami yang gantian untuk menjaga adik-adik yang tinggal di Rumah Harapan. Kami gantian untuk tidur di sana.
Mommies ingin tau apa rencana Mbak Silly setelah dirinya terpilih jadi salah satu pemenang Women Of Worth? Baca di laman berikutnya, ya...
Setelah terpilih jadi salah satu pemenang Women Of Worth, apa sih rencana ke depan Mbak Silly? Khususnya untuk Rumah Harapan ini?
Tujuan utama setelah mendapatkan uang dari sini, yang pertama kami ingin lakukan di RH adalah memperpanjang masa kontrakan lebih dulu. Karena memang banyak sekali anak-anak yang membutuhkan keberadaan RH, setelah itu tentu saya dan teman-teman akan memikirkan untuk membuat program yang bisa menjaring donatur tetap. Salah satunya lewat Sahabat Valencia Peduli di mana kami mengajak teman-teman yang mau komit untuk menjadi donator tetap sejumlah 50 ribu rupiah per bulan untuk RH.
Mungkin buat buat kita, itu hanya senilai segelas Starbucks, tapi jumlah itu sangat berarti untuk RH. Jadi harapan baru buat mereka yang memang membutuhkan. Kalau hanya satu orang mungkin tidak akan kelihatan, tapi kalau kita semua sama-sama bersatu tentu hasilnya sangat berarti, ibaratnya seperti sapu lidi saja. Semoga ke depannya juga bisa kerja sama dengan berbagai merchan, sehingga teman-teman yang bergabung juga bisa mendapatkan keuntungan lain, misalnya mendapatkan diskon. Jadi mereka nggak hanya membantu saja. Sebenarnya pasti teman yang ikut nggak mengharapkannya, tapi ini jadi salah satu bentuk penghargaan dari kami. Kami juga ingin mengajak kerja sama dengan berbagai perusaahaan.
Kalau ada pembaca ataupun teman-teman dari komunitas Mommies Daily yang ingin menjadi donatur, bagaimana caranya?
Coba saja langsung buka website kita, www.rumah-harapan.com ada bagian donasi, jadi bisa lewat sana. Karena program Sahabat Valencia Peduli ataupun kartu ini belum berjalan, tapi untuk sementara bisa lewat website. Bisa dilihat dari sana.
Bagaimana kalau ada yang ingin memberikan donasi secara langsung?
Ooooh... tentu saja.. kapan saja kalau memang mau datang, silakan datang dan main ke Rumah Harapan.
Kalau sekarang ini, kebutuhan apa saja sih Mbak ya paling dibutuhkan di Rumah Harapan?
Sampai saat ini sebenarnya yang paling urgent kami butuhkan adalah pospak. Misalnya Tyas, dia ini butuh pospak 5 untuk satu hari, ini kalau kondisinya normal ya. Kalau lagi diare, tentu lebih banyak lagi yang dibutuhkan. Kami kan juga nggak mau, kalau sampai membuat anak-anak lain merasa tidak nyaman karena bau. Kami ingin kondisi RH selalu nyaman dan higienis buat anak-anak.
Oh, ya, Mbak.... waktu kita ngobrol beberapa waktu lalu, Mbak sempat bilang kalau Mbak itu bukan super women. Menurut Mbak, perempuan yang bisa dikatakan super women itu seperti apa, sih?
Wah, benar sekali. Saya memang bukan super women. Mungkin wanita yang bisa dibilang super women adalah mereka para perempuan yang bisa melakukan segalanya. Dan saya sangat salut sekali dengan perempuan yang bisa melakukannya. Saya sendiri memang nggak bisa jadi jadi super women.
Perempuan itu kan juga punya kerterbatasan. Ya, kalau untuk saya, saya lebih memilih untuk menjadi manajer aja. Apa yang memang sekiranya bisa saya delegasikan pada orang lain, ya, akan saya delegasikan. Misalnya untuk mencuci atau seterika, aduh... saya angkat tangan deh untuk hal ini. Dari pada kehabisan tenaga, ketika anak-anak datang ke saya, ingin dipelek dan bermain bersama saya, tapi sayanya nggak bisa karena kecapean. Reaksinya nanti malah marah-marah. Aduh, nggak mau saya seperti itu....
Mbak Silly 5 tahun lagi, akan seperti apa ya?
Memangnya, apa yang Mbak Silly inginkan untuk anak-anak?
Saya ingin anak-anak bisa menikmati banyak kasih sayang dari saya tanpa putus sehingga mereka bisa merasa puas. Dan saya pikir untuk bisa melakukan hal itu, saya sebagai Mamanya tentu lebih dulu harus merasa happy kan?
Memangnya, hal apa yang bisa membuat Mbak Silly happy?
Perempuan itu harus punya kegiatan sosial sehingga dia bisa merasa happy. Ketika kita bisa melihat orang lain yang kurang beruntung, kita bisa merasakan kalau kita ini jauh lebih beruntung sehingga kita bisa terus mengucap syukur. Dengan melakukan kegiatan sosial kita juga bisa merasa kalau keberadaan kita ini juga dibutuhkan dan berharga untuk orang lain. Dan hal inilah yang membuat kita bisa merasa happy, more than anything.
Kalau kita beli barang, paling bahagianya hanya sedikit, sementara bahagia lewat kegiatan sosial ini priceless. Dan hal ini nantinya bisa terpancar dari diri kita, lewat mata kita, lewat ucapan, lewat gesture tubuh kita, aura juga terpancar. Kalau pulang ke rumah energi postifnya juga akan tersebar ke semuanya. Kalau kita merasa happy, kita jadi punya sudut pandang yang berbeda, misalnya kalau ketika melihat anak-anak sedang berulah, kita akan menganggapnya jadi suatu hal yang lucu. Kalau kondisi kita lagi marah atau kesal, pasti mikirnya anak kita itu nakal atau bandel.
Buat saya hidup harus seimbang. Kegiatan sosial ini juga bisa mengaktualisasikan diri kita, perempuan itu kan bisa dibilang tiang dalam sebuah keluarga. Kalau tiangnya lemah, ya, buat apa? Lama-lama kepala atau atapnya pasti goyang dan suatu ketika akan jatuh. Kalau tiangnya sudah kuat dan kokoh tentu semuanya akan kuat, auranya juga bisa terlihat dari luar.
Menjadi salah satu pemenang Women Of Worth ini, apakah Mbak sudah merasa banyak menginspirasi perempuan lain?
Wah, kalau aku sih sebenarnya belum merasa bisa memberikan banyak inspirasi buat perempuan lainnya. Karena hal itu kan memang tidak mudah. Tapi paling tidak saya ini ingin lebih dulu bisa jadi contoh yang baik untuk anak-anak saya. Dulu saya sudah sempat cerita ya kalau saya sempat membuat daftar apa saja yang saya inginkan dari anak-anak, tapi kalau kita ingin anak-anak seperti yang kita inginkan, ya, kita sebagi Ibunya harus lebih dulu seperti itu. Because they are miroring us. Apa yang kita lakukan, anak pasti akan melakukannya.
Untuk lima tahun ke depan apa saja rencana Mbak Silly?
Untuk Rumah Harapan, saya inginnya sih bisa membeli rumah itu dan kita bisa copy paste program Rumah Harapan ke kota-kota lainnya. Saya juga ingin punya Rumah Sakit buat orang-orang yang nggak mampu. Mungkin kalau 5 tahun lagi agak sulit, ya, Mudah-mudahan saja bisa terlaksana 10 tahun mendatang. Mungkin kedengerannya ini sih seperti mimpi, tapi Rumah Harapan dulunya juga sebenarnya hanya jadi mimpi saja, tapi ternyata bisa terwujud.
Kalau untuk anak-anak, saya berharap ke depannya mereka juga bisa berguna untuk orang banyak. Anak saya yang pertama pernah bilang, mungkin saya nggak bisa seperti Mama tapi saya ingin membuat film yang bisa memberikan inspirasi untuk banyak orang. Rencananya anak saya ini memang ingin sekolah perfilman di Singapore dan bisa melanjut sekolah ke Kanada. Untuk anak ke dua saya yang autism, saya nggak berharap banyak. Sudah bisa menolong dirinya sendiri saja saya sudah sangat bersyukur. Sementara yang kecil, buat saya dia itu guardian angel banget, jadi anak yang menyenangkan dan terus bisa membahagiaakan orang di sekelilingnya seperti sekarang. Cuma kalau ditanya, dia sering bilang kalau sudah besar ingin seperti Mama. Kadang saya suka takut salah mendidik anak-anak. Moga-moga saja sih, nggak, ya.
----
Wah, kalau melihat apa yang sudah dilakukan Mbak Silly, saya sih yakin kalau dirinya sudah menjadi contoh yang baik buat anak-anaknya. Jangankan anak-anaknya, saya saja yang nggak punya hubungan darah sudah merasakan energi positif ketika berbincang dengannya. Mudah-mudahan apa yang sudah Mbak Silly lakukan lewat kegiatan sosialnya bisa terus berjalan ya.... amiin