banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Observasi Minat Dan Bakat

author

sazqueen21 Nov 2014

Observasi Minat Dan Bakat

Masih ingat cerita saya soal Menik yang seminggu sekali bergabung ke kelas musik di Melodia? Namanya juga ibu baru, semuanya dikira-kira, semuanya dicoba. Sebetulnya, niat awal saya meendaftarkan Menik ke kelas musik ini hanya untuk memperkenalkan ke dirinya bahwa ada makhluk kecil seumuran yang asyik untuk dijadikan teman, diajak bermain. Maklum selama ini Menik tumbuh bersama orang dewasa, dan lingkungan tempat tinggal saya tidak ada anak kecil yang sebaya. Setelah diperhatikan, Menik ini suka mengontrol atau mengatur jika kebetulan diajak ketemu anak kecil lainnya.

Nah, kebetulan waktu di acara Fisher-Price soal Play IQ, saya sempat bertanya, bagaimana cara menstimulasi anak yang sepertinya Born To Be A Leader, alias bossy! Menurut Psikolog,  Vera Itabiliana Hadiwidjojo, sikap ini bisa diminimalisir dengan cara mengajak anak bergaul dengan anak kecil lainnya, terutama yang seumuran. Makanya, saya memilih Melodia, karena isi kelasnya hanya bernyanyi, bernyanyi, dan bernyanyi. Ada bonus mempelajari sedikit soal nada dan ketukan, namun porsinya hanya 10% di setiap pertemuan.

Menik1

Dari cerita saya, terlihat kalau Menik enjoy, kan, ya? Setiap hari Sabtu, Menik biasanya mulai bertanya "Hari ini Menik sekolah, bu? Nanti ketemu Lenka dan Biru, ya?" Ia menyebutkan dua nama teman dekatnya di kelas tersebut. Di dalam kelas juga Menik bisa mengikuti instruksi gurunya, dan bernyanyi dengan semangat. Bahkan seringkali di rumah, Menik mengajak beberapa bonekanya untuk seakan-akan sedang berada di kelas dan bernyanyi bersama. So I think, she enjoys her class.

Persepsi ini berubah ketika saya mengajak Menik mengikuti kelas percobaan tari Balet. Ini juga nggak sengaja, sih. Sebetulnya saya ingin Menik belajar tari tradisional, seperti yang dilakukan oleh Ira. Tapi saya belum ketemu sanggar tari tradisional dekat rumah, kebetulan pas Googling 'sanggar tari' keluarlah satu nama studio balet Arabesque, yang ternyata dekat. Iseng mampir, Alhamdulillah dapat jadwal trial dua hari kemudian. Percaya nggak kalau selama dua hari itu, Menik is fuzzing around the house about she will do ballet! Padahal mencoba saja belum, kan? Oh ya, ide memasukkan Menik ke sanggar tari ini muncul begitu saja karena melihat anaknya yang setiap hari pasti menari di sekeliling rumah. Utamanya, sih, kalau lagi Love Is An Open Door dari film Frozen diputar. *Belum move-on dari Frozen*

Hari percobaan tiba. Saya sempat khawatir karena waktunya bersamaan dengan sesi tidur siang. Sampai di studio sekitar 15 menit sebelum kelas dimulai. Menik sibuk melihat keadaan sekitar, dari mulai mengintip-intip ke kelas yang dari luar terdengar suara dentingan piano. Setelah itu, Menik melihat deretan foto pentas di dinding, "Bu, nanti Menik mau bajunya yang biru gitu, ya!" sambil menunjuk deretan balerina dengan tutu berwarna biru.

Menik1

Bagaimana Menik di dalam kelas? Apakah seantusias sebelumnya? Simak di halaman selanjutnya, ya!

Akhirnya saat yang ditunggu tiba. Guru bernama Miss Fatma yang memakai setelan hitam dan soft shoes pink, mengajak Menik masuk ke studio 2. Kelas percobaan ini terlambat 10 menit, karena tadinya mau menunggu beberapa anak lagi yang sudah janji datang juga namun batal karena hujan deras. Jadi yang ikut kelas percobaan ini hanya Menik seorang diri. Begitu masuk ke studio, Menik langsung terlihat nyaman. Dirinya sibuk berlari ke sana-ke mari sambil melakukan beberapa pose. Menik juga sibuk menanyakan beberapa nama benda yang ada di studio.

Miss Fatma memutar CD, kemudian mencairkan suasana dengan mengajak Menik mengambil tongkat peri. Tarian pertama ceritanya peri-peri sedang menanam bunga. Wah, saya takjub melihat Menik langsung asyik dengan Miss Fatma. Dirinya mencoba untuk berkonsentrasi penuh mengikuti instruksi guru. Setelah menjadi peri, lanjut percobaan berjalan seperti balerina dengan cara berjinjit. Lalu kembali menari mengikuti gerakan hewan seperti kelinci, kanguru, dan katak.

Menik2

Ada juga sesi Bend and Stretch selama 10 menit yang diikuti dengan seksama oleh Menik. Selama 1 jam, Menik hanya berinteraksi dengan gurunya.  Saya? Diam saja di pojokan kelas. Hahahaha, kasihan, ya? Karena kalau melihat kebiasaan Menik yang apa-apa maunya ditemani, saya sudah siap akan ikut menari selama kelas percobaan. Ternyata salah, Menik cepat sekali beradaptasi di kelas balet. Saking senangnya, ketika kelas percobaan usai, Menik drama tidak mau pulang. Saya sampai tidak bisa mengurus registrasi karena anaknya hampir tantrum, minta masuk lagi di kelas, haha.

Melihat hal ini, saya jadi merasa kalau Menik lebih tertarik dengan menari ketimbang bermain musik. Kalau di kelas musiknya, saya harus berada di dalam kelas mendampingi Menik selama kegiatan berlangsung. Minatnya pada bidang tari lebih besar dibanding musik.

Seperti yang pernah disampaikan Mbak Ratih Ibrahim di Twitternya, bahwa cara untuk mengenali bakat anak adalah dengan observasi, setelah itu jangan lupa untuk membedakan minat dan bakat. Bakat adalah hal yang menonjol dalam diri anak, sedangkan minat bisa dikondisikan, terkait dengan suka atau tidaknya anak pada suatu hal. Nanti kalau sudah dilakukan pengamatan mendalam dan juga percobaan pada berbagai jenis kegiatan, orangtua bisa mulai mengasah bakat anak ketika masuk usia SD. Karena kalau TK masih terlalu kecil, baiknya ini menjadi masa mereka mencoba segala macam hal.

Wah, kalau melihat dari penjelasan Mbak Ratih, berarti benar hasil observasi awal saya kalau minat Menik lebih kepada bidang tari. Tapi kita lihat nanti, deh, setelah satu bulan ikut kelas balet. Apakah minatnya masih terus besar atau mulai terkikis karena bosan. Karena kalau ditanya sekarang, lebih suka yang mana, ia menjawab suka keduanya, hihii. Pastinya sebagai orangtua, (idealnya) saya tidak mau memaksakan kehendak. Doa saya hanya satu, jika memang nanti anak saya sudah terlihat minat dan bakatnya, semoga ia bisa belajar dengan tekun agar kemampuannya terus terasah dan berguna.

Mommies sendiri bagaimana? Mulai mengobservasi minat dan bakat anak sejak kapan?

PAGES:

Share Article

author

sazqueen

a mother of one who study Anthropology by choice! Hello motherhood.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan