banner-detik
NEWS

Kenalkan Budaya Lewat Pemberian ASI

author

adiesty09 Oct 2014

Kenalkan Budaya Lewat Pemberian ASI

M

Sebagai pecinta batik, saya senang banget waktu menerima undangan dari Pigeon. Jadi, bertepatan dengan hari Batik Nasional, 2 Oktober, Pigeon resmi meluncurkan botol terbarunya dengan motif batik. Peluncuran botol motif batik ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Pigeon akan kelestarian budaya batik sekaligus mengajak masyarakat khususnya ibu ibu semacam kita ini untuk mengenalkan budaya sejak dini pada anak-anak.

Selain itu, alasan di balik lahirnya motif batik botol ini ini juga nggak terlepas karena Pigeon punya kepercayaan yang sangat besar terhadap program ASI eksklusif. Sama seperti Mommies Daily yang terus mendukung pemberian ASI, Pigeon juga percaya kalau Ibu dan bayi berhak mendapatkan hal terbaik untuk membantu proses tumbuh kembang yang optimal. Untuk membantu kesuksesan program tersebut, Pigeon berupaya membantu dengan menyediakan alat bantu bisa memberikan ASI secara langsung.

Makanya sampai sekarang Pigeon terus mengeluarkan produk yang dapat membantu agar bayi dapat mendapatkan ASI secara eksklusif dan terus berpegang pada filosofi 3S (Study, Safety dan Satisfaction). Dengan riset yang begitu panjang, diharapkan si kecil tidak lagi mengalami bingung puting. Pun saat ingin mengeluarkan motif batik pada botolnya,  pihak Pigeon membutuhkan waktu hingga 1 tahun  Mulai dari pencarian motif yang tepat dan cocok untuk anak-anak hingga pemilihan warna yang harus disesuaikan dengan food contact grade.

“Kami merasa, bayi sebagai masa depan bangsa dan budaya lokal sebagai identitas bangsa memiliki korelasi yang sangat kuat. Oleh sebab itu, bertepatan sengan Hari Batik Nasional, kami memperkenalkan kembali botol dengan motif batik sebagai harapan Pigeon untuk masa depan yang cerah untuk ibu, buah hati dan bangsa ini tentunya,” papar Anis Dwinastiti.

pigeonSebenarnya, tahun lalu Pigeon sudah meluncurkan botol dengan motif batik. Hanya, waktu itu pemasarannya masih sangat terbatas karena memang hanya dijual lewat online saja. Lagi pula, menurut Anis Dwinastiti, Head of Marketing Pigeon, motif batik yang dikeluarkan Pigeon untuk pertama kali belum terlalu mendalami filosofi di balik batik tersebut. Sementara untuk peluncuran botol dengan motif batik kali ini, Pigeon menggandeng Iwet Ramadhan, sosok anak negeri yang dinilai punya kepedulian tinggi akan budaya Indonesia.

Iwet sebagai perancang batik yang didapuk Pigeon juga mengatakan kalau dirinya sangat antusias karena bisa ikut memberikan kontribusinya. Makanya, ia nggak main-main ketika memilih motif yang pas. Hingga akhirnya Iwet dan Pigeon sama-sama sepakat kalau menggunakan motif batik pesisir, di mana ada motif kupu-kupu, bangau, motif sulur dan bunga seruni. Semua motif ini juga memiliki unsur filosifis yang begitu dalam.

Misalnya motif kupu-kupu yang merupakan simbol cinta sejati yang tidak terpisahkan seperti cinta Ibu kepada anaknya. Lalu ada motif bangau sebagai simbil titipan doa yang penuh kebahagiaan. Sementara motif sulur atau rumput mengandung harapan agar anak kita bisa tumbuh dengan baik. Sementara motif bunga seruni melambangkan ketulusan dalam menghadapi hidup serta kesejahteraan hingga usia senja.

“Selain untuk mendekatkan bayi dengan estetika budaya lokal sejak dini, simbol-simbol ini juga menjadi metafora dari sebuah doa untuk kebahagiaan ibu bersama sang buah hati,” tambah Iwet.

Aah... jadi merinding, deh, kalau ingat betapa besar arti filosofi batik pada botol ini. Walaupun anak saya, Bumi sudah nggak menggunakan botol lagi, tapi saya jadi pengen ikutan membeli botolnya. Walupun tidak untuk dipakai sendiri, tapi bisa kita berikan sebagai hadiah. Harapannya, saya juga bisa ikut menebarkan pesan kalau anak-anak kita memang perlu dikenalkan dengan budaya sejak dini. Lagi pula, dengan membeli botol motif batik ini, kita juga ikut terlibat dengan program CSR Pigeon. Sebagian dari hasil penjualan botol ini nantinya akan disumbangkan untuk anak-anak kurang beruntung melalui Yayasan Dana Bantuan Anak Sekar Mlatti Femina Group.

 

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan