banner-detik
PARENTING & KIDS

Balita Tertarik Pada Lawan Jenis?

author

adiesty27 Aug 2014

Balita Tertarik Pada Lawan Jenis?

Seperti biasa, setiap malam setelah pulang kerja saya selalu membiasakan untuk tidak melewatkan sesi curhat bersama Bumi. Momen ini sih biasanya kami habiskan untuk cerita ngalor ngidul. Kalau saya, paling cerita seputar hal-hal yang menyenangkan yang baru  dilewati. Sedangkan Bumi, ceritanya nggak akan jauh-jauh dari keseruan di sekolah dan bermain. Tapi, kok, belakangan ini setiap kali cerita Bumi sering banget menyebut beberapa nama teman perempuannya, ya. Bahkan, pernah suatu kali Bumi sempat ngomong, kalau salah satu teman perempuannya sangat cantik. “Dia cantik, ya, ibu.... Bumi suka, deh.”

Oooo..... ooooo..... anak  saya yang usianya 4 tahun 3 bulan sudah bisa nunjukin rasa tertarik dengan lawan jenisnya? Serius, nih? Jujur saja, waktu denger cerita Bumi perasaan saya campur aduk antara lucu, geli, dan degdegdegan.

BumiWaktu saya tanya, apanya yang bikin temannya terlihat cantik, dengan enteng Bumi jawab, “Ya... cantik aja, sih, Bu. Masa ibu nggak tau cantik itu apa, sih?” Iiih... pengen saya jitak, deh, rasanya, hahhaha! Bahkan, kalau saya ajak jalan bareng temen-temen saya, Bumi sudah bisa kasih komentar mana tante yang cantik mana yang nggak.

Waktu bulan puasa kemarin, saya juga sempat ngabuburit buat nyalon. Karena cuma mau hair spa, saya pun mengajak Bumi. Eh... waktu lagi antre, Bumi juga sempat-sempatnya dia bilang...

Bumi : "Ibu,  sini deh, Bumi mau bisikin Ibu sesuatu"

Saya : "Mas Bumi mau ngomong apa, kok, pakai bisik-bisik?"

Bumi : "Itu, lho, Ibu.... tante yang duduk di sebelah Ibu itu cantik banget ya?"

Saya :  "Iya, tantenya cantik"

Bumi  : "Tantenya cantik. Lebih cantik dari Ibu"

Saya : *facepalm*

Ternyata apa yang saya rasain ini juga dialami beberapa Mommies yang lain. Terbukti waktu acara #MDLunch bulan lalu dengan topik Underwaar Rules bersama Intan Erlita, banyak Mommies yang curhat colongan mengenai hal ini. Salah satu yang paling saya ingat, Vina, salah satu member Mommies Daily, cerita kalau putri sulungnya yang kini berusia 5 tahun sering terlihat malu-malu kalau ada teman Mama atau Papanya yang sedang main ke rumah. “Terutama kalau teman Mama Papanya yang ganteng, deh. Wah... langsung jadi kelihatan malu-malu, gitu,” urainya sambil tertawa.

Wajarkah kondisi ini? Lihat penuturan psikolog keluarga Intan Erlita dan Anna Surti Nina di halaman selanjutnya, ya!

babyboy

Ternyata, menurut Intan Erlita selaku psikolog anak, kondisi ini memang sangat wajar dialami. Bahkan bisa dibilang jadi salah satu tahapan perkembangan psikoseksual. Kita sebagai orangtua nggak perlu terlalu parno ketika mendengar cerita atau melihat sikap anak yang menunjukan rasa tertarik pada lawan jenisnya. Soalnya, konsep ketertarikan anak-anak memang berbeda dengan anak usia ABG apalagi kita yang sudah pada tahapan umur yang matang.

Bahkan waktu saya bertanya lagi dengan Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., psikolog, anak yang lebih akrab dipanggil Mbak Nina bilang, kalau sebenarnya kondisi ini juga bisa diartikan kalau pemahaman kognitif anak kian berkembang. “Itu kan anak berarti sudah paham akan perbedaan jenis kelamin. Mana yang perempuan dan laki-laki. Buat anak laki-laki, mereka sudah paham kalau temannya itu seperti ibunya, mungkin bisa dilihat dari tampilan atau perilakunya. Anak balita itu baru memahami dari tampilan fisik saja. Bukan seksualitas seperti orang dewasa, jadi sebenarnya memang tidak perlu khawatir.”

Mbak Nina juga menyarankan, dari sini kita bisa justru mendapat celah untuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara mereka berperilaku dengan benar dan baik, khususnya pada lawan jenis. Jadi tambah yakin, deh, kalau pendidikan seksual itu memang harus ditanamkan sejak usia dini sehingga informasi yang diterima anak juga nggak salah.

Mungkin kalau merujuk pada teori psikoseksual yang dikemukakan Sigmund Freud, anak balita yang mulai menunjukan rasa ketertarikan pada lawan jenis ini masuk dalam fase latensi. Fase ke-4 setelah fase oral (0-1 tahun), fase anal (1-3 tahun), dan fase phallic (3-6 tahun). Di mana fase ini terjadi ketika anak di usia 5/6 – 11/13 tahun. Pada masa ini mereka sudah lebih banyak mengenal unsur-unsur seksual, perubahan pada tubuhnya, perbedaan dengan lawan jenis, juga beberapa di antaranya mulai tertarik dengan lawan jenis.

Dalam terorinya, Freud juga mengungkapkan kalau kemunculan setiap tahapan psikoseksual dan sebagian bentuk perilaku yang terjadi di setiap tahapan dikendalikan oleh beberapa faktor. Misalnya faktor genetik atau kematangan sedangkan isi tahapan-tahapan tersebut berbeda-beda bergantung pada kultur tempat terjadinya perkembangan si anak. Ya, setidaknya teori ini makin mempertegas kalau peran orangtua dan lingkungan sekitar memang sangat memengaruhi proses perkembangan anak, tak terkecuali dalam tahapan psikoseksual.

Tapi, kok, saya jadi makin deg-degan ya, kalau membayangkan proses tahapan perkembangan psikoseksual Bumi nantinya? Saat Bumi memasuki masa puber, apalagi ketika dia masuk dalam fase genital yang biasanya dimulai dari usia 13 tahun. Meskipun sudah cukup tau berbagai teorinya, tetap saja saat praktik pasti akan jauh lebih sulit *lap keringet*. Bukan begitu, bukan?

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan