Buat saya, membiarkan anak nonton televisi nggak melulu merugikan. Tapi ya itu, kita sebagai orangtua harus selektif memilih tayangan yang tepat. Program sinetron, hiburan kurang mendidik, atau tayangan yang cenderung mengekslopitasi anak-anak sudah tentu saya coret dari daftar. Selain itu, tentu saja memberikan batasan kapan saja boleh nonton televisi.
Bukannya mau ngecilin program yang ada di televisi swasta, sih. Kenyataannya, memang sampai saat ini program yang oke buat anak-anak belum terlalu banyak. Makanya saya dan suami sama-sama sepakat buat langganan TV berbayar. Setidaknya, menurut kami program anak-anak di TV berbayar jauh lebih banyak. Lagi pula hitung-hitung, ngenalin Bumi dengan Bahasa Inggris lah.
Mungkin banyak Mommies yang sudah sering dengar cerita kalau banyak balita yang mulai belajar Bahasa Inggis lewat tayangan TV berbayar. Bahkan di antara mereka tau-tau sudah bisa melontarkan kalimat dalam Bahasa Inggris. Seperti yang dialami kakak sepupu saya yang kaget ketika mengetahui Rasya, anaknya, lancar ngomong Inggris. Padahal, sekolahnya nggak bilingual. Les Bahasa Inggris pun nggak.
Setelah ditelisik dan ditanya langsung ke anaknya, rupanya kosakata Bahasa Inggris diketahuinya lantaran sering nonton program anak-anak di TV berbayar. Mungkin salah satu contoh program yang layak ditonton adalah Sesame Street. Seperti yang sudah Cahyu ceritakan di artikel ini acara ini memang bermanfaat untuk perkembangan anak balita.
Saya sendiri sudah merasakan dampak yang serupa. Paling nggak, di usia 4 tahun, Bumi nggak cuma kelihatan tertarik belajar Bahasa Inggris. Ia pun sudah hafal beberapa kosakata. Pernah suatu ketika Bumi bilang ke saya, “Bu, kita ke up, yuk!”. Maksudnya, Bu, kita ke atas, yuk. Kebetulan kamar kami memang ada di lantai atas. Sesekali, kalau mau minta minum Bumi pun bilang, “Bu, Bumi mau drink.” Hahaha…. walaupun bahasa inggrisnya masih sepotong-sepotong, tapi nggak apa-apalah, ya. Yang penting Bumi sudah berani mencoba.
Setiap hari, rasanya ada saja kosa kata Bahasa Inggris yang selalu ia tanyakan. Hingga pada suatu hari Bumi pun sempat bilang ke saya kalau mau belajar Bahasa Inggris. Iya, Bumi pernah ngomong kalau dia mau belajar Bahasa Inggris. Tapi namanya juga anak-anak, ya…. sekarang ngomong A belum tentu besok ingat pernah ngomong begitu. Permintaan Bumi pun akhirnya nggak saya tanggapi. Lagian, apa iya anak balita seusia Bumi sudah perlu kursus Bahasa Inggris?
Terus terang, saya ini termasuk ibu-ibu yang nggak mau mencekoki anak dengan berbagai les. Saya percaya, anak-anak balita seusia Bumi harus diisi dengan sesuatu yang menyenangkan, yang sifatnya lebih ke arah bermain. Bukan les ini itu, termasuk les bahasa. Jangan sampai, deh, Bumi merasa dunianya terenggut. Lah wong, saya saja yang masa SD-nya banyak dihabiskan untuk les sering merasa jenuh. Bagaimana dengan Bumi yang masih 4 tahun?
Kenyataannya, permintaan Bumi untuk les Bahasa Inggris ternyata nggak cuma keluar satu dua kali saja. Saya sama suami saja sampai kaget. Beneran, nih, Bumi mau belajar bahasa Inggris? Ujung-ujungnya,sekarang saya dan suami sedang merasakan ‘Dilema Orangtua Masa Kini’. Bingung menentukan apakah keinginan Bumi harus ditanggapi dengan serius, atau dianggap angin lalu saja.
Sebelum menentukan apakah Bumi sudah perlu ikutan les Bahasa Inggris, saya pun mulai membuat list plus minusnya lebih dulu. Termasuk membaca beberapa artikel yang memberikan informasi mengenai hal ini. Mau tau, dong apa saja sih kelebihan kalau si kecil les Bahasa Inggris? Lengkapnya di halaman berikut, ya!
Dibeberapa artikel yang saya baca, ada yang menuliskan hasil penelitian dari beberapa pakar bahasa yang mengatakan semakin cepat anak belajar bahasa asing, maka semakin mudah anak menguasai bahasa itu. Misalnya, McLaughlin dan Genesee yang berpendapat kalau anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran dibandingkan dengan orang dewasa.
Mungkin pendapat ini juga berkaitan dengan pendapat yang Eric H. Lennenberg. Ahli neurologi ini bilang kalau sebelum masa pubertas, daya pikir (otak) anak lebih lentur. Jadi, nggak heran ya kalau anak-anak lebih mudah belajar bahasa ketimbang orang dewasa yang tingkat pencapaiannya kurang maksimal.
Dr. David Freeman, Professor of Curriculum and Instruction, dan Dr. Yvonne Freeman, Professor of Bilingual Education dari Amerika Serikat juga punya pandangan yang sama. Keduanya mengatakan kalau memang penting untuk mulai mengajarkan bahasa asing sedini mungkin. Anak-anak usia balita masih berada dalam masa usia emasnya sehingga mampu menyerap berbagai macam hal, termasuk keterampilan berbahasa. Bahkan katanya, kita sebagai orangtua nggak perlu takut kalau anak sampai bingung dengan beberapa bahasa yang diajarkan.
Yang pasti, kalau pun nantinya saya dan suami memutuskan untuk memberikan les Bahasa Inggris, kami ingin memilih tempat kursus yang tepat. Mungkin ke arah pembelajaran yang fun. Toh, sebenarnya tujuan utama kami bukan mengharuskan Bumi langsung bisa cas cis cus Bahasa Inggris-nya. Meskipun tidak dipungkiri saat Bumi dewasa nanti, ia akan tumbuh di era globalisasi. Sudah bisa dipastikan, dong, bahasa Inggris merupakan bahasa wajib untuk dikuasai. Kalau nggak, wiiiih.... bisa-bisa karirnya jadi terhambat kan?
Lagipula, seperti yang saya lansir dari Health Day News, ternyata anak-anak yang punya kemampuan berbicara lebih dari satu bahasa dipercaya bisa meningkatkan keterampilan dalam memecahkan masalah dan berpikir kreatif. Penelitian yang dilakukan Dr. Jim Cummins, dari University of Toronto, menyebutkan kalau bilingualisme punya efek postif terhadap perkembangan linguistik dan pendidikan anak.
Bahkan tahun 1962, penelitian yang dilakukan Peal dan Lambert telah membuktikan kalau anak-anak blilingual punya IQ yang lebih tinggi dibanding monolingual. Anak-anak bilingual, punya kecendrungan pola berpikir yang fleksibel, mampu melakukam abstrack thinking dan punya kemampuan memformulasikan konsep yang baik.
Masalahnya, tinggal bagaimana kita sebagai orangtua mencari tempat kursus yang tepat. Memang , sih, saat ini tempat kursus yang menawarkan program untuk anak-anak terbilang menjamur. Tapi gimana metode pengajarannya? Langsung klik halaman berikut, deh.
Salah satu yang program yang sangat cocok, sih, seperti program “High Flyers” yang ditawarkan lembaga kursus EF (English First). Saya yakin, Mommies juga sudah tau dengan kualitas EF ini?
Saat ini di EF memang sudah menawarkan program EF Small Stars yang ditujukan untuk anak 4-6 tahun. Selain itu juga masih ada beberapa program untuk anak yang lainnya. Kumplit, deh, program dari balita sampai remajanya ada!
O, ya.... ternyata bulan ini, salah satu program EF, yaitu “High Flyers” untuk anak usia 7 hingga 9 lagi ngadain promosi untuk ikutan free trial class, lho! Mommies ada yang mau ajak si kecil buat coba?
Program “High Flyers” ini menggunakan metode pembelajaran yang lebih banyak menggunakan teknik visualisasi. Supaya anak-anak nggak bosen, proses pembelajarannya pun dilakukan di dalam dan luar kelas. Jadi, kebanyang pasti kelasnya akan lebih menarik dan mudah diterima anak-anak.
Karena taglinenya, “DEVELOP A SOLID FOUNDATION IN ENGLISH”, program “High Flyers” ini memang sengaja dirancang untuk si kecil untuk mendapatkan pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa ke dua untuk anak-anaknya, juga membantu meningkatkan daya kreatifitas, kepercayaan diri, kemandirian dan kemampuan emosional lainnya.
Kalau Mommies mau ajak si kecil untuk ikutan free trial class trial EF High Flyers, langsung daftar aja lewat link ini , ya. Yuk... ah, Mommies!