Semua orangtua pasti akan menyadari kalau setiap anak adalah unik. Satu dengan yang lain membutuhkan cara pola asuh dan penanganan yang berbeda. Walaupun anak baru satu, namanya Bumi, tapi paling nggak, banyak hal yang saya pelajari dari pengalaman Mommies yang lain.
Hal ini pun berlaku pada saat merawat kesehatan kulit. Salah satu teman dekat saya yang baru saja melahirkan anak keduanya belum lama ini sempat curhat. Ia bilang, kalau kondisi kulit puteri keduanya ini jauh lebih sensitif dibandingkan kakaknya.
"Kalau kakaknya, sih, dulu kulitnya ‘bandel’. Gue pakaikan produk apapun nggak masalah. Beda banget sama adiknya, nih. Gampang iritasi. Kalau sudah begitu kan, kasihan banget liatnya,” curhatnya.
Saya jadi ingat dengan penjelasan Dr.dr Rini Sekartini Sp.A(K) ketika saya temui di sebuah acara talkshow beberapa waktu lalu. Ia memaparkan kalau kondisi kulit bayi memang jauh berbeda dengan orang dewasa, bahkan anak-anak. Di mana ikatan antar sel kulit pada bayi masih longgar, struktural kulitnya juga belum berkembang dan berfungsi dengan optimal. Jadi nggak heran kalau kulit bayi begitu rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi sehingga perlu pengawasan khusus.
Untuk itulah, Dr. dr Rini menyarakan agar kita sebagai orangtua wajib memilih perawatan kulit yang sesuai dan tepat, sebagai salah satu upaya untuk memberikan kesempatan kepada kulit bayi melanjutkan perkembangannya dalam tahun pertama kehidupan.
Kebayang, dong, ya, bagaimana nasib kulit anak kita jika kita salah dalam memberikan perawatan kulitnya?
Ketika usia Bumi masih di bawah satu tahun, saya termasuk ibu yang gampang parno ketika ada perubahan yang terjadi pada kulitnya. Ada bentol dan bintik-bintik merah sedikit saja sudah panik. Langsung, deh, tanya ke sana sini dan browsing, untuk mencari tahu apakah kondisinya kulitnya membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Terlebih ketika Bumi berusia 9 bulan, anak lanang saya ini mengalami ruam popok! Apa yang saya lakukan? Baca di halaman selanjutnya!
Akibatnya Bumi jadi susah tidur, dan pastinya tambah rewel! Berkaitan dengan ruam popok, masalah iritasi kulit pada bayi ini ternyata memang sering dialami bayi. Bahkan, kurang lebih 50 % bayi pernah menderita ruam popok ringan dalam satu tahun pertama kehidupannya. Di mana prevalensi tertinggi terjadi saat anak berusia 9 sampai 12 bulan.
Semenjak itu, saya pun jadi ekstra hati-hati. Selalu memastikan barang atau produk yang bersentuhan langsung dengan kulit sudah bersih dan aman. Nggak cuma saat memilih popok saja, tapi kondisi handuk, selimut, sprei, ataupun pakaian juga harus bersih. Produk perawatan bayi yang saya pilih pun harus yang harus non toxic.
Setelah tanya ke sana ke sini, akhirnya waktu itu banyak yang menyarankan saya untuk menggunakan Bepanthen. Banyak yang bilang kalau salep ini ampuh mengatasi rumah popok dan ruam lainnya. Setelah saya coba, ternyata benar, lho!
Rupanya, makanisme kerja Bepanthen ini kerena memiliki zat aktif yaitu dexpanthenol. Suatu bentuk provitamin, precursor vitamin B5. Dan yang paling melegakan sih, salep ini terbukti secara klinis aman untuk kulit bayi, karena nggak bersifat non-toxic, tidak mengandung pewangi dan pengawet. Soalnya kan, standar produk yang digunakan bayi memang harus seperti ini. Bukan begitu, Mommies?
Asiknya lagi, salep ini nggak hanya bermanfaat untuk menyembuhkan ruam popok serta ruam lain pada bayi saja. Ketika saya mengalami lecet pada puting, salep ini juga ampuh, lho! Tapi juga efektif memberikan perlindungan pada kulit bayi dengan dipakaikan setiap kali ganti popok. Jadinya kulit bayi terlindungi dan gak gampang kena ruam popok. Wiiih... lumayan, kan? Sekali merengkuh dayung, satu dua pulau terlampaui :)