Sudah cukup lama saya mendengar dan mengenal sosok perempuan bernama lengkap Prameshwari Budiristio ini. Awalnya, sih, memang hanya lewat beragam artikel yang saya baca di beberapa majalah dan tabloid, sampai akhirnya saya bertemu dan mengikuti workshop-nya. Kalau nggak salah, waktu itu Mommies Daily sedang mengadakan sebuah workshop mendekorasi kamar bayi, dan Amesh yang didapuk sebagai pemberi materi.
Kebetulan, belum lama ini saya punya kesempatan lagi untuk ngobrol dengan ibu dari Yuara Kameshwar Rhamadana dan Kutri Nadzieja Rhamadana. Kesempatan itu pun saya ambil untuk bertanya berbagai hal, salah satunya tentu saja soal bagaimana ia berhasil mengembangkan bisnisnya, Dreamesh.
Mesh, ceritain dong gimana ceritanya memulai usaha di dunia per- DIY-an yang dijalanin sekarang?
Ohhhh apa ya..... umh, jadi waktu saya itu nggak hamil-hamil. Meskipun memang nggak nyampe setahun, sih, kosongnya. Tapi karena jam kerja yang lumayan ngaco, sering pulang malem, ditambah kalau akhir pekan juga suka lembur, akhirnya bismillah saja untuk berenti kerja. Tapi untungnya waktu itu saya tetap di-keep sama bos. Jadi, waktu itu sempat ngalamin masa-masa tetap digaji, tapi cuma dipotong transpor makan aja, karena kerja dari rumah.
Wah, enak juga. Berlangsung sampai berapa lama sampai kemudian akhirnya benar-benar berhenti kerja?
Lama juga, hampir 3 tahun kali ya. Tapi sambil kerja di rumah saya juga ngeblog sama copywriting untuk agency teman. Tapi semuanya sudah kelar 4 taun lalu, sedangkan yang copywriting sudah berhenti setahun lalu.
O, ya, setelah memutuskan untuk kerja di rumah, langsung 'isi'?
Langsung isi, dong! Alhamdulillah, ya...
Sebenarnya, sejak kapan sih senang crafting? Nular dari orangtua, ya?
Iya, dari kecil. Jadi dulu waktu kecil, nyokap senang bikinin boneka. Makanya akhirnya gue juga ikutan suka.
Selanjutnya : Amesh bercerita bagaimana mengajarkan anak-anak berkreasi dan manfaatnya.
Hobi crafting ini nular ke anak-anak juga nggak?
Lumayan suka biarpun hasilnya juga nggak spektakuler, ya tapi at least anak saya yang besar bisa belajar kalau sebenarnya apapun itu bisa dibikin sendiri. Anak saya yang pertama senang sama semua jenis mainan. Jadi, sering kali kami bikin sendiri mainan untuknya - mulai dari play dough, topeng dan jubah superhero, mobil-mobilan kardus, boneka tangan dan masih banyak lagi. Lucunya, dia juga sering datang ke saya kalau mainannya ada yang rusak. Dia sampai berpikir bahwa semua hal itu pasti bisa diperbaiki!
Mengajarkan anak crafting itu kan banyak sekali, ya, manfaatnya. Sayangnya nggak semua orangtua punya waktu banyak untuk crafting sama anak-anaknya. Ada saran atau kiat nggak, Mesh?
Apa ya.... kalau saya sih sebisa mungkin memang melibatkan anak dalam hal apapun. Contohnya, saat kita masak gitu. Nah, anak-anak saya suka ikutan tuh. Lagipula kan bisa sekalian ngajarin ke anak-anak kalau semuanya itu ada prosesnya. Dengan belajar crafting anak-anak juga bisa punya kebanggaan tersendiri sama hasil karyanya.
Awalnya kan kerja kantoran, sekarang sudah jadi entrepreneur. Perubahan terbesar yang dirasa seperti apa, Mesh?
Saya sebenarnya nggak pernah niat beneran ngebesarin sih, jadi sambil jalan saja. Tapi kalau menurut saya pribadi, untuk memulai suatu usaha memang mesti ada pengalaman kerja di kantoran dulu, ya. Jadi sudah ada bekal ke depannya mau seperti apa. Jadi usahanya saya ini berawal dari blog yang saya bikin buat dokumentasi perkembangan rumah baru, terus saya bikin bantal, frame, dan lain-lainnya dan post di blog. Ehhhh, ternyata dari situ banyak yang ikutan buat pesen. Jadi, mulainya memang dari situ untuk line Dreamesh Living.
Setelah jalan beberapa tahun, terus teman saya juga ada mau nikanan, dia lalu minta didekorin pakai barang-barang yang saya produksi. Akhirnya mulai deh Dreamesh (handmade) Decor. Terus nggak lama kemudian, temen gue yang lain ada yang mau buka kafe (1/15 di Gandaria) dia juga nyuruh bikin workshop. Saya pun mau, asal sama dia, jadilah kita partneran di Workshop in a Box. Eh, nggak nyangka banget kalau akhirnya jadi bisa berkembang kayak gini, hahaha.... alhamdulillah banget! Soalnya, kalau mau jujur gue itu orangnya nggak ada target, tapi memang kalau memulai sesuatu, nggak mau berenti di tengah jalan. Jadi kalau ditanya ke depannya gimana, pokoknya maunya ada terus.
Perubahan terbesar tentunya di waktu, ya. Bekerja dari rumah lebih bisa ngurus anak dan rumah. Kekurangannya paling kalau lagi ribet urusan rumah, ya, kerjaan jadi terbengkalai. Ujung-ujungnya kan pemasukan jadi kurang. Tapi gue kerja di rumah sama kerja di kantor uangnya lebih banyak di rumah loh. Kalau kerja seperti gue ini kan memang tergantung giatnya. Kalo giat banget, bisa dapat pemasukan yang banyak. Tapi, ini ya rata-rata pemasukan lebih gede dari gaji bulanan kantoran gue dulu, ya.
O, ya, selama ini kan banyak gunain material batik, ya. Ada alasan khusus sampai menjadikan batik sebagai ciri khas?
Itu cuma karena selera pribadi, hahaha. Akhirnya ya sekarang ini jadi signature karena sering menggunakan material tersebut.
Proyek selanjutnya?
Bulan depan insya allah buku tentang craft mau terbit. Sekarang juga lagi ada proyek mau ngajar di panti-panti, sih, doakan lancar ya.
Waah... seru.... amiin. Mudah-mudahan niat baiknya berjalan lancar!
Amiiiiin
-----
Mudah-mudahan saja proyek yang akan dikerjaan Amesh bisa berjalan lancar, ya. Jangan lupa, kita sebagai orangtua harus bisa berikan anak-anak fasilitas untuk terus berkreativitas tanpa batas dalam rumah. Yuk, ah!