Bulan maret kemarin, asli bikin saya trauma. Tepat seminggu setelah si kakak Tania pulang kerumah setelah sebelumnya di opname karena DHF, sekarang giliran adiknya Tiara (almost 9bulan) yang sakit kena cacar air (varicella).
Awalnya sewaktu sedang berjemur, saya menemukan satu benjolan kecil (lesi) di dada tiara, belum curiga kalo itu adalah benjolan cacar air. Esoknya semakin banyak benjolannya, kali ini menjalar di sekitar pipi, dada dan punggungnya. Kondisi Tiara sendiri masih aktif dan tidak demam, jadi saya tidak terlalu panik dan tidak konsultasi langsung ke DSA, hanya konsultasi dengan teman yang kebetulan punya kenalan dokter via Whatsapp.
Begitu yakin itu cacar air, saya langsung browsing, menurut artikel yang saya baca, untuk bayi tidak memerlukan obat khusus hanya saja perlu dijaga kebersihannya dan jika demam baru diberikan obat penurun panas.
Alhamdulillah cacar pada Tiara hanya berlangsung sekitar 7 hari, semua lesi kering dan mulai terkelupas pada hari ke enam dan sekarang Tiara sudah membaik dan bekas lesinya pun semakin memudar. Kalau kata orang itulah untungnya terkena cacar air di usia bayi, bekas di kulitnya lebih gampang memudar :)
Ini kiat dari saya untuk para ibu yang anaknya kena cacar air:
Yang pertama banget adalah Ibu jangan panik, penyakit ini tidak tergolong penyakit yang berbahaya, akan tetapi tetap dibutuhkan observasi lebih lanjut jika bintil (lesi) yang timbul terinfeksi kuman (biasanya akan memerah, bengkak dan bernanah) dan anak demam tinggi, sakit kepala, muntah dan sebagainya. Jika sudah begitu, baiknya segera konsultasi dengan DSA.
Tetap mandi dua kali sehari dengan air hangat bersih yang diberikan cairan antiseptik, untuk saya kemarin pakai Dettol Antiseptic dan sabunnya juga sementara pakai sabun antiseptik Dettol juga.
Biarkan bayi menggunakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat lalu sering-sering ganti pakaiannya apabila sudah mulai berkeringat, sehingga bayi nyaman dan tidak berkeringat. Karena keringat bisa memicu gatal dan nanti lesi akan tergaruk.
Untuk mengurangi gatal, saya juga memberikan bedak salicyl ke seluruh tubuh Tiara. Tapi ada juga saran dari teman (dokter) untuk memberikan obat Tiriz drop untuk meredam gatalnya.
Setelah mandi dan sewaktu tidur biasanya saya oleskan salep antibacteri Bactroban di setiap lesinya untuk mencegah lesi menjadi infeksi.
Perbanyak istirahat dan sebaiknya jangan keluar rumah untuk menghindari penularan penyakit.
Beri makanan yang bergizi seimbang dan untuk bayi yang masih ASI susui sesering mungkin.
Potong kuku bayi, agar bila tidak sengaja lesi tergaruk tidak menimbulkan infeksi.
Untuk bayi biasanya tidak memerlukan antibiotik, jadi Tiara kemarin tidak minum obat lain kecuali paracetamol ketika hari ke 3 dan ke 4 badannya demam tinggi.
Untuk menggantikan aktivitas menggaruk, biasanya saya mengusap-usap bagian yang gatal dan mengalihkan perhatiannya dengan hal lain sehingga tangannya tidak menggaruk lesi yang mulai kering.
Mudah-mudahan berguna, ya!
Begitu yakin itu cacar air, saya langsung browsing, menurut artikel yang saya baca, untuk bayi tidak memerlukan obat khusus hanya saja perlu dijaga kebersihannya dan jika demam baru diberikan obat penurun panas.
Alhamdulillah cacar pada tiara hanya berlangsung sekitar 7 hari, semua lesi kering dan mulai terkelupas pada hari ke enam dan sekarang tiara sudah membaik dan bekas lesi nya pun semakin memudar. Kalau kata orang itulah untungnya terkena cacar air di usia bayi, bekas di kulitnya lebih gampang memudar J
Adapun perawatan dan tips yang saya lakukan untuk tiara selama menderita cacar yaitu:
1.Yang pertama banget adalah Ibu jangan panik, penyakit cacar itu tidak tergolong penyakit yang amat berbahaya, akan tetapi tetap dibutuhkan observasi lebih lanjut jika bintil (lesi) yang timbul terinfeksi kuman (biasanya akan memerah, bengkak dan bernanah) dan anak demam tinggi, sakit kepala, muntah dan sebagainya. Jika sudah begitu, baiknya segera konsultasi dengan DSA.
2.Tetap mandi dua kali sehari dengan air hangat bersih yang di berikan cairan antiseptic, untuk saya kemarin pakai detol antiseptic dan sabunnya juga sementara pakai sabun antiseptic detol juga.
3.Biarkan bayi menggunakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat lalu sering-sering ganti pakaiannya apabila sudah mulai berkeringat, sehingga bayi nyaman dan tidak berkeringat. Karena keringat bisa memicu gatal dan nanti lesi akan tergaruk.
4.Untuk mengurangi gatal, saya juga memberikan bedak salicyl ke seluruh tubuh nya tiara. Tapi ada juga saran dari teman (dokter) untuk memberikan obat Tiriz drop untuk meredam gatalnya.
5.Setelah mandi dan sewaktu tidur biasanya saya oleskan salep antibacteri Bactroban di setiap lesi nya untuk mencegah lesi menjadi infeksi.
6.Perbanyak istirahat dan sebaiknya jangan keluar rumah untuk menghindari penularan penyakitnya.
7.Beri makanan yang bergizi seimbang dan untuk bayi yang masih ASI susui sesering mungkin.
8.Potong kuku bayi, agar bila tidak sengaja lesi tergaruk tidak menimbulkan infeksi.
9.Untuk bayi biasanya tidak memerlukan antibiotik, jadi tiara kemarin tidak minum obat lain kecuali paracetamol ketika hari ke 3 dan ke 4 badannya demam tinggi.
10.Untuk menggantikan aktivitas menggaruk, biasanya saya mengusap-usap bagian yang gatal nya dan mengalihkan perhatiannya tiara dengan mainan dsb sehingga tangannya tidak menggaruk lesi yang mulai kering.
Mudah-mudahan sharing dari saya ini berguna buat para mommies yang kebetulan bayinya terkena cacar juga.