Gaya Bercinta Berlebihan, Bisa Berakibat Ini!

Sex

adiesty・27 Mar 2014

detail-thumb

Masih inget nggak dengan artikel make the fantasy comes true yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu? Buat pasangan yang sudah memasuki usia pernikahan yang ke enam tahun seperti saya, mencari “menu baru” saat bermesraan dengan suami memang perlu, ya!

Yah, paling nggak ini sih berlaku buat saya, hihihi *curcol*. Istilah gampangnya, kalau setiap hari makan yang tempe melulu juga bisa timbul rasa bosen, dong. Hal ini pun berlaku untuk persoalan mesra-mesraan dengan suami. Makanya sampai sekarang saya cukup penasaran ingin mempraktikan teori-teori yang sering dipaparkan dalam berbagi artikel. Coba posisi ini dan itu.

Tapi mungkin kerena pada dasarnya saya dan pasangan masuk dalam kelompok konvensional, jadi nggak suka yang aneh-aneh. Sekalinya mau coba sesuatu yang baru, malah terasa janggal, hahaha.... Selain karena merasa nggak nyaman, saya sendiri takut dengan akibat yang bisa ditimbulkan. Fraktur pada penis, misalnya. Duh, ngebayanginnya saja sudah ngeri banget, ya? *knocking on the wood*

Walaupun kasus ini jarang ditemukan, tapi memang bisa terjadi, lho! Bahkan saya pernah membaca artikel di detik health yang menuliskan kalau ada sekitar 1.331 kasus fraktur penis telah dilaporkan yang dimulai sejak tahun 1935 sampai tahun tahun 2001. Hii... seremkan?!

Fraktur penis ini apa sih? Penasaran? Baca, yuk, kutipan wawancara saya dengan dr. Boyke Dian Nugroho di Klinik Pasutri, Tebet - Jakarta Selatan perihal fraktur penis ini.

Sebenarnya apa, sih, yang dimaksud penis patah?

Penis patah yaitu seperti juga halnya fraktur atau kepatahan pada tulang. Walaupun struktur penis tidak seperti tulang tapi dia bisa terjadi kepatahan.

Mengapa bisa terjadi?

Memang paling sering akibat posisi sewaktu kontak seksual posisi wanita di atas yang terlalu bergairah. Gerakan-gerakan yang dilakukan si wanita yang terlalu aktif dan bergaya hingga ke samping, itu bisa mengakibatkan penis patah. Seorang laki-laki yang melakukan masturbasi dengan hebat melakukan manipulasi pada penis juga bisa menyebabkan penis sampai patah. Selain itu ada juga karena trauma pada kasus sado-masochist, ketika penis sedang ereksi terkena pukulan.

Apakah fraktur pada penis bisa disebabkan karena memang sudah bermasalah?

Bisa juga. Mungkin penis juga sudah bermasalah dalam artian bengkok di mana ereksi tidak sempurna dan ia ingin meluruskan atas upaya sendiri tetapi yang terjadi malah patah. Pada beberapa orang memang ada yang ereksinya tidak sempurna.

Bagaimana seseorang mengetahui bahwa penisnya patah?

Dari munculnya suara atau bunyi “krak” disertai dengan pembengkakan di daerah yang patah, biasanya menimbulkan wana kebiru-biruan. Perlu untuk diketahui, penis itu berisikan pembuluh darah dan beronggo-rongga. Nah rongga-rongga yang berisikan darah itu lantas keluar dan masuk ke tunika albugenia atau bagian dari penis itu sendiri. Tentu disertai rasa sakit dan salah satu cirrinya, biasanya urin keluar bercampur darah. Saat ereksi merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Akibat apa sih?

Impotensi, sebagai akibat urin terus mengeluarkan darah, karena telah terjadi kerusakan pada saluran kencingnya dan sperma.

Bagaimana dengan penanganan?

Biasanya dokter untuk memastikan akan melakukan pemeriksaan yang disebut uretrogram atau foto daripada uretra. Dari sana akan terlihat bagian mana yang patah. Foto itu guna memastikan lokasi yang patah saja. Sedangkan tanda-tanda yang ada sudah menunjukkan penis patah.

Setelah penanganan, kondisi penis selanjutnya apakah dapat normal kembali?

Kalau dilakukan tindakan sesegera mungkin maka penis patah bisa tertolong. Itu berarti dia akan normal kembali. Dokter urolog lah yang akan melakukan tindakan. Dan kalau dibiarkan bisa mengalami kecacatan 50% maka disfungsi ereksi, kehancuran pada saluran kencing, yang terjadi.

-------

Nah, bagaimana Mommies? Mungkin yang bisa diambil pelajarannya di sini adalah, mencari suasana yang berbeda, dengan berbagai variasi memang boleh-boleh saja. Tapi memang sebaiknya nggak perlu banyak melakukan manipulasi-manipulasi. Setuju nggak?