Sorry, we couldn't find any article matching ''
Oven Tangkring VS Oven Listrik
Oven adalah perabot yang esensial untuk mereka yang ingin belajar membuat kue. Memang sih, sebagian kue bisa dibuat dengan cara dikukus atau dimasak dengan double sided pan seperti Happy Call. Namun, tetap saja, memanggang dengan menggunakan oven adalah metode yang paling banyak ditemui di berbagai resep. Karena itu, memilih oven yang oke dan sesuai kebutuhan pun penting adanya.
Waktu pertama kali belajar baking dulu, saya sempat merasa clueless dengan pilihan jenis oven yang ada di pasaran. Mulai dari oven kompor atau yang ngetop dengan nama otang alias oven tangkring, oven listrik, hingga oven gas.
Nah, berhubung keterbatasan dana, plus pikiran “nggak mau beli mahal-mahal takut nggak kepake” (antara pelit dan pesimis emang beda tipis ya), akhirnya saya memutuskan membeli otang. Harganya murah, empat tahun lalu nggak sampai 200 ribu lho. Saya membelinya di daerah Cawang Jakarta Timur, tempat di mana pedagang otang, loyang, dan segala perkakas masak berbahan seng berada.
Bermodalkan otang, saya sudah menghasilkan berbagai jenis makanan. Mulai dari kue ulangtahunnya Nadira, cheesecake, cookies, berbagai macam cake hingga ayam panggang. Dan karena saya belajar masak otodidak, saya belajar mengenali otang pun secara otodidak pula.
Sekarang, saya baru saja membeli sebuah oven listrik alias otrik. Kenapa? ART saya pulang, jadi saya malas menggotong-gotong otang hanya untuk membuat kue, hehehe… Dan benar saja, otrik ini jauuhhhh lebih simple dan bersih dibandingkan dengan otang. Nggak pake repot pula!
Oven listrik (gambar dari sini)
Anyway, jika boleh dijabarkan perbedaan antara otang dan otrik, hasilnya adalah sbb:
Oven tangkring (gambar dari sini)
Kalau saya dulu sih nggak pakai termometer lho, pede banget ya hahaha… Saya hanya menggunakan feeling untuk mengetahui berapa suhu yang cocok untuk makanan yang sedang saya buat. Kalau terlihat suhunya terlalu tinggi, saya kecilkan api. Begitu juga sebaliknya. Kalo kata para pakar masak sih, otang ini cocok untuk para baker pemula karena mampu melatih insting dan baking skill mereka.
Tapi ternyata nggak gitu-gitu amat sih. Setelah saya beli oven listrik kapasitas kecil, merek Cosmos jenis CO-980, tagihan listrik di rumah biasa-biasa aja kok. Nggak meningkat drastis seperti yang saya bayangkan dulu. Jadi, not bad lah ya.
Apa lagi ya? So far mungkin itu dulu yang bisa saya bandingkan antara otang dan otrik berdasarkan pengalaman pribadi. Menurut saya nih, perlu lho belajar memanggang kue dengan otang sekali-kali. Kenapa? Sebab, otang sangat membantu dalam mengasah feeling kita saat memasak.
Mungkin ini bisa dianalogikan dengan belajar setir mobil ya. Semua yang belajar setir mobil pasti harus belajar dengan mobil manual terlebih dulu, bukan? Sebab, belajar dengan mobil manual akan terasa lebih sulit dan berat dibandingkan belajar dengan mobil matic. Namun, semua yang bisa menyetir mobil manual, pasti bisa menyetir mobil matic. Ya nggak?
Begitu juga dengan otang. Selain feeling soal suhu, saya juga belajar memperhatikan masakan di dalam oven plus durasi memanggang. Jadi nggak pasrah begitu saja dengan resep. Saya kerap mengintip ke dalam otang dan memutar masakan agar panasnya rata. Maklum, waktu awal-awal belajar baking, kue saya kadang miring sebelah karena panas yang tidak rata. Jadi sebelah kanan mengembang, eh yang sebelah kiri bantat hehehe… Dengan otang, feeling saya jadi lebih terasah.
Waktu menggunakan otrik, tetap ada proses adaptasi sih. Tapi terjadinya lebih cepat karena, hey saya kan sudah pernah pakai otang yang super ribet, masa pakai otrik nggak bisa sih? :D
Anyway, buat yang ingin belajar baking, silakan pilih mau otang, otrik atau oven gas sekalian. Intinya, jika ingin yang simple dan bersih tanpa repot, pilihlah otrik. Sementara kalau ingin yang murmer namun sedikit repot plus bisa mengasah feeling saat baking, otang is your choice. Selamat memilih!
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS