Saat hamil, ada beberapa kondisi kesehatan tubuh yang perlu diperhatikan oleh Mommies, salah satunya adalah Diabetes Gestasional. Kondisi menurunnya kemampuan organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau kondisi tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan pankreas secara efektif saat hamil disebut diabetes gestasional. Kenapa ini bisa terjadi? As we know, saat hamil, hormon dalam tubuh berubah layaknya roller coaster dan akhirnya bisa membuat sel-sel tubuh tidak bereaksi sebagaimana mestinya. Jadi kalau tadinya pankreas bekerja dengan baik, bukan tidak mungkin saat hamil si pankreas 'ngambek' jadi tidak dapat bekerja maksimal.
Gambar dari sini
Menurut dr. Ridwan SpOG, ada beberapa faktor yang bisa memperbesar potensi ibu hamil terserang diabetes gestasional, di antaranya:
The tricky part about this type of diabetes is tanda-tanda hiperglikemi (kondisi tingkat gula darah meningkat di luar batas normal) sulit dideteksi, maka jarang sekali ibu hamil yang yang sadar kalau dirinya mengidap diabetes gestasional. Ini menjadi alasan dokter kandungan biasa meminta pasiennya untuk melakukan glucose screening test saat kehamilan masuk usia 24-28 minggu.
Tapi jika dokter kandungan mendeteksi beberapa tanda risiko seperti:
Biasanya dokter akan melakukan skrining gula darah di awal, jika hasilnya negatif, tes tersebut akan diulang pada usia kehamilan 24-28 minggu. Nah, jika hasil tes positif diabetes gestasional, jangan terlalu khawatir dan ikuti saran-saran dari dokter kandungan untuk meminimalisir resiko.
Apa saja risiko ketika hamil dengan diabetes gestasional?
Jika gula darah terlalu tinggi, maka glukosa akan masuk ke darah janin, ini menyebabkan pankreas janin harus bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin lebih banyak. Kelebihan gula darah dan insulin akan berpengaruh pada berat badan janin dan bisa menyebabkan janin over weight terutama pada tubuh bagian atas, dan ini bisa memicu kondisi makrosomia. Makrosomia adalah kondisi janin dengan berat di atas 4000 gram sehingga menyebabkan kemungkinan terjadinya distosia bahu dan persalinan tidak berlangsung sesuai dengan seharusnya. Risiko lanjutan dari kondisi di atas adalah cedera pada area vagina atau tindakan episiotomi yang lebih panjang dari biasanya.
Biasanya setelah melahirkan, jika kadar gula darah ibu saat hamil dan melahirkan masih tinggi, nih, bayi akan mengalami hipoglikemi atau kadar gula darah rendah karena produksi insulin ekstra dalam tubuh masih berjalan seperti saat masih di dalam kandungan. Jadi ketika bayi lahir dari ibu dengan kondisi ini, tim dokter akan melakukan serangkaian tes gula darah pada bayi.
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki angka pada gula darah bayi baru lahir yang terkena hipoglikemi?
Berikan ASI, susui bayi Anda, ya Mommies! Breastfeeding can help prevent or correct hypoglycemia. Selain itu, beberapa hal yang perlu diingat adalah bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes biasanya mengalami keterlambatan pematangan paru-paru. Risiko jaundice juga meningkat, dan risiko polisitemia atau peningkatan jumlah sel darah merah dalam darah, serta hipokalsemia atau kadar kalsium dalam darah rendah.
Sedangkan pada ibu hamil, risiko terkena pre-eklampsia juga meningkat, ini biasanya terjadi pada ibu yang obesitas dari sebelum hamil atau yang tidak dapat mengontrol kadar gula darahnya semasa hamil.
Jika sudah dinyatakan positif mengidap diabetes gestasional, maka untuk menjaga kehamilan ini, Mommies biasanya disarankan untuk:
Hal yang kurang menyenangkan adalah ibu hamil yang menderita diabetes gestasional ini biasanya akan berada di persimpangan, apakah akan sembuh seperti semula atau menjadi penderita diabetes selamanya. Menurut penelitian, satu dari tiga perempuan penderita diabetes gestasional akan ada di titik impaired glucose tolerance, jadi kadar gula darah ada di atas garis normal tapi tidak setinggi penderita diabetes tipe 1 atau 2. Nah, untuk mengetahui dengan pasti, biasanya dokter akan memberikan tes lagi antara 6-12 minggu setelah melahirkan, dan atas rekomendasi The American Diabetes Association, mantan penderita diabetes gestasional dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap tiga tahun sekali. Because we know, diabetes can be very mean to our body!
Apa sih kunci utama agar terhindar dari diabetes? Tentunya dengan menjaga pola hidup sehat. Bergabung dan menyimak serta menjalani berbagai macam kiat hidup sehat di thread FitnNFab adalah salah satunya. Setelah melahirkan, menyusui bayi juga bisa memberikan perlindungan bagi tubuh, menyusui bisa menurunkan berat badan setelah melahirkan dan juga menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 serta penyakit jantung. Nah, pola hidup sehat yang terjaga ini bisa ditularkan ke seluruh keluarga terutama anak-anak yang memiliki risiko 6x lebih besar untuk ikut menderita diabetes atau menjadi obesitas. Perbanyak aktivitas fisik bersama anak daripada duduk manis di depan tv sepanjang hari sambil makan yang tidak jelas kandungan gizinya. Terakhir, jangan lupa untuk memberitahu dokter anak perihal riwayat diabetes gestasional yang diderita saat mengandung.
Stay healthy, Mommies!