Hamil Ke Dua Lebih Mudah?

Pregnancy

Baby_ZK・28 Feb 2014

detail-thumb

Waktu hari pertama tau kalau saya hamil lagi, gak pernah terbayangkan sebelumnya kalau keadaan hamil ke dua ini beda 180 derajat dari kehamilan pertama. Dulu hamil pertama usia saya 26 tahun, dan hamil kedua ini usia saya 30 tahun. Seharusnya menjalani kehamilan kedua terasa lebih tenang karena kita sudah pernah punya pengalaman sebelumnya. Tapi nyatanya.. kok lebih rempong :D Tiap kehamilan ternyata memang berbeda-beda ya.. Kali ini yang buat jadi agak repot adalah keadaan fisik yang lebih lemah, mual sepanjang hari dan muntah sehari dua kali. Beda sekali dengan kehamilan pertama dulu yang gak mual sama sekali. Jadi yang katanya hamil kedua lebih mudah itu nggak berlaku untuk saya.

Padahal nih, berdasarkan pengalaman kehamilan pertama, harusnya awal-awal hamil terasa ringan buat saya karena gak merasakan morning sickness sama sekali. Jangankan muntah, mual aja nggak loh. Udah terbayang saya akan tetap berangkat jalan-jalan sama teman-teman dengan tiket yang sudah kami beli beberapa bulan sebelumnya, lalu saya juga terpikir untuk melakukan beberapa kegiatan ini itu, ke sini ke situ, begini begitu, tapi ternyata hampir 4 bulan pertama hamil saya harus habiskan waktu di tempat tidur. Kalau saya di kantor, badan lemas luar biasa, penampakan saya seperti zombie. Bahkan kadang izin untuk tidak masuk kantor, karena sakit kepala dan muntah-muntah.

Setelah saya mencari tau lewat internet dan juga konsultasi kepada obgyn, saya jadi mengetahui beberapa hal.

  • Morning Sickness muncul pada awal kehamilan dikarenakan upaya sang janin untuk mencegah pengguguran dirinya. Selama mual memuncak, janin memproduksi hormon chorionic gonadotropin (HCG). Jadi mual itu bagus, pantas saja dulu waktu hamil pertama saya tidak mual tapi saya pernah beberapa kali flek dan diberi obat penguat janin.
  • Usia berbanding lurus dengan stamina dan kondisi fisik. Jadi semakin bertambah usia akan semakin lemah stamina kita, namun hal ini bisa diatasi dengan gizi yang baik.
  • Perubahan fisik timbul lebih cepat. Kalau dulu saya baru merasakan sakit pinggang dan tulang belakang pada bulan ke-7 di kehamilan pertama, kalau kehamilan kedua ini di bulan ke-2 sudah mulai terasa nyeri tulang belakang dan kram kaki. Hal ini terjadi karena faktor usia yang mulai menua dan tulang mulai kehilangan kadar kalsium. Padahal perut juga belum membesar lho. Obgyn saya lalu menyarankan untuk ikut prenatal yoga untuk memperlancar aliran oksigen dalam tubuh, dan ternyata lumayan berhasil.
  • Pergerakan bayi lebih cepat. Kalau dulu saya baru merasakan gerak janin pada bulan kelima, di kehamilan kedua ini di bulan ke-4 saya sudah bisa merasakan gerakan bayi bahkan ketiga tangan saya memegang perut.
  • Namun walau kondisi hamil lebih berat dari kehamilan pertama, ternyata tanpa terasa saya sudah melewati trisemester pertama. Mungkin karena hamil kedua ini kita sibuk mengurus si anak pertama, dan juga persiapan mentalnya jadi kakak. Dan juga sama-sama excited akan kehadiran anggota baru keluarga kami.

    Punya adik merupakan pengalaman pertama untuk Zahra, dan buat saya menjadi pengalaman pertama menyambut bayi bersama ‘bayi’ lain :D Lucu sekali saat tiap minggu Zahra menanyakan sekarang adiknya sudah sebesar apa? Dan saya jadi harus download aplikasi kehamilan untuk tau per minggu berapa ukuran janin, jadi saya bisa “laporan” ke sang kakak kalo minggu ini adiknya sebesar cherry, lalu sebesar jeruk, sekarang sebesar apel. Hihihi..

    Tiap ibu pasti merasakan pengalaman kehamilan yang berbeda-beda. Kalau saya survey kecil-kecilan di lingkungan sekitar, ternyata 3 dari 5 teman sesama bumil merasakan kehamilan kedua lebih berat daripada kehamilan pertama. Doa saya sih, kalau dulu saya awal kehamilan terasa enteng, tapi akhir kehamilan terdiagnosa plasenta previa, mudah-mudahan hamil kedua ini kalau berat di awal, mudah-mudahan enteng di akhir. Boleh minta Amin ya mommies? :D