banner-detik
KIDS

Sekolah Impian, Sekolah Alam Bintaro

author

adiesty27 Feb 2014

Sekolah Impian, Sekolah Alam Bintaro

Membaca ulasan Lita soal biaya SD yang sudah di depan mata cukup membuat saya tersentak. Artikel tersebut seakan membangunkan saya dari mimpi. Mimpi yang seakan mengizinkan saya untuk bisa santai dengan biaya sekolah Bumi. Biar bagaimanapun, tahun ini usia Bumi sudah masuk ke 4 tahun, tahun ini sudah masuk ke Taman Bermain. Tandanya, dua tahuh lagi akan masuk SD! Wiiiih... cepat sekali rasanya!

Sama seperti orangtua lainnya, saya pun ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Sekolah yang memiliki mutu  baik, dan tentunya punya visi yang misi sama. Saya pun akhirnya memulai dengan browsing sana-sini untuk mengumpulkan informasi sekolah mana yang akan saya pilih.

Awalnya, saya sempat tergiur memasukan Bumi ke sekolah internasional. Harapannya, supaya Bumi bisa lebih pintar menguasai Bahasa Inggris. Tapi setelah dipikir ulang, dan menimbang banyak hal, keputusan berubah. Kami  tetap memilih sekolah nasional saja. Toh, sebenarnya tidak ada jaminan kalau masuk sekolah Internasional anak jadi lebih pintar dan sukses, bukan?

Sejauh ini, pilihan saya jatuh pada sekolah alam. Apalagi setelah membaca review sekolah alam yang dibahas di forum. Saya langsung jatuh cinta! Kenapa sekolah alam? Alasannya nggak terlepas dari tujuan pembelajaran sekolah alam. Di antaranya logika & ilmiah, akhlak, leadership, dan entrepreneurship. Dari keempat tujuan pembelajaran kemudian dipecah jadi berbagai program yang hampir kesemuanya berbeda dengan sekolah formal.

Alhamdulillah, ternyata suami juga punya pemikiran yang sama. Pencarian SD idaman pun di mulai. Salah satu sekolah alam yang saya datangi adalah Sekolah Alam Bintaro. Pertimbangannya, karena lokasinya paling dekat. Walupun saat ini kami masih tinggal di Lebak Bulus, tapi ketika Bumi masuk SD kami sudah menargetkan untuk pindah ke rumah sendiri di bilangan Pamulang. Jadi, jarak tempuh Pamulang dan Bintaro masih bisa terjangkau, deh, ya... apalagi saat ini juga sudah ada akses tol.

Sesampainya di Sekolah Alam Bintaro, saya seakan-akan berada di Kebun Raya Bogor, hehehehe. Sekolahnya adeeem! Teduh dan penuh dengan pohon yang rindang. Sayangnya, waktu mampir ke sana, sekolah sedang ada acara, jadi saya nggak bisa melihat secara langsung proses pembelajarannya.

Namun, waktu itu saya sempat ngobrol dengan pihak sekolah, waktu itu ia cukup memberikan penjelasan. Pertanyaan yang saya ajukan pertama kali adalah, apakah untuk masuk SD di sekolah ini anak-anak harus pintar calistung? Alhamdulillah, ternyata Sekolah Alam Bintaro tidak menerapkan tes akademik lebih dulu. Tapi, sebelum masuk memang ada proses observasi pihak sekolah yang dilakukan oleh psikolog guna mengetahui apakah anak berkebutuhan khusus atau tidak. Lewat observasi ini, pihak sekolah juga bisa melihat karakter anak kita seperti apa.

Oh, ya, sekedar informasi, Sekolah Alam Bintaro merupakan sekolah inklusi, yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan. Saya sendiri, sih, termasuk orangtua yang setuju dengan sistem ini. Menurut saya, semua anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus berhak mengembangkan potensi masing-masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat secara bersama-sama. Lagipula, bukankah cara ini juga bisa mengajarkan anak kita untuk bisa lebih berempati?

Saya juga sangat senang dengan motode pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Alam Bintaro ini. Salah satu contohnya adalah pelajaran Greenlab. Di mana lewat metode ini, anak-anak akan diberi pelajaran bagaimana caranya menanam, merawat sampai memanen pohon. Bahkan, nanti hasil panennya juga akan dijual, lho. Cara ini tentu bisa mendidik anak untuk berusaha. Kegiatan juga merupakan salah satu assignment untuk menilai anak-anak. Sedangkan untuk metode pembelajaran leadership, anak-anak akan diajak untuk outbound setiap akhir pekan.

Kelas di sini juga lucu banget, lho! Namanya juga sekolah alam, jadi anak-anak juga belajar di alam terbuka. Lah wong, kelasnya saja berupa saung. Tapi anak-anak nggak belajar di sini, karena setelah menaruh tas dan opening class, kegiatan belajar mengajar dilakukan di luar kelas. Jadi ibaratnya, saung ini cuma sebagai basecamp saja. Enak banget, ya!

Dari informasi yang saya dapatkan, untuk tingkat Sekolah Dasar, di buka hingga 3 kelas. Di mana masing-masing kelas hanya berisi 24 siswa saja. Untuk tahun ajaran 2014 ini, biaya masuknya Rp 22.000.000. Itu sudah termasuk uang pangkal dan uang bangunan, dan uang kegiatan. Sedangkan untuk SPP-nya Rp 750.000.

Baru survei seperti ini saya jadi membayangkan kalau Bumi sekolah alam,  pasti antusias, deh! Soalnya, selama ini Bumi memang tipe anak yang suka main di taman. Terbukti, waktu saya ajak ke Kandank Jurank Doank sudah senang bukan main. Oh, ya, buat memastikan anak-anak kita cocok atau nggak sekolah dengam sistem pembelajaran seperti ini, Sekolah Alam Bintaro juga memberlakukan sistem trial, lho!

Saran saya, sih, kalau ada Mommies yang mungkin tertarik untuk memasukan anaknya ke Sekolah Alam Bintaro, buru-buru mendaftar, yah! Mengingat kuota siswanya tidak terlalu banyak, jadi pastinya banyak yang waiting list.

Yang paling penting buat saya saat ini adalah harus menyiapkan dana dulu. Salah satunya dengan cara meningkatkan saldo untuk reksdana. Apalagi saya termasuk pemula urusan investasi reksadana. Sudah dipastikan dong, ya, dua tahun lagi biayanya pasti akan melonjak. Yuk, ah, Mommies, sementara anak kita masih duduk di TK, kita siapkan dana dulu. Biar saat harinya tiba, kita nggak perlu pingsan, hahahaha.

*foto dari sini

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan