Saat kunjungan ke pabrik Pampers di Karawang beberapa waktu lalu, saya diam-diam mencatat beberapa hal yang berhubungan dengan green living. Ya, pabrik yang mendapat sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) ini konsep green living-nya sangat bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari lho. LEED sendiri merupakan standar bangunan hijau terkemuka di dunia dan sistem sertifikasi lingkungan tertinggi yang dikembangkan oleh US Green Building Council. Artinya, pembangunan pabrik ini sangat memperhitungkan aspek hijau dan ramah lingkungan dalam pengelolaannya. Pabrik Pampers P&G ini mendapatkan sertifikat LEED Silver 2013. Dan kabarnya, akan terus ditingkatkan kualitasnya secara bertahap :)
Nah, karena sudah terbukti ramah lingkungan, boleh dong, saya catat untuk kemudian dicontek atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, ini dia yang saya catat:
Mengurangi pemakaian kertas di toilet.
Toilet mereka minim tisu. Biasanya kita akan kesal, ya, kalau toilet nggak ada tisunya. Tapi ternyata, untuk memproduksi 1 tisu box yang berisi 20 sheet itu butuh 1 batang pohon! Bayangkan, berapa banyak hutan yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan kita akan kertas toilet SAJA?
Solusinya, di pabrik Pampers yang disebut sebagai Jakarta Plant ini menggunakan hand dryer. Tisu toilet hanya disediakan di dalam bilik toilet tamu.
Kalau di rumah, kita pasti bisa mengurangi penggunaan tisu, ya. Mengelap sisa makanan atau kotoran, gunakan lap saja. Mengelap tangan atau mulut anak belepotan setelah makan, daripada menggunakan tisu basah, lebih baik dengan lap wajah atau handuk, dan lain sebagainya.
Penggunaan AC
Hari gini sangat jarang sebuah bangunan tanpa AC, ya. Walaupun sudah ada solusi AC yang hemat energi, tapi tetap saja penggunaan AC secara berlebih berpengaruh kurang baik pada lingkungan.
Karena tak mungkin menghilangkan penggunaan AC, maka di Jakarta Plant, semua AC wajib disetel pada suhu normal yaitu 25C. AC juga hanya dinyalakan pada jam 8- 4 sore dan menggunakan alat deteksi sehingga menyala saat terdeteksi ada aktivitas dalam ruangan tersebut.
Mumpung suhu belakangan ini sedang adem di beberapa kota besar Indonesia, yuk kita naikan suhu AC. Dengan menaikan suhu AC, kerja mesin AC nggak terlalu berat, sehingga energi yang dibutuhkan juga tak terlalu besar.
Shuttle bus
Ini nih yang paling penting dan sangat cocok untuk kondisi Jakarta dan kawasan penyangga yang super macet. P&G menyediakan shuttle bus untuk seluruh karyawannya. Meski berada di Karawang, tapi shuttle bus bahkan sampai disediakan di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
Hal ini tentunya sangat membantu mengatasi kemacetan, ya. Bayangkan, kalau dari 200 karyawan setengahnya menggunakan kendaraan pribadi, akan menghabiskan berapa km sendiri tuh di jalan?
Selain ingin berpartisipasi mengurangi kemacetan dan polusi yang dihasilkan, tersedianya shuttle bus ini juga bertujuan untuk melindungi karyawan. Yaitu meminimalisir risiko terjadi sesuatu terhadap karyawannya saat mereka di perjalanan berangkat atau pulang kantor. Nice, isnt it?
Saya pribadi, saat ini sangat memanfaatkan shuttle bus yang tersedia di komplek perumahan. Setau saya, banyak juga perumahan-perumahan yang menyediakan shuttle bus ke tujuan tertentu. Kalau kantor tidak dilewati shuttle bus, turun saja di lokasi terdekat lalu lanjutkan dengan angkutan umum. Kalau nggak mau atau ragu naik bus, naik taksi saja. Sama-sama nyaman, kok :)
Kantin karyawan
Menurut saya, kantin merupakan solusi yang tepat terutama bagi kantor dengan karyawan besar dan letaknya di daerah industri. Hal ini tentu sangat memudahkan karyawannya. Nggak pusing saat jam makan siang dengan tanya, "makan apa hari ini?"
Yang bisa saya aplikasikan dari contoh ini adalah, membawa bekal makan siang dari rumah. Selain nggak pusing masalah menu, kebersihan dan gizinya juga sudah terkontrol plusnya lagi: hemat!
Waste and Water Management
Pabrik P&G di Karawang juga mengatur pembuangan limbah hasil produksi. Misalnya air, mereka menampung air hujan untuk digunakan kembali sebagai air penyiram tanaman, dan lain-lain. Sederhana tapi berguna, kan?
Kalau saya di rumah, menampung air yang dikeluarkan dari AC lalu digunakan lagi untuk berbagai keperluan seperti mengepel lantai, menyiram tanaman, bahkan menurut suami saya, air tampungan AC ini bagus untuk mengisi radiator mobil.
Untuk sampah, saya juga memisahkan sampah kering dan basah. Kadang, sebelum membuang sampah kering, saya mengajari asisten rumah tangga untuk memilah mana yang bisa langsung diberikan ke pemulung mana yang tidak. Dengan demikian, sampah yang kami hasilkan tak terlalu banyak, juga membantu para pemulung untuk menghemat waktu mereka saat memilah sampah.
Nah itu yang saya catat dan bisa kita aplikasikan di keseharian. Menurut Mommies ada lagi nggak yang bisa membantu kita menjalani konsep green living?
*Artikel ini hasil kerjasama penulis dan P&G Indonesia