Saat menjelang melahirkan, para ibu hamil biasanya mulai hunting peralatan untuk si jabang bayi. Dari mulai pakaian, stroller, tempat tidur, dan lain sebagainya. Di antara sekian banyak peralatan yang harus dibeli, sayangnya car seat masih sering dilupakan. Padahal, car seat justru merupakan hal yang penting untuksi bayi apalagi bagi orangtua yang sehari-hari menggunakan kendaraan roda empat.
Banyak sekali alasannya, antara lain:
Wrong. Car seat bisa digunakan sejak anak keluar dari rumah sakit. Banyak sekali car seat yang bisa digunakan oleh newborn hingga usia tertentu. Bahkan, sebenarnya akan lebih mudah utk melatih anak duduk di carseat sejak sedini mungkin. Kalau sudah terlanjur besar tanpa menggunakan carseat, biasanya anak cenderung menolak untuk didudukkan di car seat karena merasa lebih leluasa untuk bermain-main dalam mobil. Ada yang senang menyalakan wiper mobil, pegang-pegang mainan di kaca spion tengah, menyalakan/mematikan lampu di dalam kabin mobil, bahkan menggoda Ibu atau Ayahnya yang sedang menyetir, oh Nooo… bahaya!
Ya, memang, car seat yang bagus dan sesuai dengan persyaratan keselamatan harganya di atas rata-rata. Saran saya, belilah car seat yang sesuai dengan kebutuhan. Dahulukan fungsinya, jangan terpaku pada model saja. Banyak car seat yang bisa digunakan sejak anak lahir sampai beratnyamencapai 18kg. Nah, anak saya sekarang usianya 5,5 tahun (67 bulan) beratnya 18kg. Jadi seharusnya ia masih bisa memakai 1 car seat yang saya beli saat ia baru lahir kan? Kalau misalnya harga car seat yang saya beli 3 juta rupiah, maka 3 juta dibagi 67 bulan hasilnya hanya sekitar Rp44.800 per bulan yang saya habiskan untuk beli car seat.
Jauh lebih murah daripada popok sekali pakai atau uhm, susu formula, kan?
Mommies juga bisa memanfaatkan saat ada promo atau diskon. Contohnya waktu bazaar Mothercare lalu, harga car seat amat sangat miring! Usia kehamilan masih jauh? Nggak apa-apa, car seat bukan barang yang harus segera dibuka setelah beli, kok :)
Sedikit bercerita, waktu Langit baru lahir, saya nggak beli car seat. Alasannya? Ya karena belum punya mobil. LOL. Setelah kami ada rezeki untuk beli mobil, waktu itu Langit berusia 1 tahun, saya segera mencari car seat yang tepat (dan terjangkau harganya).
Awalnya tentu sulit, ya, membiasakan anak yang kalau ada di mobil (pinjaman orangtua) selalu saya pangku. Tapi saya mau konsisten. Pernah suatu hari Langit saya bawa ke kantor saya di Daan Mogot, pas pulangnya, jalanan macet, Langit nangis minta nyusu (waktu itu masih ASI), terpaksa saya abaikan. Apalagi saya tau bahwa ia minta nyusu karena nggak betah dan semata-mata pengen tidur saja. Akhirnya dia tidur setelah capek nangis :D
Ketika ia bangun tidur, dan kami tidak di dalam jalan tol, saya pinggirkan mobil sebentar di SPBU, lalu menyusui Langit. Beberapa kali hal ini terjadi. Sampai akhirnya ia pun tau bahwa kalau naik mobil, ya duduk di car seat. Butuh konsisten, itu saja sih. Dan sekali lagi, sebenarnya akan lebih mudah utk membiasakan anak duduk di carseat pada usia sedini mungkin.
Wrong. Seberapa kuat kita bisa menahan anak jika kecelakaan terjadi? Bagaimana saat kecelakaan anak malah terlempar ke luar jendela? (knock-knock on the wood).
Car seat memang bukan jaminan tidak terjadi luka saat kecelakaan. Tapi pada kecelakaan yang besar, car seat meminimalisir risiko yang saya sebutkan di atas hingga 71%. Makanya, hingga berat badan anak 9 kg atau sekitaran usia 1 tahun anak disarankan memakai car seat yang menghadap belakang agar risiko ia terjepit di antara kursi mobil semakin kecil.
Lalu, bagaimana memilih car seat yang tepat?
So, whats your excuse? Kita saja orang dewasa wajib pakai seat belt untuk keselamatan, masa anak yang begitu berharga tidak?