Sorry, we couldn't find any article matching ''
Tamu Baru Bernama Galactocele
Menjelang akhir masa menyusui (ya, kalau berhasil menyapih Menik dengan mulus yang akan berusia 2 tahun, 17 Oktober nanti), ternyata saya kembali dihantui salah satu masalah menyusui. Setelah drama belajar menyusui selama 3 bulan awal dengan catatan tongue tie, tambah diserang mastitis, dan susahnya mencari posisi menyusui yang pas, kini saya berkenalan dengan yang namanya Galactocele. Jadi awalnya, payudara kiri terasa sakit. Ada gumpalan sebesar bakso, tidak terlalu keras tapi juga tidak terlalu lunak. Hari pertama terasa gumpalan ini, saya otomatis berusaha memperbaiki posisi menyusui, mengompres payudara dengan sistem kompres panas-dingin bergantian, sambil memijat lembut gumpalan tersebut. Iya, ini adalah treatment yang biasa saya lakukan selama menyusui jika terasa ada gumpalan yang mengganggu. Hari kedua, rasa sakit tidak mereda, malah makin membengkak, semakin sakit jika disentuh atau terguncang, dan yang aneh, ASI tetap keluar ketika saya coba perah. Pertama, saya kira, saya kembali terserang mastitis, tapi kemudian tidak yakin ini mastitis karena ASI lancar-lancar saja. Nah, biasanya kalau ada gumpalan begini, jika disusui sambil dipijat, akan hilang dengan sendirinya. Sedangkan yang sekarang, tidak ada perubahan apapun walau sudah dilakukan berbagai macam cara yang saya ketahui. Mulai merasa makin janggal karena ASI tidak terhambat, maka saya menghubungi dokter spesialis anak Menik yang juga seorang konselor laktasi. Beliau langsung menyarankan agar saya ke RSIA tempat dirinya praktik.
Ketika diperiksa, beliau langsung merujuk saya ke dokter spesialis radiologi, USG Mamae atau payudara. GLEG! Terus terang, setelah membaca artikel soal mendeteksi kanker payudara dan mengingat riwayat keturunan kanker di keluarga kami, saya agak takut. Sore itu juga saya langsung berangkat ke salah satu laboratorium yang menyediakan fasilitas USG. Setelah di USG (yang penuh dengan suara "aw.. sakit!" setiap gumpalan dipindai), saya bisa mengucap syukur karena benjolan tersebut bukan tumor atau kista cikal bakal kanker payudara.
Gumpalan yang ada di payudara kiri saya disebut Galactocele atau ASI yang terjebak dalam satu jaringan dalam payudara. Walau ada juga yang menyebut Galactocele ini dengan kista isi ASI, namun ini bukan kista yang berbahaya. Penyebabnya adalah pengosongan payudara yang tidak maksimal dan hormon yang tidak seimbang. ASI ini terblokade oleh protein yang menutup saluran di payudara. Secara singkat konselor laktasi saya bilang, karena isinya masih ASI, jadi cukup minum obat untuk memecah si gumpalan dan diharapkan hilang dengan sendirinya. Jika isi gumpalan sudah terinfeksi, maka ada dua cara yang bisa dilakukan. Langkah pertama dengan penggunaan antibiotik dan jika tidak manjur maka diinsisi untuk mengeluarkan ASI yang terjebak tadi. Alhamdulillah, karena terdeteksi dini, saya cukup meminum obat yang masih aman untuk tetap bisa menyusui. Baru dua hari minum obat, rasa sakit sudah berkurang banyak sekali, dan benjolan terasa mengecil.
So Mommies, to prevent this Galactocele, you have to know that you are a mom, not a pacifier! Pastikan anak Anda tidak ngempeng, apalagi jika sudah di atas 20 bulan yang sebetulnya menyusu hanya untuk rasa nyaman bukan kebutuhan. Pengosongan payudara yang tidak maksimal akibat payudara yang terus terstimulasi untuk memproduksi ASI padahal anak ngempeng, doang, adalah salah satu penyebabnya. Belakangan ini, Menik memang suka ngempeng, mungkin ia mulai merasa bahwa ini adalah akhir masa menyusui dan ia harus memaksimalkan payudara ibunya. Kedua, perhatikan gizi makan Anda, dong, hehehe. Sebagai pecinta telur untuk sarapan setiap hari, ketahuan banget, deh, saya kebanyakan asupan protein, yang bisa memicu blokade ASI dalam payudara.
Oh well, semoga ini drama terakhir sebelum proses menyapih, ya! Ternyata menyusui ini memang penuh tantangan, bahkan hingga masa akhirnya. *Lap jidat*
Share Article
COMMENTS