Akhir Agustus lalu saya berkesempatan mengikuti Seminar dan Workshop Breastfeeding Update di salah satu hotel di wilayah Jakarta Barat. Sungguh sebuah kebahagiaan untuk saya karena pada akhirnya saya bisa bertemu dan berfoto langsung dengan para pakar laktasi seperti dr. Utami Roesli dan bintang utama rangkaian acara tersebut, dr. Jack Newman. Yang akrab dengan dunia laktasi, pasti sudah akrab dengan nama beliau. Beliau adalah dokter anak dari Canada yang merupakan breastfeeding expert terkemuka di dunia, breastfeeding rock star, The Bon Jovi of Breastfeeding kalo saya boleh sedikit berkelakar.. Hehehe..
Banyak sekali pakar laktasi yang mengisi acara tersebut, salah satunya adalah Ibu Mia Sutanto. Siapa sih yang tidak mengenal beliau? Beliau adalah pendiri AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia). Rasanya sudah tidak perlu saya jelaskan lagi kiprah beliau di dunia laktasi. Kehadiran Ibu Mia sebagai pembicara seperti menjadi penyegar bagi saya karena sepanjang acara pembahasan mengenai laktasi hanya dilihat dari segi medis saja. Ibu Mia sebagai seorang ibu menyusui memaparkan pengalaman beliau menyusui dan pemikiran beliau tentang betapa saat ini para Ibu yang memiliki bayi lebih terfokus pada memberikan ASI kepada bayinya, bukan fokus ke menyusui.
Bisa dibilang, saat ini ASI seperti menjadi tren. Semua ibu berlomba-lomba memberikan ASI kepada bayinya. Sebuah perubahan yang baik sebetulnya. Namun sangat disayangkan karena banyak ibu yang salah kaprah. Tidak sedikit dari pengalaman saya, ibu yang minta donor ASI ke saya karena ingin anaknya ASI eksklusif tapi ternyata alasan ibu tersebut minta donor adalah karena stoknya habis, di kantor nggak sempat mompa, di rumah keburu capek kalo mau mompa. Yah.. Saya juga bisa punya stok banyak karena saya merah ASI mati-matian, belai-belain malam hari bangun 3-4x supaya bisa merah. Saya bukan ibu menyusui yang bisa sekali perah dapat 300-400 cc. Bisa dapat 100 cc sekali perah saja sudah bersyukur.
Saya malah lebih salut kepada salah satu Ibu, sebut saja namanya Ibu Vina. Anak Ibu Vina selain Down Syndrome juga ada masalah tongue tie sehingga butuh suplementasi dengan ASI donor/susu formula menggunakan lactation aid. Produksi ASI Ibu Vina memang sudah drop dan sudah pakai berbagai macam galactogogue tetap tidak bisa bertambah banyak ASInya.
Ibu Vina merupakan pelanggan tetap ASI donor saya, hehehe.. Sejak anak beliau mulai suplementasi ASI donor sampai usia 6 bulan, beberapa kali datang ke rumah untuk minta ASI perah saya. Setelah mulai MPASI, Ibu Vina sudah tidak pernah minta donor ASI lagi ke rumah saya. Beliau bilang, "Ga enak ah minta terus.. Yang penting sudah tercukupi ASI eksklusif 6 bulan. Sekarang kan dede udah mulai makan, susunya pakai formula aja tapi saya tetep kasih pakai lactation aid supaya rasanya kaya nyusuin sendiri."
Itu semangat ibu menyusui sejati! Buat apa bayi kita ASI eksklusif tapi nggak kita susui sendiri? Mana bonding-nya? Mana mesra-mesranya? Jadi mari kita semua ubah istilah ASI Eksklusif menjadi Menyusui Eksklusif.
Gambar lactation aid dari sini