Satu jam menjelang adzan Magrib, kebanyakan umat muslim seperti saya pasti sudah repot menyiapkan menu buka puasa. Biasanya, sih, saya suka kabita atau laper mata. Bawaannya pengen makan ini dan itu. Kalau bisa, mulai dari teh manis, es buah, kolak pisang, aneka kue manis, tahu goreng sampai lontong isi oncom tersedia di meja makan.
Sebenarnya saya, sih, cukup paham kalau saat berbuka puasa, beberapa makanan yang saya sebutkan tadi tidak disarankan. Misalnya gorengan karena banyak memiliki kandungan minyak dan lemak. Apalagi kalau kita ingat ada hadist nabi yang menyebutkan bahwa saat buka puasa cukup makan kurma atau seadanya.
Seperti yang saya kutip dari sebuah hadist yang mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka dengan beberapa biji ruthab (kurma masak yang belum jadi tamr) sebelum shalat Maghrib; jika tidak ada beberapa biji ruthab, maka cukup beberap biji tamr (kurma kering); jika itu tidak ada juga, maka beliau minum beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits Hasan Shahih)
Hal ini rupanya senada dengan apa yang saya dapatkan saat mengadiri acara "Puasa Sehat dan Nikmat Bersama Gerakan Buavita Frutarian" di Masjid Istiqlal, beberapa waktu lal. Waktu itu, dr. Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK sebagai salah satu pembicara mengatakan bahwa saat memilih menu takjil memang harus lebih bijaksana. Kandungan kalorinya jangan sampai berlebih.
Agar komponennya semakin sempurna, ia pun mengingatkan supaya kita melengkapi menu pembuka ataupun saat sahur dengan mengonsumsi buah-buahan.
Selain kaya serat dan menjaga proses pencernaan yang optimal, buah juga mengadung berbagai vitamin dan mineral yang dapat membantu penyerapan nutrisi oleh tubuh, buah juga membantu menjaga kadar glukosa darah lebih stabil. Kadar glukosa dalam darah yang lebih stabil akan membuat kita kenyang lebih lama, namun tetap memiliki energi saat beraktivitas.
dr. Fiastuti menambahkan bahwa beberapa jenis buah memiliki kandungan karbohidrat kompleks di dalamnya, sehingga proses pemecahan dalam tubuh berlangsung lebih lama. "Inilah yang membuat kadar gula darah tetap stabil dan Anda tidak lemas," katanya.
Lantas pilih buah yang seperti apa, sih?
Pada dasarnya, semua buah baik karena memiliki kandungan yang berbeda-beda. Untuk itu, Dosen Fakultas Kedokteran UI ini menganjurkan makin berwarna makin bagus, sehingga nutrisinya saling melengkapi.
Oh, ya, supaya perut nggak ‘kaget’, saat buka puasa sebaiknya pilih buah yang tidak yang asam, sehingga lambung jadi kaget dan sakit. Sedangkan, untuk sahur pilihan buah bisa lebih bebas dan bervariasi.