Gimana caranya ngajarin anak puasa? Seperti juga masalah parenting lainnya, nggak ada acuan baku untuk melakukan hal ini. Yang bisa dilakukan hanyalah mencari tau, berbagi pengalaman, dan kemudian menyesuaikan dengan anak kita. Bagaimanapun cara yang berhasil diterapkan pada anak lain, belum tentu bisa berhasil pada anak kita.
Aira mulai belajar puasa di kelas 1 SD. Belum setiap hari, masih mengikuti kemampuan dia saja. Itu pun terkadang dari sahur sampai tengah hari, terkadang dari sarapan. Di tengah hari setelah berbuka, kadang dilanjutkan lagi puasa sampai maghrib, kadang "ya sudah lah ya, Bun, sampe sini aja puasanya". Saya nggak maksa. Yang pasti, karena sekolah Aira sekolah Islam, selama jam sekolah Aira puasa, dan tentunya tugas saya untuk menjelaskan makna puasa terbantu dengan apa yang didapat Aira di sekolah.
Di kelas 2 SD, Aira puasa dari sarapan sampai maghrib. Belum sempurna memang, tapi puasa yang semacam ini ia jalani terus selama bulan Ramadan, 30 hari penuh. Buat Aira, yang jadi masalah sepertinya bukan soal menahan lapar (berhubung Aira pada usia itu makan masih harus disuruh-suruh.. hehe), tapi lebih ke sulit makan sahur. Makan dalam kondisi bangun segar bugar saja dia malas, apalagi ini dalam keadaan ngantuk dibangunin di pagi buta.
Di kelas 3 SD, Aira sudah lebih bisa ‘menahan diri’ dan ‘memaksakan diri’ untuk melakukan apa yang memang harus dilakukan. Jadilah pemandangan Aira merem di meja makan sambil nyendokin nasi ke mulut jadi pemandangan biasa selama bulan Ramadan itu. Tapi dia berhasil, puasa dari sahur sampai maghrib, 30 hari penuh. Bangganya luar biasa, apalagi kemudian saat lebaran dapat ‘salam tempel’ ekstra dari Ayah, Bunda, Kakek, Nenek karena berhasil penuh puasanya.
Jadi Mommies, seperti proses belajar lainnya pada anak, masa peka penting banget untuk keberhasilan proses ini. Saat anak memang sudah siap, apapun itu yang dipelajari tentu akan jadi lebih mudah. Nah, ini dia sedikit kiat yang bisa saya bagi soal mengajak anak belajar puasa:
Have a blessed Ramadhan, Mommies!:)