Selain Igo-nya Manda, siapa saja Mommies yang toddler-nya mulai bersekolah di tahun ajaran baru ini? Pasti banyak, ya. Tos dulu, ah, Rakata pun mulai masuk playgroup di akhir Juli ini *seka air mata* *terharu anak cepat banget gedenya*
Eniwey, bicara tentang sekolah, pasti erat kaitannya dengan proses belajar-mengajar, dong. Saya jadi ingat materi mengenai gaya belajar yang pernah didapat pas dulu kuliah di fakultas psikologi, nih. Saya share seingat saya, ya, Mommies. Soalnya, dengan mengetahui gaya belajar anak, kita bisa membantu menyusun strategi yang sesuai agar efektivitas belajar tercapai.
Oke, saya bahas dari awal, ya. Alkisah, Neil Fleming (seorang ahli pendidikan) mengamati bahwa setiap orang memiliki gaya belajar unik. Di tahun 1987, bersama seorang koleganya, Fleming merumuskan Fleming VARK Learning Model. Teori ini membagi gaya belajar menjadi empat tipe umum, yaitu visual, auditory, read/write, kinesthetic.
*gambar dari sini
Tapi yang lebih sering dibahas hanya tiga (visual, aural, dan kinesthetic). Read/write merupakan pecahan dari tipe visual, jadi kadang pembahasannya masih disatukan.
Saya coba 'kupas' satu per satu, ya.
Gaya Belajar Visual
→ Mengandalkan penglihatan dalam menyerap informasi.
Ciri-ciri:
- Mudah mengingat penjelasan jika menggunakan gambar, diagram, atau video.
- Cepat dalam memahami bacaan.
- Tidak mudah mengingat informasi yang diberikan lisan. Lebih mudah mengingat hal yang dilihat daripada yang didengar.
- Gemar memerhatikan sikap tubuh dan ekspresi wajah saat mendengarkan orang lain berbicara.
- Perhatian mudah teralih jika melihat sesuatu yang lebih menarik.
Gaya Belajar Auditory
→ Mengandalkan pendengaran untuk memahami dan mengingat informasi.
Ciri-ciri:
- Mudah mengingat dengan baik penjelasan lisan.
- Cepat hapal lirik lagu atau jingle iklan.
- Lebih memahami bacaan jika membacanya sambil mengeluarkan suara.
- Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain. Lebih suka bercerita ketimbang menulis.
Gaya Belajar Kinesthetic
→ Mengandalkan tangan dan gerak motorik sebagai penyerap informasi.
Ciri-ciri:
- Menyukai praktik langsung.
- Aktif mengeksplorasi lingkungan.
- Sulit duduk diam dan tenang dalam waktu lama.
- Tanpa sadar suka memutar-mutar pensil atau menggoyang-goyangkan kaki.
- Lebih memahami bacaan jika sambil menunjuk tulisan yang sedang dibaca, atau membacanya sambil berjalan mondar-mandir.
Eh, sebagai orangtua kita pun mesti tahu gaya belajar kita, lho. Dengan begitu, kita bisa menyinkronkan gaya mengajar kita dengan anak. Sering terjadi, kita merasa frustrasi karena merasa anak tidak mudeng-mudeng dengan sesuatu yang kita ajarkan. Padahal, bisa saja karena kita 'memaksakan' gaya kita pada anak, yang belum tentu sama.
Selain beberapa ciri yang tadi sudah disebutkan, ada lagi cara ngecek yang cukup gampang. Coba Mommies jawab: pas punya gadget baru, apa yang biasanya dilakukan untuk mengerti cara mengoperasikan gadget tersebut? Jika lebih suka membaca buku manualnya, kemungkinan Mommies adalah tipe visual. Jika lebih suka minta tolong suami/teman untuk menjelaskan, kemungkinan tipe auditory. Sebaliknya jika lebih suka utak-atik sendiri, bisa jadi dominan kinesthetic.
Walah, baru membahas ciri-cirinya saja sudah panjang. Saya lanjutkan artikelnya nanti, ya, Mommies, beserta strategi memaksimalkan potensi anak sesuai gaya belajarnya :)