Sorry, we couldn't find any article matching ''
THR, Diapain, Ya?
Menjelang hari raya seperti Lebaran, biasanya kita mendapatkan yang disebut Tunjangan Hari Raya atau THR. Sudah ada yang mendapatkannya? Beberapa perusahaan mungkin sudah mulai membagikan tunjangan ini, ya. Kalau sudah mendapatkan THR, apakah sudah siap dengan alokasinya juga?
Ada alasannya mengapa THR ini menjadi benefit untuk pegawai. Dengan kebutuhan yang meningkat di bulan mendekati hari raya atau pada saat perayaan itu sendiri, maka tunjangan ini diberikan. Memang tidak ada aturan tertulis bahwa pendapatan dalam bentuk THR ini hanya boleh dipakai untuk pengeluaran hari raya, tapi coba kita urut, deh, pengeluaran apa saja yang biasanya akan kita keluarkan selama hari raya – khususnya Lebaran – ini:
*gambar dari sini
Jangan lupa, ya, kita juga punya kewajiban untuk para mbak di rumah atau pak supir yang telah bekerja dengan kita. Untuk yang sudah setahun atau lebih, maka sebaiknya 1x gaji. Untuk yang baru beberapa bulan, bisa kita hitung nilai THR dengan pro rate.
Biaya mudik yang kita pertimbangkan adalah biaya transportasi. Yang mudik menggunakan pesawat, bisa jadi biayanya lebih mahal dari pada kita yang mudik menggunakan kereta api atau bus, atau kendaraan pribadi. Untuk beberapa keluarga, biaya mudik ini pasti dilakukan setiap tahun, karena memang semua keluarga besarnya tidak berada di kota tempat mereka. Oleh karena itu, biaya ini menjadi prioritas dalam alokasi dana di THR.
Biasanya orangtua atau malah kita sendiri mengundang saudara-saudara untuk datang bersilaturahmi. Maka biaya yang keluar di sini kita ambil dananya dari THR yang kita dapatkan.
Beberapa orang mungkin juga terbiasa untuk memberikan kue-kue kecil untuk teman-teman dan saudara. Juga ada beberapa kebiasaaan yang dilakukan oleh keluarga besar kita untuk memberikan ‘amplop’ kepada anak-anak di saat acara bersilaturahmi. Jangan lupakan ini, ya.
Ini jelas boleh, kok (selama mampu, ya). Tapi ada alasan kenapa saya letakkan belanja di poin yang terakhir. Karena biasanya yang belanja pakaian ini suka tidak terkontrol. Tidak masalah, mau beli satu lusin pun, selama kita sudah mengeluarkan tanggung jawab kita, ya, terutama membagi THR bagi para asisten di rumah yang sudah bekerja keras membantu kita.
Pertanyaan berikut adalah selain THR pada masa Lebaran adalah bagaimana dengan THR bagi yang nonmuslim atau yang tidak merayakan Idul Fitri? Pada prinsipnya sama, kok. Buat daftar pengeluaran anda seperti di atas. THR pada asisten rumah itu wajib. Buat umat Kristen/Katolik, biasanya di Hari Natal juga mempersiapkan kado/hadiah. Itu pun bagian dari pengeluaran di THR. Mungkin yang agak sulit adalah, jika perusahaan membagikannya tidak di waktu hari raya. Jika memang Mommies sudah mendapatkan jauh sebelum Natal, maka sebaiknya anda segera pisahkan dana ini di tabungan yang terpisah atau bisa disimpan di reksadana pasar uang, misalnya. Jangan lupa, jika asisten ada muslim, maka Mommies segera mengeluarkan dana THR asisten tersebut pada saat Lebaran. Logikanya sama, para asisten ini pasti membutuhkan dana lebih ketika mereka hendak merayakan Hari Raya Lebaran.
Jadi, nggak bingung lagi kan, ya, THR itu untuk apa saja? Have a blessed Ramadan, Mommies! :)
*Penulis, Reliza Arfiani (Icha- @relizakodri) adalah Planer di QM Financial. Icha menyelesaikan S1 di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indonesia. Kemudian meneruskan S2 di International University of Japan di Niigata, Jepang.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS