Rambut Panjang Atau Pendek Saat Hamil?

Etc

sazqueen・19 Jul 2012

detail-thumb

Rambut panjang atau pendek bukanlah suatu masalah yang besar bagi saya. Jika sedang ingin memanjangkan rambut, ya, saya biarkan. Jika  tiba-tiba ingin pendek, ya, sudah, pergi ke salon langganan dan babat habis. Tapi ternyata ketika hamil, pilihan rambut panjang atau pendek ini cukup menjadi 'beban' LOL! Ya, BEBAN.

Jadi begini, selama hamil, berat badan naik, volume pipi juga naik. Saya biasanya tidak ada masalah dengan potongan rambut model apa pun, tiba-tiba jadi resah gelisah karena saat hamil, rambut saya ada di posisi tanggung, tidak panjang tapi juga tidak pendek. Dan dengan tipe rambut bergelombang cenderung keriting ini, rambut tanggung bukanlah hal yang menyenangkan. Bayangkan, dengan keadaan rambut yang tiba-tiba bertambah lebat karena hormon estrogen terus meningkat, saya harus berjibaku sama hair dryer dan catokan setiap habis keramas, agar si rambut tetap megang! Masalah selanjutnya adalah GERAH. Rambut yang tanggung posisinya bisa bikin salah tingkah, karena belum bisa diikat tapi kalau tidak diikat jadi kurang nyaman karena panas. Akhirnya di usia kehamilan 25 minggu, saya memutuskan untuk ke salon, memotong rambut dan mewanti-wanti ke hair stylist agar rambut saya tidak susah diatur hingga saya melahirkan, dan bisa menyamarkan pipi chubby selama hamil.

Jadi sebetulnya lebih baik mana, rambut panjang atau pendek saat hamil? Jawabannya ada pada pribadi masing-masing, tetapi tidak ada salahnya memperhatikan beberapa hal berikut ini sebelum memutuskan melakukan sesuatu pada si rambut.

  • Perhatikan hormon. Perubahan hormon pada tubuh berpengaruh juga pada kondisi rambut saat hamil. Mungkin saja ketika hamil, rambut tiba-tiba mendadak tebal, atau mendadak berminyak, atau mendadak bergelombang. Semuanya mungkin, karena ketidakseimbangan hormon tadi. Nah, jika Mommies ke salon, jangan lupa sampaikan hal-hal yang berubah selama hamil, jadi hair stylist-nya tahu harus bagaimana terhadap si rambut.
  • Selain perubahan pada rambut, ingat-ingat juga apakah indra penciuman kita saat hamil menjadi lebih sensitif terhadap sesuatu? Di salon banyak sekali bau-bauan yang mungkin tadinya tidak berpengaruh apapun, tapi ternyata bisa membuat kita muntah saat hamil. Jangan sampai acara memanjakan diri di salon buyar karena mual-muntah terus menerus.
  • Pergi ke salon langganan agar bertemu dengan hair stylist yang sudah mengerti mood rambut dan juga mood hati kita pastinya. Selain itu tanyakan "apakah model ini cocok dengan bentuk wajah dan tubuh saya sekarang?". Kalau ada waktu luang, bisa juga coba engine dari The Hair Styler agar bisa mendapatkan gambaran bagaimana kira-kira wajah kita nanti.
  • Perhatikan tingkat kepraktisan juga, ya! Karena selama hamil, kita 'hanya' mengurus diri sendiri, nah begitu melahirkan, ada si kecil yang biasanya di awal cukup menyita waktu sehingga creambath ke salon saja tidak lagi sempat (at least sampai ketemu sinkronisasi antara si kecil dan kita).
  • Gimana, nih, bumil? Mau diapain rambutnya? Hihihii, semua pilihan ada di tangan, Mommies! Eh ya, satu hal yang saya ingat terus sampai sekarang, karena suami tahu saya harus mencatok si poni supaya rapih (dan kalau poni tidak rapih, mood bisa drop :p), ketika sedang kesakitan kontraksi, suami sibuk menawarkan bando, bandana, atau jepit rambut supaya bisa menahan poni tetap rapih, sambil bilang, "Tenang sayang, catokan sudah aku bawa, nanti habis melahirkan, kamu tetap bisa nyatok di kamar sambil tunggu tamu dateng!" LOL!

    *Gambar dari sini