Pas saya melahirkan Langit, cloth diaper modern yang booming beberapa tahun terakhir, belum populer seperti saat ini. Pilihannya hanya popok kain tradisional, yang saya gunakan sampai Langit puput pusar. Wah, popok jenis ini memang menuntut kesabaran, terutama saat tidur malam hari, ya, setiap buang air kecil pasti bangun. Selain kasihan anak, yang butuh istirahat malam hari, juga kasihan saya dong, nggak punya waktu istirahat.
Saya patut bersyukur karena Langit puput pusar di hari kelima. Jadi bisa cepat-cepat dipakein popok sekali pakai, lalu baik Langit maupun saya bisa tidur dengan lelap di malam hari.
Eh, tunggu dulu, ternyata nggak semudah itu. Banyak hal yang tetap harus diperhatikan saat menggunakan popoksekalipakai.
Kenapa sih urusan pospak begitu complicated? Wih, iya dong, seperti sudah ditulis di artikel Gangguan Tidur Anak, saat tidur (malam hari) hormon pertumbuhan keluar 75%. Kalau anak kekurangan tidur, nggak cuma cranky, tapi juga bisa terganggu pertumbuhannya.
Nah, tapi sayangnya, nih, ternyata masih cukup banyak balita yang terganggu tidurnya. Misalnya salah satu survey di Surabaya pada bulan Februari 2012 yang hasilnya, hanya 27% bayi yang terbangun dengan tersenyum, tidak bangun lebih dari 3 kali dalam semalam dan tertidur kembali setelah popoknya diganti. Nah, relevan kan, dengan ‘kerepotan’ perihal popok sekali pakai? Kalau saya sih, memilih anak saya bangun sambil tersenyum daripada dengan tangisan...