Apa, sih, flu Singapore itu?
Tahun lalu kakak sepupu saya sempat cerita anak-anak dan keponakannya pada kena penyakit ini, karena keponakan saya seumuran dengan Si Cenil, maka saya tanya gejalanya apa saja. Nah, sekarang giliran Si Cenil, deh, yang kena penyakit itu.
Dimulai seminggu yang lalu dengan batuk-pilek, ya, saya hanya melakukan home treatment saja. Apalagi aktivitas dan nafsu makannya masih normal. Andalan saya hanya membalurkan Transpulmin dan uap tetesan kayu putih.
Hari I Minggu siang
Tiba-tiba Si Cenil panas tinggi 38.7-39.1 derajat Celsius. Saya kasih paracetamol dan memberikannya banyak air minum, ternyata sampai malam demamnya masih ada walaupun nggak setinggi siangnya. Tidur malam gelisah dan beberapa kali mengigau.
Hari II Senin pagi
Saya bawa ke dokter anak (yap, saya selalu parno kalo Cenil mulai demam) hasil periksanya ... radang tenggorokan disertai bintik putih seperti sariawan. Wah, alamat makannya susah, nih. Dan benar saja, Cenil tidak mau makan nasi sama sekali, hanya mau roti tawar dan sereal.
Hari III Selasa pagi
Cenil hanya mau makan nasi lembek. Untung dia masih mau minum banyak air. Sebelum saya berangkat kerja, saya lihat ada bintik-bintik merah di kakinya. Saya langsung berpikir ini karena alergi dan meminta pengasuhnya memberikan krim alerginya saja. Lalu saya dapat laporan kalau seharian Cenil hanya mau makan roti tawar dan sereal seperti sebelumnya tapi sore harinya makan nasi cukup lahap. Saat sedang memangkunya saya lihat kalau bintik di kakinya semakin banyak dan ternyata berisi air. Lalu muncul juga di tangannya. Lagi-lagi saya berpikir ini reaksi alergi dan hampir membuat janji dengan dokter kulitnya. Untung teringat cerita sepupu itu ... setelah berkonsultasi, ternyata benar Cenil kena flu Singapore.
Kondisi Hari III - tangan dan kaki Si Cenil
Hari IV Rabu
Semalam Cenil tidur nyenyak sampai pagi. Eh, terbangun sekali deng saat ayahnya pulang. Nafsu makan mulai kembali; habis donat separuh dan aktif lari ke sana kemari. Saya pun berangkat ke kantor. Pulang kerja mendapat laporan kalau seharian ini nafsu makan Cenil sudah kembali normal. Yay! Saya cek mulutnya dan terlihat sariawannya sudah berkurang banyak. Alhamdulillah. Flu-nya juga sudah sembuh. Sisanya hanya ruam di kaki dan tangan (bahkan di pahanya pun ada). Sabar, ya, Ndhuk :(
Kondisi Hari IV - tangan dan kaki Cenil
Hari V-VII Rabu-Jumat
Alhamdulillah batuk dan flu sudah hilang. Ruamnya juga sudah mulai mengering. Jadi pada hari kelima, ruam sudah mengering dan berubah menjadi hitam. Hari keenam, ruam yang menghitam sudah mulai mengelupas. Jadi yang kemarin pakai Caladine cair diganti krim Garamicyn supaya bekas lukanya hilang.
Kondisi Hari VII - tangan, kaki dan lutut Cenil
Berarti masa kritis (baca: saat ibu elus dada) itu ada di hari kedua dan ketiga di mana saat tidak mau makan karena banyak sariawan di mulut. Untuk beberapa kasus ada yang menggunakan obat sariawan. Anak jangan dipaksa makan, karena memang sakit banget ketika makanan masuk ke mulut dan ditelan. Coba, deh, kasih makanan yang dingin seperti puding, jus atau es alpukat, minum susu dan vitamin. Pokoknya dongkrak terus daya tahan tubuhnya. Saat sariawan sudah berkurang, Insya Allah nafsu makan anak kembali normal. Untuk ruam, usahakan jangan pecah (soalnya gatal sekali), kasih bedak dingin, krim pencegah ruam, dan minyak keletik (saran dari beberapa kolega). Jangan lupa potong kuku anak supaya saat dia menggaruk, bintiknya tidak pecah.
Apa pun itu sebagai orangtua kita harus sabar dan pantau perkembangan kondisinya.
Saya pun mulai mencari tahu lebih jauh tentang HFMD ini. Nanti berlanjut di artikel sore ini, ya ....