Kejang Demam (Febrile Seizure)

Health & Nutrition

kirana21・23 Apr 2010

detail-thumb

Membaca cerita Dita yang anaknya tau-tau kejang saat panas tinggi, saya jadi terdorong untuk mencari tau tentang seluk beluk kejang demam ini. Demam kan termasuk gejala rutin yang sering dialami anak-anak. Sementara kejang demam sendiri hanya terjadi pada 1 dari 25 anak berusia 6 bulan - 5 tahun, dan sekitar sepertiganya mengalami lebih dari sekali.

Selama ini persepsi kita adalah kejang demam berbahaya dan dapat berakibat fatal merusak otak, bahkan kematian. Benarkah demikian?

Kejang demam atau step kalo orang Indonesia bilang (dari kata stuip, bahasa Belanda), adalah kejang yang terjadi pada saat anak demam tanpa infeksi sistem syaraf pusat. Bedanya dengan epilepsi adalah, kejang epilepsi tidak terjadi saat demam.

Kejang demam ternyata pada dasarnya tidak berbahaya walau pastinya traumatik terutama untuk orang tua atau pengasuh yang menangani pada saat kejang terjadi.

Kejang demam ada dua:

1. Kejang Demam Sederhana

  • berlangsung maksimal 10 menit
  • berhenti dengan sendirinya.
  • guncangan terjadi pada seluruh tubuh/merata.
  • 2. Kejang Demam Kompleks :

  • berlangsung lebih dari 10 menit, bahkan lebih dari 15 menit.
  • berulang dalam 24 jam.
  • guncangan terbatas pada satu sisi/sebagian tubuh saja.
  • GEJALA

    Gejalanya kejang demam diantaranya:

  • Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba).
  • Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam).
  • Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik).
  • Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit).
  • Bola matanya berputar ke belakang kepala.
  • Lidah atau pipinya tergigit.
  • Gigi atau rahangnya terkatup rapat.
  • Inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya).
  • Gangguan pernafasan.
  • Apneu (henti nafas).
  • Kulitnya kebiruan.
  • Setelah mengalami kejang, biasanya:

  • akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau lebih.
  • terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi) - sakit kepala.
  • mengantuk.
  • linglung (sementara dan sifatnya ringan).
  • NOTE: Jika kejang tunggal berlangsung kurang dari 5 menit, maka kemungkinan terjadinya cedera otak atau kejang menahun adalah kecil.

    PENYEBAB

    Kejang Demam Tunggal

    Penyebab pasti kejang demam belum diketahui, tapi ada beberapa faktor yang selalu terkait dengan kejang demam, yaitu:

  • kenaikan atau penurunan suhu tubuh yang drastis ketika demam. Pemicu kejang demam tidak hanya kenainkan suhu tubuh yang mendadak, tapi bisa juga penurunan suhu yang spontan.
  • dehidrasi atau kekurangan cairan selama demam. Dehidrasi ketika demam membuat suhu tubuh makin meningkat. Meningkatnya suhu tubuh menambah kemungkinan kejang demam.
  • usia anak 6 bulan - 5 tahun. Diatas usia 5 tahun kecil kemungkinan terjadi kejang demam.
  • ada keluarga dekat yang ketika kecil mengalami kejang demam juga.
  • beberapa penyakit cenderung lebih 'menyebabkan' kejang demam dibanding penyakit lain. Terutama penyakit: Roseola, disentri karena kuman Shigella, keracunan, dan radang otak (meningitis atau ensefalitis).
  • Kejang Demam Berulang

    Kejang demam dapat terulang ketika suatu saat anak demam lagi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:

  • Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama, dan anak berusia dibawah 5 tahun.
  • Riwayat kejang demam dalam keluarga.
  • Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal.
  • Riwayat demam yang sering.Kejang pertama adalah kejang demam kompleks.
  • PENANGANAN

    Penanganan Di Rumah

    Bila anak mengalami kejang demam, tetaplah tenang dan ikuti langkah-langkah ini untuk membantu anak selama kejang:

  • miringkan tubuh anak supaya bila muntah tidak tersedak.
  • tempatkan diatas tempat tidur atau di lantai yang datar supaya tidak jatuh.
  • longgarkan baju atau aksesoris yang sedang dipakai.
  • jangan membatasi gerak anak.
  • pantau keadaan anak selama kejang. siaga bila anak memerlukan bantuan atau ditenangkan.
  • jangan memasukan apapun ke dalam mulut anak supaya tidak tersedak.
  • Bila mungkin, catat:

  • lamanya kejang menggunakan jam, jam tangan, atau stopwatch (biasanya ada fitur stopwatch di ponsel). Karena sangat mengkhawatirkan, kejang nampaknya berlangsung lebih lama dari sebenarnya.
  • bagian mana dari tubuh anak yang mulai mengejang duluan.
  • gejala penyakit lain yang mengikuti selain demam.
  • Informasi ini sangat penting untuk menentukan jenis kejangnya dan jenis penyakit penyebab demamnya.
  • Kapan Harus Ke Dokter

    Sesegera mungkin konsultasikan kejang pertama ke dokter, walau hanya berlangsung beberapa detik saja. Bila kejang sangat singkat, hubungi dokter segera setelah selesai dan tanyakan kapan anak bisa diperiksa. Bila Kejang berlangsung lebih dari lima menit atau dibarengi dengan muntah, kaku kuduk, kesulitan bernapas atau mengantuk parah, segera ke IGD.

    Biasanya tidak lama setelah mengalami kejang demam, anak sudah bisa bermain kembali.

    Dengan bersikap tetap tenang, memantau keadaan anak, dan tahu kapan harus menghubungi dokter, kita sudah melakukan semua yang diperlukan untuk kebaikan anak.

    Source:

    http://www.mayoclinic.com/health/febrile-seizure/DS00346

    http://medicastore.com/penyakit/400/Kejang_Demam_Febrile_Convulsion.html

    http://www.blogdokter.net/2007/03/28/kejang-demam-febris-konvulsi/