10 Daftar Kekhawatiran Ibu Menyusui yang Saya Alami

New Parents

Mommies Daily・06 Nov 2018

detail-thumb

Ditulis oleh: Rachel Kaloh

“Disuruh makan yang enak-enak supaya ASI lancar, tapi kalau nanti ASI-nya kenapa-kenapa, gimana?” Ini hanya satu dari 10 kekhawatiran yang saya rasakan selama menjadi busui.

As we all know, ya, Buibuk, ASI itu memang merupakan sumber gizi utama bayi baru lahir sampai enam bulan. But as we all also know, memberikan ASI itu nggak gampang. Meski saya sudah melewati masa-masa paling sulit ketika menyusui, jujur, saya pun masih mengalami kekhawatiran lain selama menjadi busui, mungkin ada yang merasakan hal yang sama?

#10 Belum 100% hidup sehat

Namanya manusia, saya kan juga kangen makan sashimi, telur setengah matang, mie instan, minum kopi, dan ngunyah camilan ber-MSG karena selama sembilan bulan mengandung, saya benar-benar menjauhkan diri dari semua menu ini. Meski sekarang belum berani menyentuh makanan yang tidak matang sempurna, tapi saya sudah berani menyentuh si MSG. Itupun saya batasi, jangan sampai kalap!

#9 Si kecil lapar terus

“Nenen menyelesaikan segala perkara”, setuju? Tapi…. kalau sudah disodori payudara, nangisnya nggak berhenti juga, gimana? Hal ini masih sering terjadi sampai sekarang. Saya khawatir kalau ASI saya nggak cukup buat si kecil. Tapi pada akhirnya, kekhawatiran saya hilang karena BB anak saya masih terus naik.

#8 Susahnya menyusui di tempat umum

Kalau di rumah saja, saya sih sudah cukup kebal mendengar jeritan si kecil kalau sedang lapar. Tapi kalau lagi bepergian, tiba-tiba anak nangis, kemudian bingung antara harus lari ke nursing room, atau keluarin apron kalau memang lagi bisa duduk manis di restoran. Cara lain yang praktis dan sangat membantu adalah bawa ASIP di botol supaya bisa langsung disodori.

#7 BB anak tidak naik sesuai grafik

Bulan pertama dan kedua, rapor BB si kecil saya bisa dibilang cukup memuaskan. Begitu masuk bulan ketiga, komentar dokter berubah, “BB-nya sudah nggak spektakuler seperti bulan lalu, ya, ibunya kerja?” Pertanyaan dan pernyataan dari dokter ini yang kemudian bikin saya deg-degan setiap bulan.

#6 Saat harus minum obat

Waktu usia si kecil masih tiga minggu, saya mengalami batuk pilek. Saat itu saya ragu-ragu, apakah perlu minum obat, atau saya tahan. Saking nggak beraninya minum obat, akhirnya saya jabanin aja tuh batuk pilek selama 10 hari, dengan menahan diri untuk nggak nyiumin si kecil biar dia nggak tertular…. Sedih, deh!

10 Daftar Kekhawatiran Saya Selama Menjadi Busui - Mommies Daily

#5 Apakah si kecil alergi

Menebak-nebak makanan apa saja yang saya konsumsi ketika mendapatkan si kecil diare, sangat menyulitkan buat saya sebagai busui. Apalagi kalau hal tersebut adalah satu-satunya cara untuk mendiagnosis alergi pada si kecil.

#4 Bawa ASIP ke sana ke mari

Banyak informasi mengenai cara mencairkan ASIP, tapi ternyata minim sekali yang membahas bagaimana menjaga kualitas ASIP yang harus dibawa ke sana ke mari. Tricky buat saya tinggal di rumah, yang ketika bekerja harus menitipkan anak di rumah orangtua, otomatis ASIPnya saya bawa berpindah-pindah tempat. Untung punya teman yang lebih berpengalaman, yang kasih pesan sama saya, “Yang penting selalu disimpan di wadah tertutup dengan ice gel!”

#3 Payudara bengkak

Drama payudara sepertinya nggak pernah tuntas bagi busui. Ketika harus bekerja seharian dan nggak bisa rutin mompa berujung pada demam di malam hari. Memang sih, jalan keluar yang paling ampuh adalah menyusui si kecil langsung, tapi tetap saja saya khawatir kalau masih harus menghadapi drama payudara lainnya.

#2 Makanan yang kurang bersih

“Disuruh makan yang enak-enak supaya ASI lancar, tapi kalau nanti ASI-nya kenapa-kenapa, gimana?” Singkat cerita, saya dikejutkan dengan BAB si kecil yang sempat berlendir plus ada bercak darah. Ya, saya sendiri juga tahu diri, kalau selama menyusui harus menjauhi makanan yang nggak sehat. Tapi, kalau kebetulan ketemu makanan yang memang kurang bersih, meskipun restorannya bersih, gimana?

#1 Payudara luka

Yang satu ini saya alami selama lebih dari 40 hari. Puting luka sampai terbuka di bagian ujungnya bikin saya benar-benar sulit menikmati kebahagiaan menyusui.

Namun demikian, 10 kekhawatiran ini nggak saya biarin menghantui kehidupan menyusui saya. Kuncinya adalah mencari bantuan, bisa dengan menghubungi konsultan laktasi, minta pendapat sesama ibu yang pernah mengalami hal yang sama, tapi jangan lupa selalu make sure ke dokter anak, apakah cara yang kita lakukan sudah benar, karena memang dokterlah yang paling kompeten dalam memberikan solusi.