5 Tanda Ada Jiwa Emansipasi dalam Diri Anda

Self

Mommies Daily・21 Apr 2018

detail-thumb

Ditulis oleh: Ficky Yusrini

Di hari Kartini ini, mari kita melihat ke dalam diri kita sendiri, apakah kita memiliki jiwa emansipasi seperti apa yang ibu Kartini contohkan?

Pernahkah kita mengagumi sosok perempuan yang kita idolakan, sampai kita begitu iri padanya, dan dalam hati berkata, “She is everything I want to be!?" Iri yang positif tentunya, dan untuk hal yang bersifat positif, seperti prestasi, karya, kiprah, atau pemikirannya (bukan sekadar iri fisik atau kekayaan semata ya…). Saya pernah, sering malah.

Saya sedang mengagumi seorang teman yang usianya jauh di bawah saya. Multitalenta. Profesinya banyak, ya pengacara, novelis, konsultan, aktif di politik. Kritis dan sering terlibat di setiap aksi HAM, seperti demo Kartini Kendeng, menolak UU MD3 (MPR DPR, DPD, DPRD), menonjol di aksi Women March, dan lainnya. Kiprah yang pernah menjadi mimpi saya lima belas tahun lalu. Hell yeaah, she is everything I want to be!

Ketika saya memutuskan resign dari kerja kantoran, dunia saya yang sekarang seperti dunia yang selalu saya tolak dulu. Ibu rumah tangga, berkutat dengan ritual domestik, ‘tak berprestasi’, dan tak punya kiprah publik. The opposite of inspirational. Butuh waktu cukup lama sampai saya menyadari bahwa pilihan saya tidak salah dan langit tidak runtuh karena pilihan ini. Bahwa saya tak sedang mengkhianati cita-cita Kartini yang memperjuangkan emansipasi di negeri ini. Percikan itu masih ada.

Mengenal dunia di luar karier dan kantoran, bergaul dengan banyak ibu-ibu ‘from the other side’, semakin terbuka pula mata saya bahwa dalam hidup setiap perempuan ada tantangan yang dihadapi masing-masing. Tantangan yang ibarat ‘medan perang’ walaupun kadarnya beda-beda. Isunya bahkan sudah melampaui batas-batas emansipasi yang diperjuangkan oleh Kartini dulu.

5 Tanda Ada Jiwa Emansipasi dalam Diri Anda - Mommies Daily

Saya percaya, setiap perempuan, tak terkecuali, adalah pejuang emansipasi, jika mereka memiliki kelima hal ini dalam dirinya.

Fight like a warrior

Punya daya juang yang tinggi dan pantang menyerah. Apa pun situasi yang mereka hadapi. Saya amat kagum pada daya juang yang dimiliki ibu-ibu yang membesarkan anak berkebutuhan khusus, survivor kanker, mommy squad yang siap antarjemput anak sekolah dan les, penumpang commuterline pada jam rush hour, dan sebagainya. Mereka yang gigih dan persisten, juga memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi tantangannya.

Disiplin bak serdadu

Yang membedakan antara seorang mediocre dengan pejuang sejati adalah pada disiplinnya. Mereka yang sukses biasanya memiliki etos disiplin tinggi. Mau sukses di bidang apa pun, kuncinya, ya disiplin. Bahkan, dalam yoga pun, saya menemukan tuntutan untuk disiplin. Dan disiplin itu dimulai dari rumah. Begitu pula, sebagai ibu, dalam perannya mendidik anak, salah satu hal penting yang harus diajarkan ke anak adalah disiplin. Jika ingin anak bisa disiplin, tentu kitanya juga harus disiplin.

Engage in community

Sebab kita tak hidup sendiri. Komunitas itu bisa dalam lingkup tempat tinggal, sekolah, hobi, atau apa pun. Terlibat dan memberi kontribusi pada komunitas akan membuat ‘aksi’ kita lebih berarti. Kita tak bisa mengubah dunia, tetapi kita bisa mengubah diri kita dan memengaruhi orang-orang di lingkungan sekitar kita.

No judgment

Ketika kita menghakimi orang lain, itu berarti kita sudah merasa lebih baik dari orang lain. Padahal belum tentu demikian. Begitu pula, apa yang bagus untuk kita, belum tentu bagus untuk orang lain. Ketimbang sibuk nyinyir pada kekurangan orang lain, lebih baik alihkan energi untuk memberi support. Contoh, membina UKM, support untuk kampanye ASI eksklusif, gaya hidup sehat, atau gerakan apa pun yang positif. Lihat saja Kartini. Ia pintar, dan ia tidak nyinyir pada perempuan lain yang bodoh-bodoh. Justru itu memicunya untuk berbuat sesuatu.

Aim high

Tidak berhenti bermimpi dan punya target tinggi. Seperti Kartini, pada masanya dulu, ia adalah wanita biasa, tapi mimpinya luar biasa. Namun ingat, mimpi setinggi apa pun dimulai dari satu langkah. So, pick your own battles and starts now (#notetoself).