banner-detik
SPONSORED POST

4 Kebiasaan Sepele yang Menyebabkan Napas Tidak Segar

author

?author?15 Nov 2017

4 Kebiasaan Sepele yang Menyebabkan Napas Tidak Segar

Coba deh, perhatikan lagi kebiasaan-kebiasaan sepele yang ternyata jadi biang kerok napas mommies tidak segar, bahkan mengarah bau mulut. Nggak mau kan ini terjadi, padahal lagi ada rapat, dan harus tatap muka membahas proyek penting?

4 Kebiasaan Sepele yang Menyebabkan Napas Tidak Segar - Mommies Daily

“Hmmm, ini aroma mulutnya datang dari saya atau dia, ya?”

Kira-kira begitu gumaman saya, suatu ketika bicara dengan lawan bicara beberapa waktu lalu. Aroma khas mulut yang kurang segar, seketika bikin suasana pembicaraan nggak enak. Yang bersangkutan sih, nggak merasa apa-apa, sayanya yang udah nggak selera melanjutkan pembicaraan :D.

Mungkin di antara mommies ada yang pernah mengalami hal yang sama seperti saya? Atau malah kebalikannya? Merasa was-was, jangan-jangan saya yang aroma napasnya nggak sedap, dan harus segera cara cara mengatasinya?

Meski terlihat remeh, tapi percaya deh masalah bau mulut ini, bisa menurunkan kepercayaan diri. Kalau nggak segera diatasi, malah mengganggu produktivitas sehari-hari. Nah, kalau persoalan mulut yang saya alami sehari-hari, berupa gejala panas di dalam mulut. Kayaknya tuh, semua aroma makanan yang saya konsumsi numplek di dalam mulut. Sensasinya nggak sedap banget, deh, pokoknya. Mulut juga jadi kering. Suka nggak PD aja mau bicara dalam waktu cukup lama dengan rekan kantor.

Supaya yakin dan tahu solusi yang tepat sasaran, akhirnya saya bertanya kepada ahlinya langsung, bersama drg. Nansi Meilatia, SpKG, dari RSU Bunda Margonda Depok. Apa saja, sih, kebiasaan yang berisiko menyebabkan napas tidak segar:

  • Melewatkan dan belum paham frekuensi sikat gigi yang benar
  • Merokok
  • Tongue coating (sisa makanan yang menempel di sela-sela lidah)
  • Tambalan gigi yang jarang diperiksa
  • Yang paling khas dari kita nih, para pekerja, sering kali melewatkan sikat gigi malam sebelum tidur. “Pulang kerja kemalaman, sudah capek, mungkin melewatkan sikat gigi yang malam. Kalau seperti itu, pasti nanti pas pagi, rasa mulutnya nggak nyaman,” begitu terang drg. Nansi.

    Selain itu, ternyata kata drg. Nansi, belum semua orang paham, lho mengenai frekuensi sikat gigi yang benar. Jadi nih, mommies, yang disarankan oleh dokter gigi, adalah: pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Kenapa setelah sarapan?

    Kalau kita sikat giginya habis sarapan. Sisa makanan, baik itu banyak atau sedikit yang tertinggal di sela gigi, dan sekitar mulut, akan bersih dengan sikat gigi. Hal ini mengurangi kemungkinan bau mulut. Nah tapi, kalau kita sudah sikat gigi duluan, sebelum sarapan, setelah itu langsung beraktivitas, sama saja kita membawa sisa-sisa makanan yang ada di mulut.

    “Perokok juga pastinya berisiko, aroma mulutnya tidak sedap. Karena di rokoknya sendiri, zat-zat penyusun di rokoknya sendiri, baunya sudah khas dan nempel tidak hanya di mulut, tapi juga di badan kita. Nah, zat-zat itu yang menutupi aroma normal mulut kita,” terang drg. Nansi.

    Siapa di antara mommies, yang belum punya kebiasaan membersihkan lidah? Padahal mommies, permukaan lidah setiap orang itu nggak rata. Alurnya pun unik. Ada yang datar, ada juga yang dalam. Bahanya jika seseorang punya alur lidah yang dalam, maka sisa makanan akan dengan mudah terperangkap di dalamnya. “Semua orang disarankan membersihkan lidah, berbarengan dengan sikat gigi. Setelah sarapan dan tidur malam. Karena prinsipnya sama, untuk membersihkan sisa makanan, yang terjebak di alur lidah tadi,” jelas drg. Nansi.

    Ini dia nih, pentingnya cek rutin ke dokter gigi, minimal 6 bulan sekali. Menurut drg. Nansi, salah satu fungsinya untuk memeriksa tambalan kita yang sudah ada itu, keadaannya masih bagus atau nggak. Karena ketika kegiatan makan dan minum, siapa tahu nggak sengaja kita makan makanan yang keras, dan ada sedikit bagian tambalan yang pecah. Nah, keadaan ini akan menimbulkan seperti ceruk atau lubang, makanan bisa terjebak di situ juga. Dan juga, di tepian tambalan gigi, setelah sekian tahun kurang rapat, itu juga bisa makanan nyelip atau nyangkut di situ.

    Setelah introspeksi diri, saya jadi tahu di poin mana saya tidak adil memperlakukan gigi dan mulut saya, hahaha. Yaitu nomor 1, 3 & 4, *yaah kok banyak :D. Pelan-pelan, saya mulai bebenah kebersihan gigi dan mulut saya. Selain itu, yang menurut saya, yang nggak boleh dilewatkan: harus selektif memilih pasta gigi. Soalnya, pasta gigi jadi salah satu alat bantu membersihkan kebersihkan mulit dan gigi, kan?

    Saya sengaja memilih Pepsodent Herbal. Perpaduan bahan-bahan alaminya, berhasil membantu saya mempertahankan kesegaran mulut dan tentu kebersihan gigi. Ekstrak daun sirih, sebagai anti kuman, ditambah garam dan jeruk nipis yang membantu mulut selalu segar.

    Sejak menggunakan Pepsodent Herbal ini, saya merasa mulut jadi lebih adem, dan napas tak lagi panas apalagi kering, yang tertinggal hanya napas yang segar, jadinya lebih percaya diri mau bicara sama siapapun dan kapanpun. Nggak cuma saya, lho. Survei yang dilakukan oleh Pepsodent Herbal, mengatakan 8 dari 10 orang setuju kalau Pepsodent Herbal dapat mencegah panas dalam di mulut, yang berisiko membuat napas mulut jadi tak segar. Mommies tertarik mencoba?

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS