Sorry, we couldn't find any article matching ''
Medical Check Up Untuk Ibu Hamil
Ditulis oleh: Lariza Puteri
Apa saja yang harus dicek oleh ibu hamil dan kenapa diperlukan pemeriksaan ini?
Saat dulu sempat bekerja di rumah sakit bisa dibilang sebuah keberuntungan bagi saya. Karena saya mendapat banyak banget pembisik gratisan ahahaha, mulai dari teman sesama ahli gizi hingga para dokter yang menyarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium sebelum hamil. Saya sih senang-senang saja bisa konsul gratisan sekaligus membuat saya lebih nyaman menjalani kehamilan.
Karena pada dasarnya, pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan berguna untuk mengetahui apakah ada kondisi-kondisi khusus yang bisa menghambat kehamilan. Misalnya adanya virus rubela atau infeksi lainnya.
Baca juga:
Nah, kalau sudah terlanjur hamil, ternyata pemeriksaan kesehatan juga tetap diperlukan. Bahkan sangat dianjurkan. Biasanya ini pada trimester pertama atau secepat mungkin setelah kehamilan terdeteksi. Tujuannya masih sama, yaitu untuk mengetahui lebih dini penyakit yang mungkin diderita ibu, sehingga bisa diberikan pengobatan dan mencegah kondisi yang lebih serius lagi.
Emang, ada apa saja sih pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil?
1. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk mengetahui informasi tentang sel darah ibu hamil. Biasanya ini terdiri dari leukosit, eritrosit, hematokrit, dan trombosit.
2. Pemeriksaan urin lengkap
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kadar gula, protein dan bakteri uria dalam urin.
3. Kadar hemoglobin (sel darah merah)
Untuk mengetahui apakah ibu terkena anemia atau tidak. Anemia pada ibu hamil bisa menyebabkan ibu mudah lelah. Anemia juga meningkatkan risiko perdarahan saat hamil maupun melahirkan.
3. Golongan darah dan rhesus
Dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan ketidaksesuaian golongan darah dan rhesus, terutama pada ibu yang bergolongan darah O dan rhesus negatif. Ketidakcocokan dapat menyebabkan gangguan pada bayi.
4. Tes fungsi ginjal dan fungsi hati
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan yang mungkin terjadi pada ginjal dan hati.
5. Tes tanda infeksi menular seksual
Untuk mengetahui apakah ibu memiliki penyakit menular seksual atau tidak.
6. Tes hepatitis
Tes ini biasanya disebut dengan pemeriksaan Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) untuk melihat apakah ada infeksi hepatitis B akut atau kronik. Bila hasilnya positif, umumnya orang tersebut menderita hepatitis B kronik.
7. Tes darah khusus untuk kelompok berisiko
Tes ini untuk mendeteksi penyakit yang membahayakan janin seperti diabetes melitus dan HIV, kelainan genetik yang bisa memengaruhi janin, cacat janin, dan pemeriksaan ACA untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pengentalan darah.
8. Tes TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
Tes yang cukup terkenal di kalangan ibu hamil ini untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi parasit TORCH di dalam tubuh ibu hamil. Infeksi TORCH dapat menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat bahkan mengalami kematian.
Apa saja persiapannya?
Tak ada persiapan khusus untuk melakukan pemeriksaan ini. Bila ibu hamil tidak memiliki risiko diabetes, misalnya tidak ada riwayat diabetes di keluarga, tidak obesitas, maka pemeriksaan gula darah yang dilakukan cukup pemeriksaan gula darah sewaktu yang tidak memerlukan puasa. Namun, pada ibu yang berisiko mengalami diabetes, maka puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan mungkin akan diperlukan.
Baca juga:
Berapa biayanya?
Biaya sebetulnya bervariasi, tergantung pada kebutuhan ibu hamil dan saran dari dokter. Namun, paling tidak mommies harus menyiapkan uang mulai dari Rp. 300.000.
Nggak ada salahnya kan berjaga-jaga :).
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS