banner-detik
PARENTING & KIDS

Melissa Suryadi: “Kita butuh olahraga untuk tetap hidup!”

author

?author?13 Mar 2017

Melissa Suryadi: “Kita butuh olahraga untuk tetap hidup!”

Nggak pernah ada kata terlambat untuk memulai olahraga, Melisa Suryadi atau akrab disapa Chacha membuktikannya. Bahkan kini, dia menjadi instruktur STRONG by Zumba, dari niat awal hanya untuk memperbaiki kondisi kesehatannya.

Melissa Suryadi, atau biasa dipanggil Chacha (28) pernah mengalami masa kelam kesehatannya, sekitar 3 tahun lalu. Sampai ada di satu titik, dia sadar kalau nggak bisa sepert itu terus, bisa sebulan sekali ke RS, masuk UGD karena keluhan migrain, belum lagi batuk pilek dan demam yang juga langganan mampir ke tubuhnya.

Melissa Suryadi: “Kita butuh olahraga untuk tetap hidup!” - Mommies DailyPR terbesar Chacha, adalah kembali lagi berolahraga, bergerak! Dan menghasilkan keringat! Karena menurut perempuan jebolah Universitas Indonesia Jurusan Ilmu Politik ini, jadikan olahraga sebagai kebutuhan dasar, seperti makan. Mindset-nya harus menjadi “Kita butuh olahraga untuk tetap hidup”, begitu kata ibu dari Gegy (5).

Chacha pernah datang ke Female Daily Network, untuk memberikan sesi olahraga STRONG by Zumba, ajakan Gyanda, Video Producer FDN. Dari situlah saya tertarik ngobrol dengan dia. Langsung aja yuk, cari tahu mengenai profesinya sebagai instruktur STRONG by Zumba, bagaimana dunia olahraga memengaruhi kesehatan anak dan pasangannya Yohanes Indra (29) dan si kecil Gegy. Dan yang paling penting, kiat dari Chacha buat para mommies untuk (kembali) olahraga kalau sudah kelamaan absent, seperti saya ini..hihihi...

Awal mula bisa jadi instruktur STRONG by Zumba?

Jadi saya mulai rutin olahraga, sekitar 3 tahun yang lalu. Seminggu bisa 4-6 kali, lalu saya berpikir pas di teahun kedua, saya mau  ngapain lagi ya. Sudah olahraga terus, level berikutnya apa? Karena sudah hampir semua jenis olahraga saya cobain. Salah satu instrujtur senior saya menyarankan saya ambil lisence, dia lihat saya cocok buat ngajar. Saya disarankan mencoba, karena kesempatannya juga masih besar. Terlebih saya juga masih muda, daripada saya hanya olahraga manfaat untuk diri sendiri saja, lebih baik di-share manfaatnya ke orang lain.

Dan di situ saya mulai berpikir, kenapa nggak ya saya menjalankan hobi, sekaligus memberikan manfaat ke orang banyak. jadilah saya pertama-tama ambil license Zumba dulu, di Jakarta. Habis itu, saya merasa Zumba yang umumnya banyak gerakan jogetnya kok nggak terlalu cocok buat saya, saya akhirnya ambil sertifikasi personal trainer, setelah itu Zumba ada program baru, yaitu STRONG by Zumba. Saya lihat, kayaknya cocok buat saya, ya sudah saya ambil license-nya. Dan mulai mengajar setelah itu.

Apa itu STRONG by Zumba?

Zumba itu dasarnya adalah full body workout, nah STRONG by Zumba ini di- synchronize saya musik eksklusif yang hanya STRONG by Zumba aja yang punya. Jadi kelebihannya, eksklusif dan tidak akan merasa bosan melakukan olahraga full body workout, selama 45-60 menit, karena gerakannya berubah secara gradual. Dan dipadu sama musik.

Apa yang memotivasi kamu memutuskan rajin olahraga?

Waktu itu posisinya saya sudah punya anak, saya nggak pernah olahraga, walau SMA  sampai olahraga saya rajin olahraga. Udah gitu saya sering begadang pas punya anak, capek, badan jadi gampang lemas, loyo seperti nggak punya energi. Tetap makan, tapi badan saya ngga bergerak untuk mengeluarkan keringat. Turning poin-nya adalah saya hampir sebulan sekali ke rumah sakit, entah itu demam, batuk pilek, migrain, ada aja deh. Dan juga bisa sebulan sekali tuh, masuk UGD, karena migrain nggak bisa ngapa-ngapain hanya bisa tiduran aja. Jadinya saya juga nggak bisa ngurus anak kan. Di situ saya mulai berpikir, ada apa ya sama badan saya.

Lalu saya cek ke dokter, dan beliau bilang, tekanan darah saya rendah, tapi saya kelebihan berat badan yang kasih diambang normal. Tapi kolesterol saya tinggi, intinya badan saya kurang sehat, dan saya memutuskan mulai olahraga lagi. Siapa tahu dengan olahraga kondisi kesehatan saya bisa lebih baik. Intinya saya bergerak, awalnya lari keliling komplek, dari situ ada efek segar. Dan mulai coba-coba TRX, dan semua jenis olagraga.

Dari lifestyle kamu yang sehat sekarang ini, ada berpengaruhnya nggak ke keluarga?

Ngaruh ya, dengan olahraga otomatis pola makan juga saya atur. Suami juga lihat, jadinya ikut olahraga, dia nge-gym dan lari. Kalau anak saya, sering ngeliat saya dan suami latihan, misalnya plank, terus jadinya Gegy meniru. Selain itu juga, kebiasaan makan sehat buah dan sayur, dia juga ikutan makan.

Melissa Suryadi: “Kita butuh olahraga untuk tetap hidup!” - Mommies Daily

Beralih ke soal anak, ya, Mbak. Saya dapat informasi Geby, ada sistem motoriknya yang butuh penanganan khusus, ya?

Ia, dia butuh perhatian yang lebih karena otaknya dia nggak sinkron antara kanan dan kiri. Secara mental dia normal, tapi dari segi motoriknya saja yang butuh intervensi, terutama bagian kanan. Kaki kanan dia jalannya jinjit, tangan kanannya pasif, kalau ambil apa-apa lebih menggunakan tangan kiri, tangan kanannya nggak begitu kuat. Lebih dari itu, kemampuan Gegy semuanya berjalan normal. Dan sampai detik ini, Gegy sedang menjalankan terapi untuk menormalkan fungsi motorik bagian kanannya.

Dari semua kesibukannya yang kamu jalankan, gimana strategi bagi waktu untuk keluarga?

Sebenarnya saya masih merasa kesulitan membagi waktu sama anak saya, karena dari kecil saya nggak pernah pengasuh. Saya mengurus anak semuanya sendiri, dan bisa dibilang Gegy over attachment dengan saya dan ayahnya. Jadi sekarang saya saya untuk mengimbangi adalah , saya tetap antar Gegy sekolah, dan jemput. Habis itu saya baru pergi ngajar, dan ayahnya sudah di rumah. Sabtu dan minggu, juga saya ngajar hanya pagi saja, habis itu bisa ajak Gegy main, makan di luar dan minggunya kami ke Gereja sama-sama.

Bagi kiatnya dong Mbak, supaya mommies di luar sana terpacu untuk olahraga, bergerak dan keringatan?

Yang paling susah dari semuanya memang memulai, sih, ya, mengumpulkan niat. Tapi kita harus selalu ingat, walaupun kita ibu-ibu, kesehatan itu nggak pernah mengenal umur. Jadi mulailah segera, dan jangan pernah nyelipin waktu buat olahraga, tapi harus menyediakan waktu khusus untuk olahraga. Jadikan olahraga seperti kebutuhan primer kayak kita makan. Kita perlu makan untuk hidup, begitupun dengan olahraga, kamu butuh olahraga untuk tetap hidup. Karena untuk hidup kan, kita harus sehat dulu. Ada pemikiran seperti ini, nggak apa-apalah gue gendut, toh gue bergerak urus anak. Bergerak olahraga dengan bergerak urus anak itu beda. Kalau kita olahraga kita menghasilkan hormon endorfin, hormon yang bisa buat kita happy, suasana hati juga jadi bagus terus. Olahraga bisa membuat tidur lebih nyenyak, selera makan juga jadi lebih teratur, mengisi waktu jadi lebih produktif.

Melissa Suryadi: “Kita butuh olahraga untuk tetap hidup!” - Mommies Daily

Berhubung tema MD bulan ini, Be Brave & Be Smart, sebagai orangtua hal berani apa yang belum pernah dan sudah pernah kamu lakukan?

Kalau yang belum pernah itu adalah, saya meninggalkan anak sehari penuh. Misalnya sampai menginap untuk soal kerjaan. Dan saya sebenarnya kepingin banget mencoba, karena usia Gegy juga sudah besar, 5 tahun sebenarnya sudah bisa saya tinggal. Kalau yang sudah pernah saya lakukan, saya berani membagi waktu saya untuk keluarga dan kerjaan, dan semua bisa berjalan beriringan. Karena bekerja, untuk saya juga bisa jadi ajang me time ya. Dengan saya ngajar dan olahraga, saya menikmati hidup saya.

Wiih dalem nggak sih, kiat dari Chacha tadi tentang olahraga? Buat yang masih bolong-bolong olahraga-nya, yuk ah bulatkan tekad dan niat. Karena benar kata Chacha, kalau mau tetap hidup, yang harus sehat dulu, kan?

Thank you Chacha, buat sesi ngobrolnya, semoga bisa menginspirasi para mommies, untuk rutin olahraga supaya tetap sehat dan hidup lebih bermakna :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan