banner-detik
GREEN HOME

3 Sampah Dapur yang Bisa Dimanfaatkan untuk Pupuk Organik

author

adiesty04 Mar 2017

3 Sampah Dapur yang Bisa Dimanfaatkan untuk Pupuk Organik

Eits… dari pada cangkang telur, kulit pisang atau kulit bawang dibuang, gimana kalau dimanfaatkan sebagai pupuk organik? Tanaman di rumah bisa tumbuh lebih subur, lho!

Ok, sebelumnya saya mau membuat pengakuan lebih dulu kalau sebenarnya saya bukan tipe ibu-ibu yang senang bekutat dengan tanaman. Dari pada ngurusin pohon, saya jauh lebih betah kalau nongkrong berjam-jam di dapur untuk mencoba resep baru atau ngulek sambel, hahahaha.

Meskipun begitu, bukan berarti saya anti bercocok tanam atau merawat pohon, lho, ya. Soalnya dari kecil Mama dan Ayah saya sudah menularkan saya untuk mengurus tamanan hiasnya dan berkebun sejak dini. Mereka memang tipe orangtua, yang lebih senang menghabiskan waktu akhir pekannya untuk bermain dengan pohon-pohon di rumah.

Baca juga : Kiat Menyiasati Halaman Rumah Sempit Jadi Taman Asri

Untuk membuat tanamannya tumbuh subur, daun-daunnya terus hijau dan dijauhi oleh hama, ternyata Mama saya punya trik tersendiri. Dimulai dengan kebiasaan Mama mengumpulkan dan memisahkan sampah-sampah di dapur. Contohnya, nih, seperti cangkang telur, kulit bawang merah dan kulit pisang. Awalnya saya sempat bingung, buat apa sih sampai mengumpulkan dalam sebuah wadah. Rupanya sampah-sampah tersebut memang digunakan Mama saya untuk diolah jadi pupuk.

Baca juga : Sampah Setelah Dipisah Lalu Bagaimana

Iseng-iseng, saya pun akhirnya bertanya bagaimana cara mengolahnya. Ya, siapa tahu saja bermanfaat ketika saya sudah pindah dan membuat taman kecil di rumah. Niatnya, sih, saya memang mau membuat vertikal garden di taman belakang rumah.

1. Cangkang Telur

3 Sampah Dapur yang Bisa Dimanfaatkan Untuk Pupuk Organik_mommiesdaily

Siapa sangka, setelah telurnya kita lahap dan memberikan asupan protein untuk tubuh, kulit telur juga bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Ternyata, kulit telur ini punya kandungan fosfor, kalium, natrium, magnesium, kalsium karbonat, mangan, Zinc, besi dan tembaga, Makanya cocok dijadikan pupuk organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, bahkan bisa membasmi hama.

“Kalau pakai cangkang telur kaya begini, kutu, atau keong suka pada hitang gitu, Dis….” Kata Mama saya.

Membuat pupuk dari kulit telur juga mudah, tinggal cuci bersih, jemur sampai kering, hancurkan dan langsung campur dengan mendia tanaman. “Cuma ditaburi di atas tanah di sekitar pohon juga bisa, kok,” tambah Mama saya lagi.

2. Kulit Pisang      

Selain menumpuk cangkang telur, Mama saya juga doyan benget ngumpulin kulit pisang. Ternyata, setelah saya browsing sana- sini, kulit pisang memang bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos alami. Di mana kandungan kalium dan fosfornya bisa mempercepat perkembangan akar dan membuat kondisi pohon jadi sehat.

Cara membuat pupuk kulit pisang juga nggak beda jauh dengan kulit telur, karena yang harus dilakukan pertama kali adalah mengeringkan  kulit pisang setelah itu haluskan atau cincang kecil-kecil kemudian dicampur di dalam tanah.

Kulit pisang ini juga bisa dijadikan sebagai pupuk cair. Cara membuatnya potong kecil-kecil kulit pisang kemudian simpan di wadah botol yang sudah diisi air. Tambahkan gula sedikit saja, laku kocok hingga larut dan simpan selama 7 sampai 10 hari. Jangan lupa setiap hari tutup botol dibuka untuk menghilangkan kandungan gasnya. Setelah proses fermentasi mikroorganisme Bacillus ini akan menghasilakn enzim xylanase yang bermanfaat untuk tanaman.

3. Kulit Bawang Merah

Salah satu manfaat kulit bawang merah adalah penyubur tanaman. Jadi, kalau memang habis masak, kulit bawangmerahnya jangan langsung masuk tong sampah, ya. Cara mengolah kulit bawang jadi pupuk juga nggak ribet. Kulit bawang ini perlu direndam lebih dulu semalaman, keesokan harinya rendaman air kulit bawang ini bisa langsung disiramkan ke tanaman sebagai pupuk alami.

Ada yang punya ‘resep’ lain nggak? Boleh, lho di-share ke saya dan dengan senang hati akan saya informasikan ke Mama saya :)

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan