banner-detik
SELF

Kadang, Saya Ingin Anak-anak Saya Kembali Menjadi Balita

author

fiaindriokusumo06 Feb 2017

Kadang, Saya Ingin Anak-anak Saya Kembali Menjadi Balita

Ini 5 hal yang saya rindukan dari para balita saya yang sekarang sudah berusia 8 tahun dan hampir 11 tahun.

Saya ingaaaaat banget, saat kedua anak saya masih balita, saat saya sesekali mengeluh tentang betapa lelahnya menemani mereka bermain. Saat saya ingin punya waktu sejenak untuk diri sendiri. Lantas seorang teman saya yang saat itu anaknya sudah berusia 12 tahun ngomong begini “Fi, nikmatin deh masa-masa sekarang ini. Nanti lo nggak sadar, tahu-tahu semua berubah, anak lo remaja dan lo malah kepingin balik ke waktu anak-anak lo masih kecil-kecil.”

Daaaaaang……. nggak perlu nunggu anak-anak saya remaja karena sekarang saya sudah mulai tuh merindukan momen-momen ketika mereka masih berwujud dua bocah balita yang dinuk-dinuk :D, apalagi kalau lagi melihat shared memories di Facebook. I love my kids (for sure) sampai kapan pun, tapi 5 hal ini adalah hal-hal yang saya rindukan dari masa balita mereka:

Kadang, Saya Ingin Anak-anak Saya Kembali Menjadi Balita  - Mommies Daily

1. Saya rindu bisa memeluk dan mencium mereka kapan saja tanpa ditolak *__*

Sejak duduk di kelas dua SD dan empat SD, udah susah mau seenaknya peluk-peluk dan cium mereka (apalagi di depan umum.) Mereka udah nggak nyaman diperlakukan seperti itu. Siap-siap tuh yang namanya bibir kita ditepis begitu aja saat mau mendaratkan ciuman di pipi atau kening mereka, huhuhu, mama sedih.

2. Saya rindu bisa menentukan siapa saja yang boleh berteman dengan mereka

Hahahaha, waktu mereka masih kecil, ‘kontrol’ pertemanan tentu saja masih di tangan kita para orangtua. Maksudnya gini lho, kalau saya melihat ada seorang anak yang hobi berkata kasar atau berperilaku kasar saya bisa dengan mudahnya menjauhkan mereka dari anak-anak saya. Kalau sekarang? Hapal semua teman-temannya di sekolah aja belum tentu. Paling hanya yang dekat dengan mereka.

3. Saya rindu pulang kerja tanpa harus repot mikirin PR atau ulangan

Saat mereka masih balita, biasanya mereka tidurnya cukup manusiawi alias jam 7 atau 7.30 malam sudah terlelap. Atau kalaupun masih terbangun, ya kegiatan kami benar-benar diisi dengan bermain atau becanda nggak penting tapi nikmat :D. Sekarang…… mulailah mereka disibukkan dengan berbagai macam tugas dan latihan-latihan soal *__*. Mama pun juga ikutan mumet ngelihat soal-soal yang tertera di buku sekolah mereka.

Baca juga:

4 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orangtua Saat Anak Bermain

4. Saya rindu bisa mengajak mereka bepergian tanpa harus bersaing dengan teman-temannya atau dengan PS-nya

Dulu ya, kapan saja saya mengajak mereka pergi, sudah pasti mereka nggak bisa menolak dan senang-senang aja bisa jalan-jalan sama mama, hehehe. Sekarang, bisa lho kadang-kadang mereka lebih mau main sama teman-teman di rumah atau main PS baru. Kalau sudah begini, rasanya kok ya nelangsa banget si mama :(.

Baca juga:

Apakah Normal Saat Anak Laki-laki Bermain Mainan Anak Perempuan?

5. Saya rindu saat diskusi terberat antara saya dengan mereka hanyalah soal mereka tidur tepat waktu atau meminta mereka stop bermain air di saat mandi

Sekarang………. saya harus bersinggungan dengan penjelasan tentang mimpi basah, ketakutan terhadap konten-konten horror di internet, menghadapi anak yang lagi naksir lawan jenis, menghibur saat anak ditolak masuk ‘geng’ sekolahnya dsb.

Baca juga:

Ini yang Saya Lakukan Saat Anak Meminta Buat Akun Instagram

Jadi pesan saya untuk mommies yang anaknya masih bisa diuwel-uwel seenaknya, beneran deh, nikmati masa-masa itu karena semua akan berubah dalam sekejap mata.

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan