Belajar Menjadi Orang Baik dan Cerdas

Others

fiaindriokusumo・01 Feb 2017

detail-thumb

Kalau kebencian ditambah dengan kebodohan bisa menular dengan cepat, seharusnya kebaikan dicampur dengan kecerdasan bisa menyebar dengan lebih cepat lagi.

The Power of Loving and Forgiving - Mommies Daily

Jujur saja, beberapa waktu belakangan ini saya sempat malas membuka social media, terutama Facebook. Tahu sendiri dong, menjelang pilkada (terutama pilkada Jakarta) semakin banyak ‘manusia cerdas’ yang kerap membuat status memprovokasi atau share berita abal-abal. Saya bukan pendukung salah satu paslon (lha wong KTP aja cap-nya Bekasi kok), tapi tetap aja membaca cuitan di social media membuat hati saya kesal. Maka dari itu saya berterima kasih dengan adanya tombol unfollow, ahahaha.

Saya juga sudah agak lama malas menonton berita di televisi atau Koran (padahal saya masih setia berlangganan Koran Kompas), karena ya itu lagi, berita buruk lebih banyak mendominasi dibanding berita baik. Pembunuhan, pemerkosaan, tuntut sana tuntut sini, pelecehan, belum lagi beragam penyakit atau berita tentang tingkah polah Trump *__*. Duh kok kayaknya capek banget ya.

Terus saya mikir, kalo semakin banyak orang menebar kebencian, kenapa saya tidak melakukan sebaliknya? Banyak orang kasar di sekitar kita? Kenapa kita tidak menjadi orang yang santun? Banyak orang yang hobi menebar kebencian? Lawan dengan menebar hal-hal positif. Semua dimulai saja dari diri kita sendiri. Tunjukkan saja bahwa level kita berbeda dengan mereka. Banyak cara yang lebih elegan untuk menunjukkan ketidak sukaan atau ketidak setujuan kita.

Jadilah orang yang membuat suasana lebih adem. Jadilah orang yang membuat lebih banyak orang tersenyum. Saya percaya kok, kalau kebencian ditambah dengan kebodohan bisa menular dengan cepat, seharusnya kebaikan dicampur dengan kecerdasan bisa menyebar dengan lebih cepat lagi.

Jadi, di sisi mana kita mau berada?